Turis bikin ribut

Menjelang siang di pasar jumat, terjadi sedikit keributan. Kejadiannya tepat di area depan toko saya.
Awalnya, saya melihat seorang anak kecil (orang asing) yang saya kenal. Sebenarnya sih gak kenal. Hanya saja, beberapa saat lalu, emaknya belanja di toko saya dan anak ini duduk di dalam toko. Anak ini sedang dikerumuni oleh zabıta dan beberapa penjaga toko sebelah yang laki laki. Mereka sedang mencoba menanyai anak ini, tapi sepertinya si anak ketakutan. Maklum, dikelilingi orang tidak dikenal.
Saya mendekati karena merasa tahu anak ini. 

"Kamu coba bicara dengannya. Kayaknya kamu bisa bahasanya anak ini," pinta seorang penjaga toko sebelah.
"Where is your mama?" tanya saya pada si anak.
Si anak masih merasa tidak nyaman dan dia tidak menjawab. Saya menuntunnya dan mengajak ke toko. Saya berharap ortunya akan datang kembali ke daerah sini.
"Kamu kenal anak ini?" tanya seorang zabıta.
"Engga, tapi ortunya customer saya," jawab saya sambil menuntun si anak.

Saya minta si anak duduk di kursi di depan toko. Jika si ibu ngelewat bisa melihat anaknya.
Mata saya jelalatan ke arah pasar. Seketika saya melihat sosok emaknya di seberang toko. Si emak pun terlihat panik sedang mencari anaknya. Langsung saya tuntun si anak dan ngasih tahu zabıta bahwa ortunya si anak ada di seberang.
Alhamdulillah akhirnya mereka bersatu kembali.

Tiba tiba terdengar suara ribut dari arah yang sama, di tempat bertemunya anak dan ortu tadi. Bapak si anak berteriak pada zabıta. Si bapak tidak menginginkan foto anaknya disebarkan. Dia pikir bahwa zabıta memoto anaknya dan akan menyebarkannya. Saya mendekat kembali dan coba men-clear-kan suasana.

Saya tanya ke zabıta apakah ada foto anak itu di telponnya. Zabıta jawab tidak. "Saya hanya menulis pengumuman bahwa anak ini sudah bertemu keluarganya. Kan tadi diumumkan hilang. Nah sekarang udah ketemu. Tapi ga pake foto," kata zabıta. Saya pun menerangkan demikian pada si bapak. Tapi si bapak keukeuh bahwa "no pictures, this is our privacy. Di eropa bla bla bla." Dan si bapak ngomongnya teriak teriak emosi. Zabıta tetap tenang. Dan pedagang (seorang pemuda) yg lapaknya ketutupan mencoba menenangkan juga, " tenang, mereka sudah menemukan anak kamu bla bla bla."
"Shut your fucking mouth," ucap si bapak pada si pemuda.
Aduhh untung si pemuda bisa menahan emosi. Dia tetap tenang dikatai begitu. Tapi zabıta yang lain jadi emosi.
Keadaan jadi panas, saya pun melipir keluar kerumunan. Beberapa menit kemudian, kerumunan bubar.

Zabıta = polisi pamong praja


No comments:

Post a Comment

Hati-hati

Beberapa bulan lalu, ada 2 turis cantik (asal finland) datang ke toko saya. mereka masuk seperti yang terburu-buru. melihat-lihat tunik dan ...