Hutang yang terbayarkan

Dua tahun lalu, suami saya kedatangan customer laki laki yang ingin membeli ferace/abaya untuk istrinya. Si suami ini bekerja di alanya, sedangkan istrinya tinggal di kampung halaman yang terletak di daerah timur turki.
Si suami membeli ferace dan membawa ke kampung halaman. Suami saya bilang kalau kekecilan atau kegedean, bisa ditukar tapi jangan kelamaan.
Beberapa waktu kemudian, si abang ini datang lagi ke toko. Feracenya kekecilan, minta ditukar dengan yang lebih besar. Si istri minta ditukar juga dengan model yang lain. Video call deh si abang dengan istrinya dan diperlihatkan model yang ada. Si istri suka salah satu model, dan si abang pun menukar dengan model itu ukuran lebih besar. Udah, si abang pulang tuh ke kampung lagi.
Eehhh beberapa bulan kemudian datang lagi, katanya ferace kegedean. Saya tawarkan untuk dikecilkan satu ukuran, tapi si abang ga ada waktu karena udah mepet waktu bus mau berangkat. Ya udah, nanti aja kalo ada model baru lagi. Pergi aja si abang. Kita sama sama bego… saya ga minta no hp atau ngasih no telp toko supaya dia bisa menghubungi, si abang juga ga ngasih no hp.
Blas aja dua tahun berlalu coz tahun lalu dia ga ada datang ke sini. Ramadan tahun ini, akhirnya si abang datang lagi. Waktu dia datang ke toko, saya seperti mengenalnya. Pas dia ngomong, saya langsung ingat sama hutang.
Saya hubungkan dulu dia sama suami saya. Mereka ngomong di telpon. Ternyata dia udah ga kerja di alanya lagi jadi ga ada kesempatan datang ke sini. Ga tau dia kerja apa di kampung.
Suami bilang, dia boleh pilih pakaian yang mana terserah sesuai harga feracenya. Kalo ga ada yang cocok, boleh diambil uangnya. Saya pun katakan demikian ke si abang. Dia nelpon istrinya tapi ga diangkat katanya. Dia pamit keluar dulu. Setelah siang dia balik lagi, katanya istrinya masih ga angkat telpon. Ya udah mendingan saya balikin aja uangnya. Daripada nunggu nunggu lagi. Akhirnya setelah dua tahun, berat megang uang orang lain selama itu. Kalo salah satu dari kita keburu mati gimana coba, nauudzubillah, kalo ditagih hutang di akhirat.

Sudah rezeki titipan Allah


Beberapa minggu lalu datang seorang ibu Rusia. Beliau ukurannya big size. Kemungkinan melihat tulisan big size di depan toko saya, jadi memutuskan untuk masuk ke toko.
Pertamanya menanyakan tunik ukuran besar. Saya tunjukkan yang paling besar dan dicobanya, tapi tidak cukup. Kemudian saya tunjukkan longdress hitam big size. Beliau mencoba model yang satu ukuran paling besar, ternyata kepalanya tidak muat ke lubangnya. Padahal beliau menyukai modelnya. Kemudian mencoba model yang satunya dan cukup, tapi tak menyukai modelnya.
Saya menyerah, ga ada lagi ukuran besar yang bisa dicobanya. Tapi si ibu ini sepertinya enggan keluar dari toko saya.
Apa boleh buat, si ibu pun keluar. Ketika si ibu keluar, saya baru ingat kalau ada ferace/abaya ukuran lebih besar. "Ah, si ibunya juga udah pergi. Masa dipanggil lagi," gumam saya sambil mainin tablet.
Ternyata si ibu tidak langsung pergi. Beliau masih ada di luar melihat lihat baju yang dipajang di luar.
Si ibu melongok ke pintu, "coba lihat sini, yang itu ada ukuran besar?" tanya si ibu sambil menunjuk salah satu ferace.
"Oh yang itu ada," ucap saya sambil mengajaknya kembali ke dalam dan menunjukkan ferace tersebut ukuran paling besar.
Si ibu mencobanya dan cukup. Beliau suka modelnya juga. Hanya minta dipotong sedikit saja bagian bawah. Tanpa menawar, beliau ok dengan harga yang saya tunjukkan di kalkulator tablet. Setelah membayar, kami pun segera ke penjahit untuk membereskannya. Sejam kemudian si ibu kembali ke toko saya untuk mengambil feracenya.
Pantesan si ibu terlihat enggan keluar dari toko saya, rupanya memang beliau sudah membawa rezeki untuk saya yang dititipkan oleh Allah 

Finnish gypsy

Semalam menjelang tutup toko, kedatangan customer dari finlandia. Suami istri dan satu anak cowo. Si istri belanja rok hitam.
Seperti biasa, pertanyaan yg muncul pertama untuk memulai percakapan adalah "where are you from?" 
"Finlandia," jawab si suami. Si istri ga bisa bahasa inggris. Jadi si suami aja yang bicara dan menterjemahkan pada istrinya.
"We are roman," tambah si bapak.
"Romania?" tanya kami.
"No. Finnish roman. Gypsy," jawabnya.
Wahh ini pertama kali kedatangan customer keluarga gypsy. Saya jadi inget telenovela casandra dan grup band gypsy king hehehe.
Sambil minum apple tea, mereka membuka smartphonenya. Terlihat seperti sedang mencari sesuatu di gadget itu. Kemudian mereka memperlihatkan sebuah foto pada saya.
"This is finnish gypsy," ujar si suami sambil memberikan smartphone-nya pada saya. Terdapat foto dua orang wanita, salah satunya adalah si istri.
Rupanya ingin menunjukkan pakaian tradisional finnish gypsy yang dipakai istrinya.
****
İnilah yang saya suka menjadi pedagang di alanya. Bisa bertemu dan berkenalan dengan orang orang dari berbagai negara. Tidak sukanya banyak, tapi ga usah dipikirin. Keep positif.

Turis bikin ribut

Menjelang siang di pasar jumat, terjadi sedikit keributan. Kejadiannya tepat di area depan toko saya.
Awalnya, saya melihat seorang anak kecil (orang asing) yang saya kenal. Sebenarnya sih gak kenal. Hanya saja, beberapa saat lalu, emaknya belanja di toko saya dan anak ini duduk di dalam toko. Anak ini sedang dikerumuni oleh zabıta dan beberapa penjaga toko sebelah yang laki laki. Mereka sedang mencoba menanyai anak ini, tapi sepertinya si anak ketakutan. Maklum, dikelilingi orang tidak dikenal.
Saya mendekati karena merasa tahu anak ini. 

"Kamu coba bicara dengannya. Kayaknya kamu bisa bahasanya anak ini," pinta seorang penjaga toko sebelah.
"Where is your mama?" tanya saya pada si anak.
Si anak masih merasa tidak nyaman dan dia tidak menjawab. Saya menuntunnya dan mengajak ke toko. Saya berharap ortunya akan datang kembali ke daerah sini.
"Kamu kenal anak ini?" tanya seorang zabıta.
"Engga, tapi ortunya customer saya," jawab saya sambil menuntun si anak.

Saya minta si anak duduk di kursi di depan toko. Jika si ibu ngelewat bisa melihat anaknya.
Mata saya jelalatan ke arah pasar. Seketika saya melihat sosok emaknya di seberang toko. Si emak pun terlihat panik sedang mencari anaknya. Langsung saya tuntun si anak dan ngasih tahu zabıta bahwa ortunya si anak ada di seberang.
Alhamdulillah akhirnya mereka bersatu kembali.

Tiba tiba terdengar suara ribut dari arah yang sama, di tempat bertemunya anak dan ortu tadi. Bapak si anak berteriak pada zabıta. Si bapak tidak menginginkan foto anaknya disebarkan. Dia pikir bahwa zabıta memoto anaknya dan akan menyebarkannya. Saya mendekat kembali dan coba men-clear-kan suasana.

Saya tanya ke zabıta apakah ada foto anak itu di telponnya. Zabıta jawab tidak. "Saya hanya menulis pengumuman bahwa anak ini sudah bertemu keluarganya. Kan tadi diumumkan hilang. Nah sekarang udah ketemu. Tapi ga pake foto," kata zabıta. Saya pun menerangkan demikian pada si bapak. Tapi si bapak keukeuh bahwa "no pictures, this is our privacy. Di eropa bla bla bla." Dan si bapak ngomongnya teriak teriak emosi. Zabıta tetap tenang. Dan pedagang (seorang pemuda) yg lapaknya ketutupan mencoba menenangkan juga, " tenang, mereka sudah menemukan anak kamu bla bla bla."
"Shut your fucking mouth," ucap si bapak pada si pemuda.
Aduhh untung si pemuda bisa menahan emosi. Dia tetap tenang dikatai begitu. Tapi zabıta yang lain jadi emosi.
Keadaan jadi panas, saya pun melipir keluar kerumunan. Beberapa menit kemudian, kerumunan bubar.

Zabıta = polisi pamong praja


ALLAH





View Alanya pagi ini, menjelang 8:45.
Menyempatkan capture lukisan ini di tengah gerimis sewaktu menuju halte dekat rumah, untuk naik bus pergi ke toko.

Kembali ke perpustakaan



Hari ini baru ada kesempatan lagi pinjam buku di perpustakaan. Mau naik bus untuk pulang ke rumah, belok dulu ke perpustakaan. Kali ini pinjam dua buku tentang sejarah Ottoman lagi, yaitu:
1. 14-15. Asır Osmanlı Kültür Tarihi -Devlet Düzeni Sosyal Hayat- karya Necdet Öztürk, cetakan pertama September 2014.
2. 99Soruda Osmanlı, karya Erol Özbilgen, cetakan kedua 2012.
"Mau dimasukin ke poşet (kantong plastik)?" tanya bapak petugas perpustakaan sambil menyerahkan kedua buku yang saya pinjam setelah discan untuk mencatat pinjaman.
"Boleh," jawab saya. Saya pikir si bapak mau ngasih kantong plastik hitam. Ternyata si bapak mengeluarkan tas karton bertuliskan 'ilçe halk kütüphanesi'. Wah bagus juga tasnya. Setelah mengucapkan terima kasih, saya dan anak segera keluar dari perpustakaan. Ketika melihat jam, waktu udah menunjukkan 15:30, berarti bus baru saja pergi dari terminal. Itu berarti kami harus menunggu setengah jam untuk bus berikutnya.
Sambil menunggu, kami melipir ke lcw yang ada di ujung jalan, terhalang masjid dari perpustakaan. Cuma cuci mata buat saya. Ada tas backpack warna pink cukup murah yang disukai anak, uangnya pas yang dipunya. Setelah beres ngantri untuk bayar, kami cepat cepat berlari menuju terminal supaya tidak ketinggalan bus. Lumayan ngos ngosan berlari di bawah terik matahari.

Cadar

"Teh, ada cadar?" tanya seorang mbak.
"Ga ada. Tapi saya bisa tunjukkan toko yang ngejual cadar," jawab saya sambil mengajaknya keluar untuk menunjukkan toko tersebut.
Si mbak lalu pergi ke toko yang saya tunjukkan.
Setelah customer di toko saya pergi, saya keluar untuk membetulkan pakaian yang digantung di depan toko.
"Teh, makasih ya udah ditunjukkin tokonya. İni saya udah beli, tapi saya ga bisa makenya. Yang jual kan cowok, dia juga ga bisa," ujar si mbak sambil mendatangi saya dengan membawa kresek isi cadar.
"Sini masuk ke toko, saya tunjukkin gimana makenya," ajak saya. Padahal saya juga belum pernah lihat bentuk cadar itu, apalagi cara makenya. Tapi biarin sok tahu aja hehe.
Saya buka plastiknya. Ternyata ini setelan rok dan khimar plus cadar. Rok dan khimar satu paket 160 lira, sedangkan cadar 15 lira dijual terpisah. Khimarnya kiri kanan bagian bawah ada kancingnya, jika dikancingkan membentuk manset lengan.
Langsung si mbak pake roknya. Dia buka jaket dulu, terus dipake khimarnya. Pas make cadarnya rada bingung. Akhirnya si mbak keluar dari toko saya berkhimar dan bercadar.

Alanya membara

Tiga hari terakhir ini, cuaca di alanya (sangat) panas pake banget. Kemaren lagi ngobrol sama ibu ibu waktu mau wudu, katanya suhu di bawah bayangan seperti di bawah pohon rindang atau emperan toko adalah 42°. Bisa dibayangin suhu di tempat yang langsung tersinari matahari. Bisa jadi 50an degree. Katanya air laut juga memanas. Tadi juga melihat dari dalam bus ke jalan, itu aspal meleleh di salah satu jalan.

Direndos

"ibu masih bisa bahasa sunda?" tanya salah seorang santri ketika hari jumat mampir ke toko saya. ketika itu ada 3 orang santri yang mampir, kami pun ngobrol depan toko sambil minnum teh.
"masih atuh," jawab saya.
kami pun ngobrol ini itu dan ngomongin resep baso.
saya jelaskan dan bagian mengulek bawang putih, kata "mengulek" jadi lupa.
"nanti bawang putihnya diginiin," ucap saya sambil tangan saya memperagakan mengulek.
ehhh kok kata yang keluar malah begini: "direndos bawang putihnya," ucap saya.
serempak kami pun tertawa.
"ohhh diulek ya bu," ucap salah satu santri
"keluar deh bahasa sundanya," ucap santri yang lain.

Belanja lagi

barusan suami nelpon dari toko. ternyata itu customer arab sedang ada di toko dan mau belanja lagi, masyaAllah. alhamdulillah. suami nanya harga, takutnya salah ngasih harga ke mereka. karena mereka nanyain beberapa baju yang kemaren ga jadi dibeli. padahal kemaren udah beli baju untuk menghadiahi 3 orang. sekarang buat hadiah siapa lagi ya? coba kalo mereka datangnya sore hari, pasti ketemu saya lagi. minggu hari libur buat saya. jadi suami yg di toko. tapi ntar sore mau pergi ke festival hari maritim di pelabuhan.

Khamsin (lima puluh)

"do you have khamsin khamsin (lima puluh lima puluh maksudnya)?" tanya saya pada customer arab langganan sambil nunjukin uang seratus lira yang mereka kasih. karena saya ga punya uang lima puluhan buat kembaliannya
"your arabic good," kata si suami sabari seuri 
"yes I am still learning arabic," ucap saya malu.

Kelakuan Orang Kaya

kemaren pulang dari mushola abis solat duhur, ada mobil sedan berhenti depan saya. pengemudinya melihat saya dan memberi isyarat tangan kalo mereka akan ke toko saya.
saya bingung dan mikir, siapa yang di dalam mobil itu. lalu saya langsung klik kalo yang di dalam mobil adalah customer arab langganan saya yang pernah saya ceritakan itu.
"loh bukannya mereka udah pergi. tempo hari mereka bilang akan pergi lusa. tapi kok sekarang udah ada di sini lagi?"
ya memang kemaren saya liat mereka datang ke toko sebelah. mereka pun menyapa saya saat itu. bingung saya dengan kelakuan mereka ini 
sesampainya di toko saya, langsung mereka milih milih baju untuk hadiah. "di mana anak kalian?" tanya saya.
"anak anak di bagdad," jawab si istri.
hah, bagdad. jadi bengong saya. bukannya mereka ini tinggal di jordania?
"waktu itu saya dan anak anak pergi ke bagdad. mereka tinggal di sana dulu dan saya kembali ke sini sendiri," tambah si istri.
saya jadi merasa kenal sama orang kaya yang diceritain oleh mantan asisten itu. yah mereka ini model modelnya orang kaya di cerita itu.
customer saya ini si istri orang irak, suami orang saudi dan mereka tinggal di jordania. di bagdad pastinya ada keluarga dari si istri. sekarang anak anak libur sekolah jadi bisa saja mereka liburan di bagdad setelah dari alanya.
ini suami istri ngapain ya sering banget di alanya? kayaknya buat mereka ini, alanya bagaikan down town saja. ketika perlu beli baju dan sepatu, dengan gampangnya mereka datang ke alanya.
ketika mereka masih di toko, datang customer lain dari maroko. bahasa inggris mereka terbatas. bisanya arabic dan french. alhamdulillah, si istri membantu saya untuk menterjemahkan ke bahasa arab. customer maroko ini pun sukses memborong di toko saya, alhamdulillah.

[Jual e-book] Aktivitas Seru Ramadan

Ramadan sebentar lagi... Kita sambut Ramadan dengan suka cita :) Ini lo ada ebook aktivitas yang seru untuk Ramadan. *** Aktivitas Seru Rama...