Tersesat di Labirin Tophane

Tophane adalah nama sebuah kelurahan yang berlokasi di tebing semenanjung berbatu yang menjorok ke laut. Jika berjalan menyusuri jalan-jalan di Tophane terus ke arah atas, maka Anda dapat sampai di Alanya Castle. Tophane ini karena letaknya di tebing, maka tebing ini dibentuk berumpak-umpak seperti halnya terasiring pesawahan di Indonesia. Hanya saja umpak-umpak ini isinya rumah penduduk, bukan sawah untuk menanam padi. Jalan-jalan di dalamnya sempit, hanya cukup untuk berjalan dua orang berdempetan. Mobil tidak bisa masuk ke sini. Dengan jalan-jalan yang sempit dan hampir sama satu dan lainnya, maka saya menyebutnya labirin.

Kelurahan Tophane


Beberapa kali saya tersesat di jalan-jalan tersebut ketika menyambangi Tophane dalam misi ingin mengunjungi masjid bersejarah. Tahun lalu, Tahta Minareli Camii (masjid Tahta Minareli–bermenara kayu) yang merupakan masjid bersejarah selesai direstorasi dan dibuka kembali untuk umum. Saya tertarik untuk mengunjungi masjid ini. Setahu saya sebelumnya, di Tophane ada masjid yang bernama Andızlı camii. Andızlı camii juga merupakan masjid bersejarah. Saya pikir kedua masjid ini adalah masjid yang sama.

Masjid Andizli

Hari Minggu yang cerah menjelang siang sepulang dari Alanya Castle, saya dan anak sengaja jalan kaki melalui kelurahan Tophane. Baru pertama kali ini saya menjejakan kaki di daerah Tophane, padahal ini adalah tahun kesembilan saya tinggal di Alanya, kota di pesisir laut Mediterania, provinsi Antalya, di selatan Turki. Saya tidak mengetahui bahwa jalan-jalan di Tophane mirip satu sama lainnya, seperti labirin. Saya susuri jalannya hingga ke ujung, tapi tak terlihat adanya menara. Kemudian turun menyusuri jalan yang lainnya. Terlihat ada seorang bapak sedang berkebun di halaman rumahnya, saya pun menanyakan lokasi masjid pada si bapak. “Pardon, cami nerede?” (Maaf, masjid di sebelah mana?). Saya tidak menyebutkan nama masjidnya, karena saya pikir hanya ada satu masjid di Tophane. Si bapak pun berusaha menunjukkan arah ke tempat masjid terdekat. “Turun saja ke bawah sini, kira-kira 50 meter,” sambil menunjukkan jarinya ke arah bawah. Setelah mengucapkan terima kasih, kami pun turun ke arah yang ditunjukkan oleh bapak tadi.

Ruangan Masjid Andizli

Barulah terlihat menara masjid yang cukup tinggi. Saya hampiri menara tersebut untuk mengambil foto. Tapi di menara itu tak ada unsur kayunya. Kami ke bawah lagi, dan di sana rupanya pintu masuk masjid. Di tembok dekat pintu masjid tertera tulisan “Merkez Andızlı Camii – Yapım Tarıhi 1277”– yang berarti masjid Andızlı ini dibangun pada tahun 1277. Kami masuk ke dalam masjid, dan saat itu sedang adzan Dhuhur. Di dekat pintu masuk ada tangga ke atas. Ternyata, di ruangan atas adalah tempat shalat untuk wanita. Meski demikian, tempat untuk berwudhu tetap di bawah. Saya melaksanakan shalat sendiri, dan ruangan bawah juga sepi, hanya ada ada dua orang laki-laki yang sedang shalat berjamaah. Keluar dari masjid, ada bapak yang tadi menjadi makmum sedang duduk di teras. Saya bertanya pada beliau tentang masjid ini. “Merhaba, bu cami Tahta Minareli camii mı?” (Apakah benar ini masjid Tahta Minareli?). “Oh bukan, ini Andızlı camii. Ini juga masjid bersejarah peninggalan Selçuk yang dibangun oleh Emir Bedrüddin. Masjid ini juga disebut masjid Emir Bedrüddin. Kalau masjid Tahta Minareli di sebelah sana,” jelas si bapak sambil menunjukkan jarinya. 

Masjid ini disebut Andızlı camii karena terdapat pohon andız di dekatnya. Andız dalam bahasa latin adalah Juniperus drupacea sedangkan dalam bahasa Inggrisnya disebut Syrian Juniper. 

Tempat berwudhu di Masjid Andizli

“Saya juga mau ke masjid itu tapi sedang menunggu imam yang mau memberikan kuncinya. Tapi hari ini (Minggu) tutup, kalau hari biasa dibuka setiap waktu shalat,” tambahnya. Setelah mengucapkan terima kasih atas penjelasannya, kami pun melangkah keluar masjid dan menuruni tangga menuju ke jalan di bawah. Ternyata di bagian bawah bangunan masjid ini adalah kantor kelurahan Tophane. Saya menyusuri jalan yang tadi ditunjukkan oleh jari si bapak. Tapi bapak tadi tidak bilang ke arah mana, padahal di sana terdapat persimpangan. Ada jalan ke bawah dan ada jalan ke atas. Saya yang sok tau, mengambil jalan ke bawah dan ternyata kesasar.

Masjid Tahta Minareli

Akhirnya saya naik ke jalan yang di sebelah atas dan bertanya ke seorang bapak yang sedang parkir motor di sana. “Pardon, Tahta Minareli camii nerede?” (Maaf, masjid Tahta Minareli di mana ya?) Si bapak menunjukkan jarinya ke sebuah menara masjid yang terlihat jelas dari dari tempatnya. Saya pun melanjutkan perjalanan. Ketika akan sampai di masjid beberapa langkah lagi, kami disapa oleh seorang ibu dan diminta untuk mampir ke tempatnya di dekat kebun. Kami pun mampir. Seperti kafe tenda di kebun. Di sana ada beberapa wanita, sepertinya mereka sedang ngumpul-ngumpul. Saya merasa curiga dan melihat sekeliling. Si ibu juga bertanya beberapa hal. Pertanyaan standar, seperti asal dari mana? Sedang apa di sini? Si ibu menawari minum çay (teh dalam bahasa Turki) dan makan gözleme (semacam roti bundar tipis yang berisi kentang rebus atau keju putih dengan parsley atau bayam). Saya bertanya dalam hati, “ini benar-benar nawarin atau….?” Pandangan saya tertuju pada sebuah (semacam) balliho yang terpajang di dekat pintu masuk tempat ini. Di baliho tersebut tertulis çay, gözleme, dll. “Ohhhh ternyata si ibu ini berjualan rupanya,” gumamku dalam hati. Untung saya belum mengiyakan tawarannya. Kalau iya, nanti di akhir kunjungan saya ditagih dong. :D

Pintu masuk Masjid Minareli

Bukannya ogah jika diminta membayar, karena saya dan anak memang sudah membawa perbekalan untuk perjalanan ini, sebagai antisipasi agar tidak jajan, karena kami tahu kalau jajan di tempat wisata biasanya harganya lebih mahal. Jadi kami membawa perbekalan di tas kami masing-masing. Ada beberapa kafe semacam ini di daerah Tophane. Saya pun berpamitan pada ibu tersebut dan semuanya yang ada di sana, dan melanjutkan perjalanan ke masjid Tahta Minareli. Benar-benar menaranya terbuat dari kayu murni, tidak ada semennya. Masjidnya kecil. Sayang tidak bisa masuk ke dalamnya. Hanya bisa masuk ke halamannya saja. Menurut literatur yang ada, masjid ini dibangun pada tahun 1173. Berarti masjid ini lebih tua dari Andızlı camii, sekaligus merupakan masjid tertua di Alanya. Tapi belum diketahui pada jaman kerajaan apa masjid ini dibangun, karena Selçuk masuk ke Alanya pada tahun 1200-an. (Dian Akbas/LiputanIslam.com)

Link: http://liputanislam.com/traveling/catatan-perjalanan-di-turki-tersesat-di-labirin-tophane/


[Resensi] Bisnis : Dari Hobi Menjadi Ladang Rejeki


Peresensi: Rosyida Bangun
Judul: Womenpreneur Checklist
Penulis: Dian Akbas
Editor: Herlina P. Dewi
Cetakan: I, Februari 2014
Penerbit: Stilettobook Book
Tebal: 240 halaman
ISBN: 978-602-7572-24-9


Berbicara tentang bisnis bagi sebagian orang adalah berbicara tentang sebuah usaha yang pengerjaannya fleksibel dengan pendapatan yang dapat ditentukan sendiri untungnya, serta kebebasan tanpa harus terikat dengan aturan-aturan yang dibuat oleh atasan atau bos. Seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi beragam jenis bisnis mulai banyak dirintis oleh beberapa orang maupun perusahaan mulai dari skala internasional sampai bisnis skala rumahan.

Begitu pun bagi sebagian wanita, Menjadi pengusaha wanita atau yang sekarang sedang tren dengan istilah womenprenuer sukses siapa yang tidak ingin? kesuksesan seorang wanita dalam menjalani sebuah bisnis membuat wanita yang lainnya termotivasi untuk mengikuti jejak yang sama. Mengikuti jejak kesuksesan berbisnis orang lain dengan memilih dan menjalankan bisnis yang sama tidak menjamin kita akan mencapai kesuksesan yang sama, perlu dipertimbangkan apakah bisnis tersebut cocok dengan diri dan keadaan kita. Itulah, salah satu pesan yang terdapat pada buku “Womenpreneur Checklist” jangan hanya karena melihat teman sukses berbisnis A maka tanpa berpikir panjang langsung memutuskan berbisnis A. Bisnis yang cocok untuk teman anda belum tentu cocok untuk anda (halaman 12). Lalu, bagaimana cara untuk mengetahui dan memulai bisnis yang cocok bagi kita? Salah satu jawabannya adalah menemukannya di dalam diri kita yaitu melalui hobi. Tidak sedikit orang yang menggunakan hobi sebagai kegiatan untuk mengisi waktu luang sekedar untuk kesenangan atau ada yang melakukan hobi sebagai kegiatan untuk melepas penat setelah seharian melakukan rutinitas yang padat. Namun, tahukah anda bahwa hobi bisa jadi juga memiliki potensi untuk dijadikan lahan membangun sebuah usaha yang mendatangkan materi. Banyak orang yang memulai bisnis mereka dari sebuah hobi (halaman 22).

Hobi memanglah sesuatu yang dilakukan dengan suka-suka, namun merintis bisnis yang dimulai dari hobi bukan berarti asal suka. Agar dapat berkembang dan bertahan bisnis harus di kerjakan secara profesional, sehingga ada hal-hal yang perlu direncanakan dan dipersiapkan dengan matang.

Buku yang ditulis oleh Dian Akbas ini juga membahas cara-cara merintis bisnis sampai mempertahankan bisnis agar tetap survive. Salah satu hal yang membuat buku ini menyenangkan, penulis memberikan checklist pada tiap-tiap sub pokok bahasan, sehingga tidak hanya teori yang kita dapat, melalui checklist yang dapat kita isi sendiri itu kita bisa mengukur dan menilai diri kita sendiri sejauh mana kemampuan kita untuk merintis usaha saat ini, sudah cukup baikkah untuk memulai bisnis, atau masih harus merencanakan beberapa hal lagi? Yuk, mulai kita isi checklistnya, jangan ketinggalan untuk memiliki buku ini ya

Sumber:
http://rosyidabangun.blogspot.com.tr/2014/07/bisnis-dari-hobi-menjadi-ladang-rejeki_7.html

[Resensi] Review Buku Stiletto Book


Peresensi: Neni Yunaeni 
Women-Preneur Checklist
Karya : Dian Akbas

 Buku setebal 240 halaman ini memuat tentang panduan memulai usaha untuk perempuan, seperti :
• Bisnis apa yang cocok untuk kita ?
• Bagaimana kita memulainya ?
• Dari mana kita mendapatkan modal ?
• Bagaimana cara membangun branding ?
• Bagaimana cara mendapatkan pelanggan ?
• Dan, masih banyak lagi lainnya.

Kalau kata mbak Indari Mastuti, CEO Indoscript Corp, Founder Ibu-Ibu Doyan Bisnis dan pemenang II Wirausaha Muda Mandiri, “Perempuan kini makin multitasking, mereka bukan hanya pandai mengelola rumah, namun juga sukses mengelola bisnis dari rumah..”

Kalau kata mbak Dian Akbas sang penulis buku ini, “Setinggi langit khayal dan mimpimu, wujudkan dengan kemampuan dan cinta untuk sesama..” Hmm..setuju gak siih ? Setuju laahh..( pake bingiiittsss…hhee )

Saat pertama lihat covernya aja, udah tertarik..ditambah kalimat dan uraian di dalamnya yang mudah dimengerti, dipahami, juga dipraktekan. Jangan hanya karena melihat teman sukses berbisnis A, maka tanpa pikir panjang kita langsung memutuskan untuk berbisnis A. Bisnis yang cocok untuk teman, belum tentu cocok untuk kita..

Para wanita yang ingin memulai bisnis, sebaiknya punya perencanaan yang matang karena dunia bisnis akan penuh persaingan.. Sebab, menjalani sebuah bisnis sama halnya seperti menjalani kehidupan, ada saatnya mengalami kebosanan, jika kita tunduk pada rasa bosan, bisnis pun tidak akan bertahan lama.

Buku ini juga dilengkapi dengan check list yang bisa kita isi, agar tak ada yang terlewat ketika kuta sedang mempersiapkan sebuah bisnis.

SO, ARE YOU READY TO BE A WOMENPRENEUR..?

Sumber: 
http://dariyuna.wordpress.com/2014/05/09/review-buku-stiletto-book-3

[Resensi] Womenpreneur Checklist, Panduan Memulai Usaha Untuk Perempuan


Peresensi: Dina
Judul : Womenpreneur Checklist
Penulis : Dian Akbas
Penerbit : Stiletto Book
Tebal buku : 240 hal
Terbit : Februari 2014
ISBN : 978-602-7572-24-9
Menjadi sukses dalam bisnis, tentunya dambaan setiap orang. Hanya saja, proses untuk mencapai level tersebut tidaklah instant. Ada banyak faktor yang harus dipelajari sejak bagaimana memulai sebuah usaha, bisnis apa yang cocok, bagaimana mendapatkan modal usaha, bagaimana melejitkan bisnis, dan hal-hal penting lainnya. Pertanyaan-pertanyaan diatas seringkali terlintas di pikiran para calon entrepreneur.
Buku ini adalah jawabannya. Buku yang ditujukan khusus  para perempuan, cocok untuk pemula dan yang sudah terjun ke dunia bisnis. Untuk pemula, buku pintar ini layak dijadikan alat bantu untuk memulai menjalankan bisnis. Sedang untuk yang sudah terjun ke dunia bisnis, buku ini sebagai alat ukur bisnis yang sudah dijalankan, apakah sudah sesuai dengan harapan atau perlu dibenahi.
Di bab satu, pembaca akan belajar mengidentifikasi bisnis apa yang cocok dijalankan, karena memilih bisnis yang cocok tidaklah segampang membalikkan telapak tangan. Bisnis yang sukses dijalankan oleh orang lain belum tentu cocok untuk kita (hal 17). Pada bab ini, pembaca bisa mendapatkan ide peluang usaha yang bisa dijalankan seperti memulai bisnis dari hobi (hal 22-33) atau memulai bisnis dengan mengikuti jejak teman yang sukses ( hal 34-38). Buku ini memberikan point-point penting untuk setiap ide peluang bisnis dan juga memberikan daftar peluang bisnis, yang bisa menginspirasi pembaca (hal 44).
Bab dua, menjelaskan cara memulai bisnis sehingga menjadi sukses. Untuk sukses diperlukan dua keterampilan. Ketrampilan pertama, memahami bisnis yang akan digeluti supaya bisa bertahan dalam bisnis dan meminimalkan kegagalan (hal 54) dan point penting yang harus diurus untuk memulai bisnis (hal 61). Keterampilan kedua, memahami ilmu manajemen mulai dari manajemen administrasi ( hal 68-76), manajemen keuangan (hal 77), manajemen pemasaran ( hal 79-86).
Banyak yang bilang dunia bisnis sarat dengan intrik. Contohnya, seringkali konsumen yang membeli tidak datang lagi, bagaimana cara menyikapinya? Buku ini memberikan cara untuk menarik konsumen untuk datang kembali ( hal 94-96) dan point penting untuk diperhatikan ( hal 97-99). Intrik lainnya datang dari pesaing, buku ini mengajak untuk bersaing secara sehat dan ada beberapa hal yang perlu dijaga ( hal 100) supaya terjalin hubungan baik. Selain itu, buku ini menjelaskan cara untuk mendapatkan rekanan bisnis sesuai dengan harapan kita (hal 106).
Berbicara tentang modal usaha, selain dari tabungan pribadi ( hal 118) dan menjual asset pribadi (hal 125). Buku ini menjelaskan cara mendapatkan modal dari dana CSR atau usaha kecil ( hal 121-125) dan cara mengajukan pinjaman ke bank (hal 131-143).
Pada bab terakhir, akan dibahas secara detail tips dan trik memulai usaha ( hal 153) serta cara melejitkan usaha (hal 187).
Sumber:
http://bundadanaku.wordpress.com/2014/08/20/womenpreneur-checklist-panduan-memulai-usaha-untuk-perempuan/

[Resensi] Review Buku Womanpreneur Checklist


Peresensi: Dwi Aryanti
Judul: Womenpreneur Checklist
Penulis: Dian Akbas
Editor: Herlina P. Dewi
Cetakan: I, Februari 2014
Penerbit: Stilettobook Book
Tebal: 240
ISBN: 978-602-7572-24-9
Harga: Rp 45.000,- 




Kadang saya iri melihat para wanita yang sukses berwirausaha, beberapa saya kenal. Misalnya, Mbak Diajeng Lestari, pemilik Hijup.com adalah kakak kelas saya, hijabers sekaligus pemilik toko online Such! by Suci merupakan teman sekelas saya atau waktu saya audit ke Sukabumi, di hari Minggu saya mampir ke galeri butik khas daerah tersebut, pemiliknya ternyata masih muda (dan cantik), dia otodidak belajar menjahit, dan yang membuat saya kagum dia dapat memberdayakan ibu-ibu sekitar dalam usahanya.

Kalau kita bicara tentang wirausaha, pasti kita membayangkan enak ya: pendapatannya besar, fleksibel mengatur waktu apalagi kalau sudah punya anak, dan aktualisasi tanpa batas. Tapi kira-kira kita buka usaha apa ya, ngelihat kesuksesan Mbak Diajeng saya jadi ingin coba juga usaha online, melihat usaha batik di Sukabumi saya juga jadi ingin belajar menjahit, biar bisa jahit dengan model lucu-lucu dan dijual. 

"Ketika akan memulai bisnis, pilihlah bisnis yang benar-benar cocok untuk dijalankan. Jangan hanya karena melihat teman sukses berbisnis A, maka tanpa berpikir panjang Anda langsung memutuskan untuk berbisnis A. Bisnis yang cocok untuk teman Anda belum tentu cocok untuk Anda".

Pada awal, dijelaskan tentang bisnis apa yang cocok untuk kita dan tips-tipsnya. Idenya bisa berawal dari hobi, mengikuti jejak teman yang sukses, belajar sesuatu yang baru dan jeli melihat peluang bisnis. Pengalaman penulis belajar otodidak tentang bahasa pemrogaman hingga membuat bisnis desain sendiri.
Setelah kita menentukan usaha apa yang ingin kita geluti, maka agar bisnis berjalan lancar maka harus direncanakan mengenai manajemennya, baik manajemen administrasi, pemasaran dan keuangan. Kita harus tahu, kapan bisnis kita balik modal.

Ketika bisnis kita sudah berjalan, yang harus diperhatikan adalah menjalin hubungan baik dengan pelanggan. Selain pelanggan, kita juga harus menjalin hubungan baik dengan pesaing, supaya dapat belajar dari hal-hal baik dari pesaing. Tidak lupa memperluas pergaulan dengan bergabung di komunitas.

Bab selanjutnya, penulis menjelaskan mengenai modal. Modal bisa berupa uang, pikiran, barang. Disini dikupas lebih dalam lagi bagaimana mendapatkan modal usaha, kalau mau meminjam pinjaman bank seperti apa yang harus diperhatikan. Pada bab 5 dijelaskan mengenai tips dan trik ketika memulai bisnis. Yang menarik dalam bab ini adalah penulis memberikan tips mengenai daftar pekerjaan yang membuang waktu percuma (Not-To-Do-List) dan ganti dengan membuat daftar pekerjaan yang harus dilakukan (To-Do-List)

Lalu bagaimana supaya dapat melejitkan bisnis? Ada pepatah, tak kenal maka tak sayang. Di bab ini, penulis membahas supaya bisnis kita dikenal. Saya baru 'ngeh' nih tentang pentingnya mentor. Siapa yah yang mau jadi mentor saya? *narik-narik baju orang lewat

Kelebihan buku ini karena mudah diaplikasikan, tidak banyak teori jadi aplikatif. Bukunya fresh dan asyik karena disediakan catatan kosong yang memungkinkan kita untuk menuangkan ide-ide bisnis yang terlintas ketika membaca buku ini dan checklist-checklist membuat kita sadar tentang sudah sejauh mana kemampuan diri kita sendiri. Covernya pun lucu, menarik dan eye catching. Buku ini memberikan gambaran mengenai dunia usaha, walau tidak lengkap banget. Misalnya tentang pentingnya bisnis online, hanya dibahas sedikit disini jadi kita mesti mencari referensi yang lain.

Buku ini cocok untuk para pebisnis awal dan juga pebisnis senior untuk lebih meningkatkan usahanya. Ayo mulai sekarang!!!!

sumber: 
http://hamasah-uwi.blogspot.com.tr/2014/06/review-buku-womanpreneur-checklist.html

[Bedah Buku] Materi Bedah Buku Muslimah Mompreneur di Grup NIAT

Hari/tanggal: Selasa, 26 Agustus 2014
Tempat: Grup FB "NIAT" (Nulis itu Asyik dan TOP)
Buku yang dibedah: MUSLIMAH MOMPRENEUR



Materi:
Buku ini meramu tema mompreneur dari point of view muslimah. Mengangkat nama Ibundah Khadijah, istri Rasulullah SAW sebgai model mompreneur ideal sepanjang sejarah yang mampu mengendalikan bisnis ekspor barang dari rumah tanpa mengorbankan hak-hak keluarga.

BAB 1. Mengulas sepak terjang Ibunda Khadijah dalam perannya sebagai istri, ibu dan pengusaha. serta di bab ini pun diulas peran Khadijah dalam penyebaran agama Islam dan peran sosialnya.

BAB 2. Mengulas tentang ilmu manajemen apa saja yang diperlukan agar menjadi seorang mompreneur modern. Bagaimna mengatur waktu antara bisnis dan rumah tangga, bagaimana memanjemeni diri serta pikiran agar tidak stress. dan juga di Bab ini mengulas tentang cerita-cerita menginspirasi dari beberapa mompreneur.

BAB 3. Mengulas beberapa tips dan trik dalam membangun bisnis. Yang dimulai dengan niat yang benar, Usaha = doa, bisnis yang dimulai dari hobi, mengenali potensi diri, inovasi tiada henti, serta konsisten dengan target yang sudah dibuat.

BAB 4. Mengulas tentang karakter mompreneur apa saja yang mendukung kesuksesan bisnisnya. tentunya harus stay positif, tidak mengeluh, menerima setiap kritik dan saran, dapat menerima kegagalan, mau berproses, bersemangat, dan senang berbagi.

BAB 5. di bab ini dituliskan doa-doa untuk penguat hati dan bisnis.


Sesi tanya jawab selama 1 jam

Acara diakhiri dengan kuis berhadiah 1 buku Muslimah Mompreneur


Kuis berhadiah 1 Buku Muslimah Mompreneur 
"24 jam dalam sehari rasanya tak cukup untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga. tapi sebagai mompreneur, kita dituntut untuk mencukupkan waktu 24 jam tersebut. kita harus dapat mengatur waktu tersebut seefisien mungkin." 
Bagaimana pendapat teman-teman semua dengan penggalan paragraf dari buku MM tersebut.silakan dikomentari.
Komentar terbaik akan mendapatkan 1 buku MM
Ditunggu sampe jam 23,00
Pemenang akan diumumkan besok siang
juri
Dian Akbas, Farah Yuanita

Pemenang kuisnya:
Pilihan komen terbaik jatuh pada: Devy Nadya Aulina
isi komen seperti ini: "Intinya sebagai Muslimah Mompreneur harus pandai membagi waktu. Memanajemen waktunya agar seimbang antara perannya sebagai istri, ibu dan pebisnis (Mompreneur). Untuk memanajemen waktu saya selalu berpedoman pada QS. Al-Ashr:1-3. "Demi waktu. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali mereka yang beramal sholeh dan saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran." Setiap orang diberikan waktu yang sama yaitu 24 jam. Dari waktu itu seorang Mompreneur harus bijak untuk dapat mengerjakan pekerjaan domestik sebagai ibu rumah tangga, pebisnis (Mompreneur) dan beribadah sebagai seorang hamba Tuhan. Bunda Khadijah ra, dapat dijadikan figur sebagai Muslimah Mompreneur sukses sepanjang zaman. (Devy Nadya Aulina, 26 Agustus 2014)."


*****
Menurut catatan dari Farah Yuanita (moderator bedah buku saat itu dan admin grup NIAT):
Bedah buku ini dihadiri oleh: tercatat 28 orang "seen" (saya anggap sebagai hadir, hehehe) dan 12 orang yang terlibat diskusi aktif.







[Resensi] Womenpreneur Checklist, Panduan Memulai Usaha untuk Perempuan


Judul          :  Womenpreneur Checklist, Panduan Memulai Usaha untuk Perempuan
Penulis        :Dian Akbas
Penerbit      :Stiletto Book
Tebal buku : 240 halaman
ISBN          :978-602-7572-24-9
Peresensi   : Ummi Aleeya




“ Perempuan kini semakin multitasking. Mereka bukan hanya pandai mengelola rumah namun juga sukses mengelola bisnis dari rumah. Buku ini akan menjadi panduan bagi perempuan yang ingin sukses berbisnis dari rumah dan menciptakan lebih banyak perempuan multitasking di Indonesia”
(Indari Mastuti ,CEO Indscript Corp., Founder Ibu-Ibu Doyan Bisnis, dan Pemenang II Wirausaha Muda Mandiri 2011)


Kutipan tersebut saya dapati di balik sampul buku Best Seller ini. Tulisan yang makin menambah gairah saya untuk segera melahap habis isi didalamnya.

Sebagai buku panduan bagi pemula – para perempuan yang ingin memiliki bisnis sendiri –buku ini benar-benar bisa dijadikan referensi. Di awal, pembaca diajak untuk realistis menimbang kemampuan dirinya mengelola bisnis sendiri. Ya, wanita adalah mahluk yang lebih mengutamakan perasaan, ketika dia merasa mampu memiliki bisnis sendiri, seringkali tidak memperhitungkan hal lain yang turut disiapkan. Padahal perempuan haruslah menyadari, peran ganda yang akan diamainkan.Memiliki bisnis sendiri berarti menambahkan porsi tanggung jawabdipundaknya, setelah tugas utama menjadi Ibu yang mendidik dan mengurus rumahtangga.

Keinginan berbisnis janganlah semata didasari atas pemikiran melihat kesuksesan teman alias ‘latah’. Dian Akbas  -- penulisbuku ini yang sejak tahun 2005 bermukim di Turki  -- memberikan beberapa point checklist untuk menilai kesiapan bisnis, karakter pribadi, kondisi pribadi serta kemampuan pribadi, kesemuanya bertujuan memandu kesiapan perempuan di awal niatnya membangun bisnis sendiri  (hal 18-21). “Apakah anda menyadari bahwa bisnis mungkin akan memerlukan waktu lebih dari 12 jam dalam sehari?” serta “Apakah Anda siap menghadapi kegagalan?” adalah contoh pertanyaan yang diberikan dalam daftar checklist Bab 1.

Penulis yang juga pemilik jasa desain web dan toko butik di kota Alanya Turki ini, tidak bermaksud membuat ciut nyali para perempuan. Dian Akbas justru mengajak para perempuan lebih rasional dan terencana ‘membumikan’ impiannya memiliki bisnis sendiri. Iming-iming memiliki kebebasan finansial serta waktu luang lebih banyak, sering kali membutakan para pemula bahwa memiliki bisnis sendiri sesungguhnya butuh perjuangan keras. Hal tersebut dituliskannya dalam barisan kalimat di awal Bab 2 “Mendaki Gunung Kesuksesan sangat melelahkan. Anda pun harus menahan angin kencang di puncaknya ” (hal 53)

Memahami bisnis yang akan digeluti dilengkapi dengan pengetahuan manajemen bisnis adalah topik yang dikaji dalam bab 2. Banyak bisnis yang gagal berlanjut karena para pemiliknya tidak memahami seutuhnya bisnis yang dimilikinya juga manajemen administrasi serta keuangan yang harus disiapkannya. Beberapa contoh dokumen bisnis disertakan dalam bab ini ( hal71-76), juga contoh format laporan keuangan (hal 79) dan tentunya sejumlah daftar checklist yang harus diisi makin memandu pemula untuk semakin faham apasaja yang harus di miliki di awal bisnisnya.

Memasuki Bab 3, pembaca diajak memahami serba-serbi dalam berbisnis. Ya, menjaga hubungan dengan konsumen, pesaing dan rekanan adalah hal yang harus diperhatikan. Tentu saja hubungan dengan Tuhan sudah kita dahulukan. ”Menjalinhubungan baik dengan pesaing bisnis memang terdengar aneh. Namun, dengan cara ini Anda dapat belajar lebih banyak tentang pesaing Anda ”(hal 100)

Untuk memiliki usaha sendiri tentunya dibutuhkan modal, ada banyak cara yang bisakita pilih untuk memperolehnya. Bisa dengan mengajukan pinjaman, menjual asset atau beberapa pilihan lainnya. Pada Bab 4 ini, pembaca benar-benar dipandu untuk bisa menentukan pilihan yang cocok dalam memperoleh kucuran dana. Adanya panduan pembuatan proposal, alamat beberapa Bank penyedia dana CSR serta contoh kongkrit lainnya dapat dengan mudah pembaca peroleh (hal 122-145)

Tip dan Trik Bisnis dapat pembaca temukan di Bab 5. Di antara tips yang disampaikan antara lain : memantapkan niat untuk berbisnis, semangat dalam berusaha serta selalu berfikir postif dalam segala hal, kesemuanya adalah bekal yang harus dimiliki oleh wirausaha wanita.

Buku ini juga menjelaskan bagaimana melejitkan binis  menggunakan media  internet, bergaul di komunitas , berkompetisi serta membangun branding dan mentoring. Topik-topik tersebut  dibahas secara detail dilengkapi daftar checklist yang sedari awal dirasakan sangat bermanfaat bagi para pemula. Sebagai penutup, penulis memberikan bonus “Bussiness Plan Template ” bagi pemula (hal 215 – 217)

Pengalaman penulis yang terjun langsung di dunia bisnis, menjadikan buku ini berbeda dengan buku sejenis lainnya. Disusun sangat terstruktur, menjadikan pembaca benar-benar memahami langkah-langkah yang harus dialui untuk membangun bisnisnya. Contoh-contoh pengusaha wanita sukses  yang juga dituliskan, menjadi pemantik semangat kaum hawa, bahwa ada peran lain bisa dimainkannya yakni membangun bisnis dari rumah.Jika Anda adalah perempuan yang tengah membutuhkan panduan dalam merintis bisnis, buku ini layak jadi panduannya. Selamat Membaca.


Duet Womenpreneur Checklist dan Detox Juice :)



Buat kamu-kamu yang ingin jadi pebisnis, Womenpreneur Checklist dapat memandumu untuk mempersiapkan segala sesuatu dengan bisnis yang akan dijalankan.

Dan untuk yang penasaran dengan hidup sehat by DETOX, maka buku sahabatku yang berjudul Detox Juice ini akan membantumu untuk hidup sehat ;)

AYO jangan sampe kehabisan stoknya kedua buku ini!!!



Leek Bukanlah Bawang Daun

Leek (English) = Bawang Perai/Prey (Bahasa) = Pırasa (Türkçe)
Scallion / white lisbon (English) = Bawang Daun (Bahasa) = Taze/Yeşil Soğan (Türkçe)

Untuk bawang daun banyak sebutannya dalam English (menurut wikipedia):
green onionspring onion,salad oniontable oniongreen shallotonion sticklong onionbaby onion,precious onionyard oniongibbonsyboe or scally onion.

Klasifikasi Ilmiah:
Bawang Daun: 

Other Common Names: Eschallots or Green Onion
Family: Alliaceae
Genus: Allium
Species: Allium fistulosum L.
Cultivar: White Lisbon
Synonym: Allium fistulosum

Bawang Perai: 
Family: Alliaceae
Genus: Allium
Species: Allium porrum Bl
Cultivar group: Leek Group (other names are used, e.g. Porrum Group)
Synonym: Allium ampeloprasum var. porrum

Bawang Perai lebih besar dari bawang daun, mereka masih kerabat dekat :D
karena sama-sama dalam family Alliaceae alias keluarga bawang-bawangan

*foto bawang prey menyusul

Promo Buku



Buat para emak yang pengen jadi mompreneur,
ini buku panduannya
MUSLIMAH MOMPRENEUR 

Buat cewe-cewe yang pengen jadi pebisnis,
ini buku panduannya
WOMENPRENEUR CHECKLIST 

Buat yang mau melancong ke Turki,
İni buku panduannya
BEST OF TURKI


JANGAN SAMPE KEHABISAN :D




Cumi-Cumi Gratis

Ramadan hari terakhir menjelang iftar, saya pergi ke supermarket untuk membeli minuman. Iseng-iseng mampir ke counter ikan, di sana saya lihat ada 1 cumi-cumi berukuran kira-kira 20 cm. Saya tanya harganya ke abang yang jagain counter ikan. "Itu gratis, kalo beli ikan nanti saya kasih itu hadiahnya," katanya.

Tanpa pikir panjang langsung saya pilih-pilih ikan yang akan dibeli. Pilihan pun jatuh ke ikan salmon Norwegia. Saya beli 2 slices ikan salmon. Setelah ditimbang lalu cumi-cumi hadiah pun dimasukan ke dalamnya.

Asyikkkkk, lumayan nih dapet cumi-cumi gratis :D coba ada udang gratis juga hehehh


[Jual e-book] Aktivitas Seru Ramadan

Ramadan sebentar lagi... Kita sambut Ramadan dengan suka cita :) Ini lo ada ebook aktivitas yang seru untuk Ramadan. *** Aktivitas Seru Rama...