Poem Anthology part 2

Tadi nyampe toko, beberes bentar dan langsung buka tablet. Ada beberapa notifikasi, salah satunya email masuk di gmail. Salah dua emailnya dari sister editor sekaligus pemilik penerbitan yang akan menerbitkan antologi puisi di amrik sana.
Email yg satu berupa draft pertama yg dikirim ke semua penulis. Diminta untuk mereview dan memberi masukan. Email satunya individual berisi puisi masing masing. Diminta mereview hasil editannya. Jika ada revisi boleh.
InsyaAllah rencananya antologi ini akan diterbitkan sebelum mother day, agar bisa dijadikan hadiah pada hari spesial tersebut.

Timbal Balik


Saya ketika membaca buku berbahasa Turki, pasti ada beberapa kata baru yang tidak dimengerti. Baik itu bahasa Turki ataupun Turki Ottoman (osmanlıca).
Otomatis saya akan bertanya ke orang yang sedang berada di dekat saya (orang turki tentunya). Kalau sedang sendirian, saya tulis dulu kata katanya, atau saya tandai di buku (jika buku punya sendiri). Jika sedang di rumah, bisa langsung tanya ke mbah gugel (internet koneksi di rumah cepet, di toko wifinya nebeng jadi sering slow motion).
Nah, kemaren, saya tanya ke anak, ga ngerti katanya. Pas suami datang, saya tanya ke doi. Tapi doi ga mau bantu. Saya pun keluarin ancaman seperti ini, "OK. Kalo ga mau bantu. Berarti jangan minta bantuan untuk ngerjain tesis dan tugas tugas kuliah. Kerjain aja sendiri."
Dengar ancaman itu, doi langsung nyamperin dan ngebantu nerjemahin kata kata yang ga dimengerti 

Turis Arab dan English

Summer tahun lalu, ada seorang turis arab (cowo) belanja di toko saya. Ia ditemani oleh temannya orang turki (cowo juga). si temannya ini yg terjemahin ke turkish. Saya pikir cowo arab ini ga bisa english, saya pun ngomongnya turkish ke temennya ini. Setelah beres pembayaran, barangnya saya masukin kantong dan kasih ke turis arab ini seraya bilang "thank you very much". Si turis bengong dan bilang gini, "oh you can speak english." 
"Yes," ucap saya.
"Tau gini, dari tadi kita ngomong english," katanya.

Belum Rezeki

Kemaren, suami bilang gini, "Sebelum kamu datang, ada turis Iran liat liat baju di depan. Oleh pegawe toko sepatu di sebelah, turis yg customernya itu seperti yang dilarang utk melihat lihat baju di toko ini. Oleh pegawe itu, si turis dibawa ke toko baju yang lain." Toko baju itu hanya terhalang 3 toko saja, yang jaraknya hanya sekitar 15 meter dari sini. Yahhh mungkin belum rezeki kami.
Summer tahun lalu juga saya mengalami hal serupa. Biasanya pedagang di daerah bazar, suka mengantar customernya yang mencari pardesu, ferace/abaya, tunik, dan semacamnya ke daerah kami. Jika si turis yg dibawanya membeli di tempat kami, maka mereka dapat komisi 10% dari penjualan. Suka ada abang abang yang langganan membawa turis ke toko saya.
Nah, suatu hari, ada abang abang yang membawa sepasang turis. Saya ga kenal abang ini. Sepertinya abang ini udah punya toko langganan di sebelah utara. Ketika melewati toko kami, si turis sambil lihat lihat dan matanya tertuju pada satu ferace. Sepertinya dia suka. Dia bilang ke si abang untuk berhenti tapi si abangnya ga mau dan ngajak turis ini jalan terus mengikutinya.
Beberapa saat kemudian, turis tersebut datang ke toko saya tanpa si abang yg ngantar. Mereka pun membeli ferace di toko saya. Kalo udah rezeki ga akan kemana 

Awal Spring 2018 di Alanya


Di kota lain, bunga tulip baru mekar indah. Di Alanya, sejak pertengahan Maret, tulip tulipnya udah rontok.
Coz tulip di Alanya tahun ini mekarnya terlalu dini. Pertengahan Februari udah mekar tulip di Alanya.
Sekarang petugas pertamanan di Alanya udah mulai membabat rerontokan tulip untuk diganti dengan bunga bunga yang lain.
Padahal si saya belum selfi selfi sama si tulips hiks 

[New Anthology] Meraih Bintang Surga


Segera terbit antologi cernak
MERAIH BINTANG SURGA
Open PO 21 Maret - 4 April, harga 55ribu (belum ongkir dari cirebon)
yang berminat kirim inbox data sbb
Nama lengkap
Alamat kirim
No hp
Jumlah pesanan



Ceria Ramadhan Best Seller


Alhamdulillah buku ini dalam masa PO sudah tembus 20ribu order.
Terima kasih untuk para pemesan.

Tentunya ini adalah hasil dari kerjasama tim yang solid. Para kontributor, penerbit, dan reseller. Terima kasih semua.

Bagi yang belum order, masih bisa order kok. Karena telah dibuka PO tahap kedua.

#BestSeller
#BestSellingBook
#BestSellerBook
#BestSellerChildrenBook



Semangat Menyambut Ramadhan dengan Ceria Ramadhan

Alhamdulillah dapat berkontribusi untuk menulis buku ini. Semoga buku ini dapat memberikan banyak manfaat bagi para pembacanya.
Lagi lagi alhamdulillah, dalam masa PO ini order buku sudah tembus belasan ribu eksemplar.
Buku ini siap menjadi teman Ramadan anak anak Indonesia.
Semangat menyambut Ramadan.
Thx to mak Efa (udah curcol dan jadi buku ini), neng Nova, Icha, mba Yeni (untuk vidionya), mba Diah, mba Mimie, mba Hera, mba Rara, mba Febri, mba Dian Ikha, mba Utami, mba Riana, mba Dery, mba Wulan, mba Alia, mba Tita, mba Ida, mba Nita, mba Sri, mba Adhya, mba Muyassaroh, mba Anindita, mba Yeti, mba Dian Restu.


Akan turun salju?


Kamis sore, seperti biasa nongkrong di lapak si teteh di depan toko. Saat itu ngobrol bertiga, saya, si teteh, dan seorang bapak. Sambil ngobrol, si teteh mantengin prakiraan cuaca di hp nya.
"Wah nanti sabtu malam jam 11 sampe minggu jam 6 pagi akan turun salju," kata si teteh kaget.
"Hah, berarti entar minggu pagi di mana mana putih donk," ujar saya ikutan kaget.
"Itu beneran prakiraan cuaca di alanya?" tanya si bapak.
"Iya, saya sih liat alanya," ucap si teteh sambil berusaha mencari nama kota di prakiraan cuaca tersebut.
"Sini saya cariin," timpal saya sambil mengambil hp nya.
Ternyata yang dilihatnya adalah prakiraan cuaca untuk wilayah LONDON hehehe 
Saya pun mengembalikan kota alanya untuk prakiraan cuaca di hp si teteh.
Padahal udah seneng aja akan melihat alanya memutih di minggu pagi. Tapi untuk sekarang hanya bisa menghayalkan saja 

Duka menyelimuti alanya


Hujan cukup deras mengawali pagi ini. Selain rahmat dari Allah, sepertinya langit Alanya menangisi kepergian seorang syahid. Hujan pagi itu pertanda duka untuk alanya.
Hari ini, salah satu putra terbaik Alanya gugur syahid di Diyarbakır. Allah rahmet eylesin. 
Tadi pagi dan setelah duhur, terdengar pengumuman tentang tentara syahid ini. Diberitahukan bahwa akan dikebumikan setelah ashar.
Menjelang siang, suami datang ke toko karena akan menghadiri rapat yang tempatnya dekat sini. Ia pasang dulu bendera Turki untuk menghormati sang syahid.
Başınız sağolsun Alanya.
Şehitler ölmez vatan bölünmez.

Menagih Utang

Tadi mendengar suara helikopter, saya keluar untuk melihat helikopter apa. Warnanya sih merah putih, ga tau helikopter apa. Lalu, depan toko ada seorang cewe sedang bicara di telpon dengan suara keras seperti sedang berantem dengan lawan bicaranya. Saya perhatikan cewe ini. Dia ga diam di satu tempat. Sambil nelpon, dia jalan ke sana kemari, nyebrang, terus nyebrang lagi. Setelah teleponnya beres, dia berjalan menuju toko saya.
Saya sapa layaknya menyapa customer. Si cewe langsung masuk ke toko dan menangis.
Aduh saya jadi bingung. Ga kenal pula. "Kenapa?" tanya saya. "Duduk dulu," tambah saya sambil ngasihin kursi untuk duduk. Si cewe duduk dan lanjut menangis. Saat itu teman saya (seorang ibu turki) datang. Teman ini sering datang ke toko untuk ngobrol dengan saya. Untung teman ini datang, jadi bisa membuka obrolan dengan cewe ini. Mereka sama sama turki.
Ditanya dech kenapa dia nangis. Ternyata tadi tuh dia nelpon nagih utang. Yg punya utang masih kerabatnya. Udah bertahun tahun utang itu ga dibayar. Ditagih malah si cewe ini dihina sampe si cewe ini nangis karena sakit hati. Karena temenku ada di sini, si cewe ini pun ga lama lama di toko saya. Dia pun pamit pergi.
Aduhh aya aya wae hari ini

Turis Irak dan Penjahit


Dua hari lalu sepasang turis Irak belanja di sini. Si istri membeli ferace. Awalnya sih ingin ferace yang pake kancing. Dia ga peduli mau model gimana, asal cukup aja di badan. Saya kasih tunjuk yang berkancing. Dicobanya yang warna hitam no 48. Menurut saya ukurannya pas. Tidak terlalu ngepas di badan, juga tidak terlalu longgar. Jadi tidak memperlihatkan bentuk tubuh. Tapi menurut suaminya, ukuran segitu kurang gede. Si istri minta model lain yg ukuran lebih besar. Ketika saya mau nurunin no 52 sesuai permintaan, eh dia minta no 56 aja. Saya sih nurut aja, toh dia yang akan pake.
Saya berikan no 56 dan dicobanya. Suaminya ok dengan ukuran itu. Hanya bagian bawah perlu dipotong dikit. Saya bilang bahwa urusan potong gratis. Dia minta diukur seberapa dipotongnya. Saya bilang kita ke penjahit sama sama, sekalian di sana diukurnya. Coz kalo saya yang ngukur takut salah.
Suaminya nanya apakah penjahitnya cewe atau cowo. Saya bilang ke istrinya bahwa penjahitnya cowo tapi istrinya ada di sana membantu. Dan nanti si istri yang akan mengukur. Saya ngomong ke si istri karena istrinya yang lancar inggris. Kemudian si istri terjemah arabic ke suami.
Si suami tampak enggan utk ke penjahit cowo. Saya yakinkan ke istrinya bahwa nanti istrinya penjahit yang akan ngukur. Si istri juga kelihatan tampak kesal ke suaminya. Akhirnya ok kita pergi ke penjahit.
Pas mau nyampe ke penjahit, saya mulai deg degan, takutnya istri penjahit lagi ga ada, bisa aja kan dia lagi ada perlu keluar. Ternyata istri penjahit lagi ngobrol di toko sebelahnya. Langsung saya panggil dan minta mengukurnya. Alhamdulillah urusannya beres.

Turis cowo berbahasa rusia

Barusan kedatangan turis cowo berbahasa rusia. Wajahnya sih seperti dari negara pecahan soviet.
Dia liat liat ferace di luar. Saya samperin. trus dia nanya harganya pake bahasa rusia. "Skol ko?" tanya si cowo.
Saya jadi blank angka angka dalam bahasa rusia. "Lir?" saya balik nanya ke dia. Apakah harganya dalam lira maksudnya. Saat itu saya cuma inget angka 100 yaitu sto. Tapi ferace yang ditanya harganya bukan segitu. Pelan pelan ingatan angka mulai muncul. angka 20 (dvasat) yang pertama muncul. Ya udah saya bilang "sto dvasat/120," jawab saya. Lalu dia tanya harga ferace yang lain. Saya pun mempersilakan untuk melihat lihat ke dalam.
Saya tunjukkan ferace ukuran besar. Lalu saya juga menunjukkan ferace yang harga 100 dengan ukuran 48. Rupanya dia mencari ferace ukuran 50 dengan harga yg relatif murah. Dia nunjuk ferace ukuran 50, nanya berapa harganya. Saya bilang kalo yang itu 150. "Ada diskon?" tanya nya. Lalu saya kasih 140. "120 aja," katanya.
Ferace big size itu ga bisa 120, tapi saya tunjukkan ferace ukuran 50 yang lain yang bisa dibeli dengan harga 120. Dia pun ok untuk membelinya.
Dia ngeluarin dompet dan menunjukkan uang lira hanya 100, lalu dia minta ijin utk nuker dolarnya ke money changer. Barang barang dan jaketnya nitip dulu katanya.
saya tunjukin arah ke money changer. Sekembali dari money changer, feracenya saya masukin kantong dan transaksi pun beres. Spasiba 
alhamdulillah

Doa nenek pembeli

Suatu hari di musim panas tahun lalu. Datang seorang nenek berbadan pendek dan bongkok ke toko saya. Beliau ingin membeli jaket. Saya tunjukkan yang sesuai untuknya. Beliau coba dan langsung menyukainya. Saat menanyakan harga, tidak sesuai dengan uang di kantongnya. Jaket ini harganya 50 lira. Si nenek mengeluarkan uangnya, hanya ada selembar 20 lira dan beberapa koin 1 lira. "Maaf nek, saya ga bisa ngasih harga segitu," ucap saya. "Kalo 40 boleh," tambah saya.
Si nenek membuka jaketnya meskipun enggan dan beliau keluar.
Saya pikir si nenek udah pergi jauh, ternyata beliau duduk di kursi di depan toko saya. Jadi kasian melihat si nenek. Saya nelpon suami yang sedang ada kuliah di kota konya untuk nanya apakah boleh jaket itu dijual 20 lira? Sepertinya suami sedang di kelas, ga kedengaran dia ngomong apa. Saya pikir doi setuju dengan 20 lira dan saya tutup telepon. (Padahal doi ga setuju)
Lalu saya meminta si nenek masuk lagi dan saya kasih jaket itu dengan harga 20 lira. Si nenek seneng banget. Si nenek pun melangitkan doa doa untuk saya, lalu pergi.
Selepas duhur hari itu, beberapa turis belanja di toko saya dalam jumlah lira dan dolar yang lumayan. Pokoknya hari itu saya capek tapi seneng.
Alhamdulillah Allah mengabulkan doa si nenek secara kontan 

Melangitkan Doa

MasyaAllah barusan didoakan seorang nenek
doanya bagus banget
Beliau datang ke toko saya bertujuan ingin membeli jaket.
saya tunjukan jaket yang ada
Kemudian beliau suka salah satu jaket untuk summer, dicoba ternyata panjangnya melebihi lututnya karena beliau pendek.
Sebelumnya beliau minta kursi untuk duduk. Saya kasih kursinya. Trus beliau duduk dan nanya apakah saya pemilik baru toko ini. saya pun bilang bahwa ini toko suami. Trus beliau nelpon seseorang dan saya pun mainin tablet daripada bete nungguin yang nelpon.
Seberes nelpon baru dech lanjutin liat liat jaketnya. Trus si nenek bilang kalo dia suka sama saya dan memuji saya. Dia berusaha nyari baju yang pas untuk dibeli. Setiap cust yang datang ke sini dan udah merasa cocok ama saya, selalu berusaha mencari baju untuk dibeli. Tapi kalo Allah tidak menitipkan rezeki saya pada mereka, apa boleh buat? Ada aja yang ga pas. Udah ada warnanya tapi ukuran ga pas. Ukurannya ada tapi warnanya ga suka. Begitu juga dengan nenek ini. Sebelum beliau keluar, bertubi tubi doa dilangitkan olehnya, agar saya dapat banyak customer yang membeli. Doa yang paling keren darinya tadi adalah semoga setiap tanah yang kamu injak membawa keberkahan buat kamu, aamiin YRA.

Perceraian membawa maut


Sudah banyak berita bertajuk ini di Turki. Di tv, koran, internet, dapat ditemui banyak berita seperti ini. Barusan suami nelpon, memberitahukan berita tentang ini dengan korban yang dikenalnya. Suami pun memberikan link berita, saya pun melucur untuk membacanya.
Ternyata yang menjadi korban adalah adik perempuan dari pedagang yang di seberang toko. Si adik ini sedang dalam proses perceraian. Si suami sepertinya tidak mau bercerai dan bermaksud bicara dengan istrinya. Ia datang ke tempat kerja istrinya. Kejadian entah kemaren atau pagi ini. Beritanya sih tayang pagi ini. Si istri tidak mau bicara dengannya dan si suami diminta menjauh. Bukannya menjauh, si suami malah menembaki istrinya ini, si istri pun meninggal di tempat. 20 meter dari tkp, si suami menembak dirinya sendiri. Dalam keadaan terluka parah, si suami dibawa ke rs oleh ambulans. sesampainya di rs, ia dioperasi. Ga tau gimana keadaannya sekarang.
Pantesan aja, toko si pedagang yang di seberang itu hari ini tutup. Ternyata ada kejadian ini 

Berteriak untuk menjelaskan


Awal datang ke Turki (april 2005), saya tidak ngerti bahasa Turki. Saya hanya bisa "merhaba" (halo), "nasılsın" (apa kabar), "iyiyim" (i am fine), teşekkür ederim" (terima kasih), "evet" (ya), "hayır" (tidak), "tamam" (ok).
Orang Turki punya kebiasaan aneh untuk menerangkan pada orang asing yang tidak ngerti bahasanya. Mereka akan berteriak untuk menjelaskan. Seakan dengan berteriak, si orang asing akan mengerti apa yang dikatakannya. Padahal sama saja, malah bikin budeg telinga aja.
Adik ipar saya bilang gini sewaktu istri pamannya berteriak pada saya, "dia ini ga ngerti bahasa turki, bukannya kurang pendengaran. Jadi teriak juga percuma."

Kamu Ngerti Bahasa Turki?



Kemaren sore datang seorang cewe muda ke toko. Saya sapa dengan "merhaba!" (halo) seperti biasanya menyapa customer. Dia menanyakan model ferace dan saya pun menunjukkan padanya. Tentunya dia bertanya dengan bahasa Turki. Ketika saya menanggapinya berarti saya mengerti bahasa Turki, bukan?

Jika saya ga ngerti bahasa Turki, tentunya saya ga bisa menanggapi apa yang diminta. Atau jika saya ga ngerti yang ditanyakannya, saya akan kembali bertanya. Begitu kiranya jika seseorang tidak mengerti bahasa.

Setelah beberapa saat komunikasi antara si cewe (Turki) muda dan saya, muncul pertanyaan darinya. Ketika dia sedang coba ferace, terjadi percakapan kayak gini:
Dia: kamu orang Suriah?
Saya: saya orang Indonesia dan sudah 13 tahun di sini.
Dia: kamu ngerti bahasa Turki, ngerti kan yang saya katakan?

Lho dari tadi kita tuh ngomog bahasa apa sih? Dia nanya, saya jawab. Lalu saya pun jawab begini:
"Bukankah sekarang saya sedang ngomong bahasa Turki?"

Si cewe ini langsung diem denger jawaban saya itu :D

Ketika Perempuan Bersinergi



Kemarin, H-1, kami para emak Indonesia di 5 benua berbahagia karena telah melahirkan karya bersama. Dapat dilihat dari satu pengalaman ini, bahwa ketika perempuan bersinergi, tak ada yang dapat menghalangi.

Jauhnya jarak bukanlah hambatan berarti untuk kami berkarya. Internet mempermudah, dan mendekatkan jarak kami. Banyak dari kami tidak saling mengenal. Meskipun kenal tapi belum pernah jumpa. Kami saling percaya dalam bersinergi untuk berkarya bersama.

Tentunya telah banyak karya yang dihasilkan oleh para perempuan yang bersinergi dalam jauhnya jarak.

Kita bisa melihat the power of women ketika mereka bersinergi. Marilah kita bersinergi dalam "menggenggam dunia" untuk mencapai ridoNYA.

#HappyWomensDay


Customer Ngeyel dan Rezeki

Kapan hari ada customer yang ngeyel, ibu dan anak ceweknya. Mereka bermaksud membeli blus untuk si ibu. Ngakunya udah langganan di toko ini dan di toko mertua bla bla bla. Kalo udah langganan, berarti tahu donk berapa harga di toko ini dan berapa harga diskonan.

Si ibu suka dengan salah satu blus dan dicobanya, ternyata cukup. Harga blus 40 lira. Mereka minta diskon karena merasa sudah langganan. Saya kasih 30, last price dan bisa dibilang ini harga beli yg sudah ditambah biaya biaya. Mereka ngeyel minta dikurangin harganya. Minta 28 lira. Kalo dikasih harga segitu akan didoakan katanya. Tapi kalo saya ga kasih, mereka ga akan beli dan ga akan pernah beli di toko saya lagi. Saya ga kasih harga tawaran mereka. Biarin ga jadi beli dan ga akan pernah beli di sini lagi juga. Rezeki Allah yang ngatur, bukan mereka. Menurut saya lebih baik ga punya customer kayak gitu. Ngapain selalu minta diskonan yang sangat rendah. Bukankah jualan itu untuk mendapatkan keuntungan?

Tadi, selepas adzan duhur, saya keluar bertujuan ke mushola untuk salat duhur. Baru jalan beberapa langkah, ternyata ada customer mau masuk ke toko saya. Saya pun balik lagi melayani mereka dulu. Customer ini menyukai blus yang kapan hari ditawar 28 lira itu. Customer ini tidak banyak menawar. Saya menjual blus ini seharga 35 lira pada mereka. Alhamdulillah :)


[New Anthology] Ceria Ramadhan di 5 Benua - 25 Negara



Segera launching
Antologi CERNAK
CERIA RAMADGAN DI 5 BENUA - 25 NEGARA

Melon Mini Imut


Melon mini imut 1 lira
Melon = kavun (dibaca: ka-wun)


Melon imut (segede jeruk washington)
Maniissss, tak berbiji.
Tadi pagi beli lima, 1 lira/buah.
Satu biji udah dinikmati berdua sama si pirang.


Indonesium


Kemaren (kamis) sore, lagi duduk duduk di lapak si teteh (depan toko), tiba tiba dengar sesuatu yg mengejutkan. Emang di lapak sebelah kanan si teteh mencoba berkomunikasi english seadanya dengan sepasang turis. Kemudian si turis cewek sepertinya menyebutkan kalimat syahadat. Yang terdengar oleh saya bagian akhirnya saja. "...Muhammadarrasululllah, insyaAllah," kata si turis dan berlalu dari sana.

Saya perhatikan pasangan turis ini. Kemudian mereka mampir ke lapak seorang nenek di sebelah kiri si teteh. Mereka tertarik dengan cengek. Mereka coba komunikasi dengan bahasa turki seadanya dan campur inggris. Si nenek ga ngerti inggris, lalu saya samperin mereka. Saya coba bantu terjemahkan.

Pasangan turis ini seperti familiar melihat muka saya. "Indonesium?" tanya mereka pada saya.
"Ya, Indonesia," jawab saya sambil tersenyum. "Where are you from?" tanya saya.
"From Russia," jawabnya.
Mereka senang mendengar jawaban saya, dan lanjut bercakap. "Kami pernah tinggal di Indonesia 2 tahun," katanya.
"Wow, di kota mana?" tanya saya.
"Bali, Surabaya,...," jawab mereka.
"Saya dari Bandung," ucap saya.

Kembali ke masalah cengek, ternyata ga sepakat harganya. Menurut mereka kemahalan. Katanya di Indonesia murah, 2$ bisa dapet sekilo hehe. Ga tau mereka tahun berapa tinggal di Indonesia.

Lalu saya kasih tahu bahwa saya pemilik toko di belakang lapak ini. "That is my shop," ucap saya pada mereka sambil menunjuk ke toko.

Semoga aja lain waktu mereka bisa mampir untuk sekedar berbagi cerita tentang Indonesia 

[Jual e-book] Aktivitas Seru Ramadan

Ramadan sebentar lagi... Kita sambut Ramadan dengan suka cita :) Ini lo ada ebook aktivitas yang seru untuk Ramadan. *** Aktivitas Seru Rama...