Showing posts with label tribunjambi. Show all posts
Showing posts with label tribunjambi. Show all posts

Ikut Cemas

citizen journalism Tribun Jambi 14 november 2010

***

Ikut Cemas


Akhir tahun 2010 Indonesiaku menangis lagi, bencana besar melanda negeriku kembali. Wasior pun belum pulih disusul dengan dua bencana besar yang salah satunya sampai saat ini belum menandakan akan berakhir.


Terjadinya tsunami mentawai saya ketahui dari berita tv di salah satu chanel swasta disini (Turki). Saat itu (26 oktober, petang hari) diberitakan bahwa terjadi gempa berkekuatan 7.2SR di Indonesia. Saya pun langsung online di internet untuk mencari berita tersebut dan siapa tahu teman-teman di facebook ada yang menulis status tentang ini. Saat itu ada salah satu teman di bandung yang sedang online di facebook, saya tanya ke dia tentang berita ini tapi sayang temanku itu malah belum tahu tentang ini. Saya terus mencari berita gempa itu dan saya pun mendapat berita yang dimaksud. Yang ada dipikiran saya adalah bencana tsunami ini tak jauh beda dengan bencana tsunami di aceh akhir tahun 2004 silam.


Tak dinyana, pada hari yang sama sang merapi di jawa tengah “marah-marah” yang menimbulkan bencana besar. Yang mana sampai saat ini “kemarahannya” belum bisa dibendung.


Sebagai wni yang tinggal di Turki, tentu saja saya merasa cemas jika mendengar terjadi bencana di tanah air. Seperti sekarang ini bencana besar melanda negeri tercinta, meskipun orang tua dan sanak saudara jauh dari tempat terjadi bencana tapi mereka yang tertimpa bencana adalah saudara sebangsaku juga. Ingin sekali menjadi relawan membantu langsung di tempat kejadian tapi apa boleh buat hal itu tak memungkinkan untuk saat ini tapi setidaknya doa kepada yang Maha Memiliki alam ini selalu terkirim.


Setiap terjadi bencana di Indonesia, orang sini (baik itu kerabat atau orang lain yang mengenal saya) jika ketemu saya pasti akan menanyakan perihal bencana yang terjadi dan juga menanyakan kabar keluarga saya apakah selamat dari bencana. Mereka tidak tahu bentuknya indonesia itu seperti apa dan sebesar apa. Mereka tidak tahu bahwa indonesia itu negara kepulauan. Jadi mereka pikir kampung saya itu (bandung) terkena tsunami dan dekat dengan gunung merapi yang sekarang masih “marah-marah”.


Kadang saya malas untuk menjawab, kadang saya merasa malu. Tapi setelah berfikir jernih kenapa saya harus malu. Meskipun bencana bertubi-tubi melanda indonesia, saya tak perlu malu karena bencana datang dengan sendirinya. Dan memang saya harus menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka karena memang meraka tidak tahu dan saya harus menjelaskan kepada mereka. Pada suami pun banyak yang menanyakan tentang hal ini. Di Turki pun sering terjadi bencana seperti banjir dan gempa yang terjadi di kota lain, saya pun akan kebagian pertanyaan dari orang-orang di kampung halaman mengenai bencana yang melanda Turki.


Setiap hari saya usahakan untuk update berita di internet tentang bencana yang sedang melanda indonesia. Di tv pun selalu ada berita update korban bencana indonesia. Tak terasa air mata ini meleleh ketika membaca dan melihat berita itu. Dengan teman-teman di yayasan ACIKITA (Aku Cinta Indonesia Kita, http://acikita-foundation.org) yang mana saya sebagai wakil sekretaris disana, berusaha menggalang dana untuk disalurkan kepada para korban.


Semoga bencana ini segera berakhir dan para korban yang selamat semoga selalu diberi kesabaran dan ketabahan dalam menghadapinya. Dan juga semoga kita semua selalu ada dalam perlindungan Allah SWT, amiin.

Alanya, 8 November 2010

twister di alanya

citizen journalism Tribun Jambi, sabtu 18 September 2010

*******
Twister di Alanya

Rabu (1 September 2010), terlihat sesuatu yang aneh di laut mediterania. Saya melihat sesuatu memanjang dari langit turun ke laut yang kemudian saya sadar bahwa itu adalah angin puting beliung atau twister atau hortum dalam bahasa Turki. Di Alanya sudah sering terjadi twister dan saya hanya melihat di berita tv saja. Tapi kali ini saya dapat melihat dengan mata kepala sendiri fenomena alam ini.


Efek dari lamanya cuaca panas yang kemudian diikuti dengan hujan menyebabkan terjadinya twister di laut Alanya. Cuaca panas yang ekstrim mencapai 55 derajat kemudian turun beberapa derajat dan kemudian drop menjadi 30 derajat dan diikuti hujan menyebabkan terjadinya twister pada hari itu.


Hari itu pagi menjelang siang, ketika saya akan membaca Quran di dekat pintu balkon (karena saat musim panas saya suka membaca Quran disana agar dapat terangin-angin dari luar). Sebelum membuka Quran saya palingkan wajah keluar yang mana dapat terlihat panorama kota Alanya dan laut mediterania, sejenak saya tertegun dengan pemandangan aneh yang baru pertama kali saya lihat. Sedikit berfikir apakah gerangan yang saya lihat ini? Apakah ini yang namanya twister? Karena hanya di berita tv dan di film-film saja saya melihat twister, belum pernah melihat bentuk nyatanya.


Setelah merasa yakin bahwa yang kulihat adalah twister, saya pun berlari menuju kamar tidur untuk mengambil kamera dan saya pun mengabadikan momen fenomena alam tersebut tapi sebelumnya saya simpan dulu Quran di tempat yang aman yang kemudian saya baca setelah momen twister selesai.


Subhanallah dalam satu waktu terdapat dua twister berdampingan. Satu yang nampak jelas dan satu lagi hanya nampak bagian atasnya saja karena bagian bawah tertutup awan tebal. Kedua twister tersebut bergerak menuju barat. Semakin ke barat menjadi kebalikan, yang tadinya nampak jelas menjadi tertutup awan dan yang tadinya tertutup awan menjadi nampak jelas. Ketika kedua twister ini menuju barat, di sebelah timur muncul lagi satu twister baru. Yang baru ini ukurannya lebih kecil dari yang dua pertama dan si kecil ini hanya sebentar saja nampak karena awan tebal datang menghampirinya.


Sembari mengabadikan twister tersebut dengan kamera, untuk lebih meyakinkan diri bahwa yang sedang saya abadikan tersebut benar-benar twister saya pun mendengar tetangga yang sedang mengobrol antar balkon di tengah hujan “gordun mu hortum deniz'e indi?” (lihat tidak twister turun ke laut?) dan tetangga tersebut pun bertanya ke anak saya yang sedang di balkon bersama saya “emine hortum'u gordun mu? Bak annesi hortum'u cekti. (emine lihat twister? lihat ibunya sedang memotret twister)


Alhamdulillah pada hari itu twister hanya bergerak di laut saja tapi di beberapa daerah seperti Konakli, Turkler dan Payallar mendapat efeknya ke daratan yang mana terdapat sedikit kerusakan pada greenhouse dan kaca-kaca gedung. Di Alanya memang sering terjadi fenomena alam ini dan suka menimbulkan kerusakan di darat karena twister yang terjadi di laut bergerak ke daratan.

Lailatul-Qadar di Turki

citizen journalism Tribun Jambi, selasa 7 September 2010

*******

Lailatul-Qadar di Turki


Ramadan adalah bulan ke-9 dalam kalender Hijriyah, pada bulan ini umat muslim di seluruh dunia melaksanakan ibadah puasa begitu pun dengan umat muslim di Turki. Ramadan tahun ini adalah Ramadan ke-6 untuk saya di Turki dan merupakan Ramadan kedua yang bertepatan dengan musim panas. Subhanallah panas terik tahun ini mencapai 55 derajat. Panas terik seperti ini membuat badan lemas tak bertenaga tapi alhamdulillah lapar dan haus tidak terasa. Musim panas dengan waktu siang relatif panjang yang menyebabkan waktu puasa pun menjadi lama. Setengah lima pagi adzan subuh sudah berkumandang sedangkan adzan maghrib baru berkumandang pukul delapan malam (awal Ramadan), makin mendekati akhir Ramadan waktu subuh semakin mundur dan maghrib pun semakin maju beberapa menit. Ada yang unik disini, setelah adzan maghrib berkumandang selalu diiringi dengan dentuman meriam. Dentuman meriam ini merupakan tradisi peninggalan dari zaman kesultanan Ottoman yang mana pada masa itu untuk waktu iftar ditandai dengan dentuman meriam.

Seperti hal nya di Indonesia, pada malam hari mesjid-mesjid akan penuh oleh orang-orang yang melaksanakan salat tarawih. Disinipun demikian kaum muslimin berbondong-bondong memenuhi mesjid-mesjid terdekat untuk melaksanakan salat tarawih.

Pada sepuluh malam terakhir terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Malam itu adalah Lailatul-Qadar yang mana dalam bahasa Turki disebut Kadir gecesi (malam kadir). Pada malam ini dipercaya sebagai permulaan diturunkannya Al Quran. Tidak ada yang tahu kapan Kadir gecesi itu berlangsung tetapi dipercaya akan terjadi pada sepuluh malam terakhir Ramadan.

Dalam al-Quran, Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al-Quran) ini pada Malam Lailatul-Qadar, Dan apa jalannya engkau dapat mengetahui apa dia kebesaran Malam Lailatul-Qadar itu? Malam Lailatul-Qadar lebih baik daripada seribu bulan. Pada Malam itu, turun malaikat dan Jibril dengan izin Tuhan mereka, kerana membawa segala perkara (yang ditakdirkan berlakunya pada tahun yang berikut); Sejahteralah Malam (yang berkat) itu hingga terbit fajar!" (Quran, Al-Qadr 97: 1-5)

Tanda-tanda terjadinya malam mulia tersebut adalah sebagai berikut:

  • Malam itu tenang dan hening, keadaannya tidak dingin dan tidak panas

  • pagi harinya, matahari terbit dengan cahaya yang tidak tajam

  • pada malam kadir tidak akan terdengar suara gonggongan anjing (jika di sekitar terdapat anjing)

  • air laut tidak terasa asin

Malam Kadir tidak diketahui pada malam keberapa akan terjadi tapi dalam beberapa hadits disebutkan bahwa malam Kadir terjadi pada bulan Ramadan yang dipercaya akan terjadi pada malam ganjil di 10 malam terakhir. Ada pula pendapat yang menyatakan bahwa malam Kadir akan terjadi pada malam ke-27.

Sementara menurut jumhur ulama, Lailatul Qadar berlaku pada malam yang sama pada setiap Ramadan yaitu pada malam 27 Ramadan. Ini berdasarkan hadis Rasulullah daripada Ubai bin Ka'ab yang diriwayatkan oleh Tirmizi dan hadis dari Mu'awiyah yang diriwayatkan Abu Dawud. "Saya mendengar Rasulullah bersabda carilah Lailatul Qadar itu pada malam 27."

Malam Kadir di Turki terlihat mengikuti hadits yang merujuk pada malam 27. Ramadan tahun ini, saya lihat pada jadwal imsakiyah sudah ditandai bahwa malam Kadir jatuh pada tanggal 5 september 2010 yang berarti 26 Ramadan (malam 27). Pada malam ini orang-orang akan lebih memperbanyak kuantitas ibadahnya dibandingkan dengan malam-malam yang lain karena malam ini lebih baik dari seribu bulan. Pada malam ini umat muslim Turki merayakan malam yang mulia dan saling mengucapkan selamat seperti halnya pada hari raya. Ucapan selamat sebagai berikut: Kadir gecemiz mubarek olsun (selamat malam kadir mubarak).

Di masjid-masjid setelah salat tarawih tidak langsung bubar melainkan melaksanakan ibadah lainnya seperti salat sunat, bertasbih, berdoa dan ada pula yang membaca Quran. Pelaksanaan salat sunatnya itu berbeda setiap masjid. Ada yang melaksanakan salat kadir gecesi (4 rakaat), ada pula yang melaksanakan salat tasbih dan ada pula yang hanya berdoa (untuk mengganti salat). Intinya pada malam itu kuantitas ibadah di masjid-masjid ditingkatkan.

Meskipun kadir gecesi sudah tentu waktunya, tetap saja tidak semua orang dapat merasakan Lailatul-Qadar karena itu adalah rahasia Allah dan hanya orang-orang yang beriman dan bersungguh-sungguh dalam beribadah yang akan mendapatkannya.


Alanya, 27 Ramadan 1431 H

Dian Akbas


 

Tip dari turis Albania

  sewaktu nongkrong di depan toko ada ibu ot yang nanya harga jaket yang digantung di atas pintu (otomatis menghadap ke toko). pas balik bad...