Muri Handayani - Menularkan Virus Bisnis di SBO

“Gaptek hilang, rejeki datang.” -Muri Handayani-


Jika berbicara tentang bisnis, mungkin ga sih ibu rumah tangga berbisnis? Jawabannya adalah “Why not?” Mungkin juga banyak yang bertanya seperti ini: “Bagaimana caranya, saya kan ga punya pengalaman dan tidak ngerti tentang perbisnisan?” Jika ingin berbisnis, tidak perlu mengandalkan pengalaman. Semuanya bisa dipelajari dari nol. Dan yang paling penting adalah semuanya bisa dipelajari tanpa harus keluar rumah.

Meskipun sibuk mengurus rumah, anak, dan suami, tapi pastinya ibu rumah tangga pun punya segudang cita-cita yang ingin diwujudkan. Pastinya banyak ibu rumah tangga yang sebelum menikah, mereka adalah wanita karir yang sukses. Bukan tidak mungkin setelah menikah dan mempunyai momongan pun kesuksesan seperti itu dapat diraih kembali.

Sekarang sudah jaman internet, kita tidak perlu pergi ke sekolah untuk belajar. Tapi di internet pun kita bisa bersekolah. Banyak sekolah-sekolah online yang bisa diikuti untuk menimba ilmu dari rumah. Contohnya Sekolah Bisnis Online (SBO) yang didirikan oleh Muri Handayani.

SBO yang ber-visi “Mensejahterakan Wanita Indonesia” ini pada 1 Desember nanti alumninya akan berjumlah lebih dari 750 orang. Jumlah ini akan terus bertambah seiring bergulirnya kelas-kelas berikutnya.

Muri Handayani yang akrab dipanggil Hani ini menuturkan bahwa “Seorang ibu yang mau menuntut ilmu sangat banyak pertimbangannya, terutama urusan anak dan rumah. Jadi dari situ saya menciptakan SBO, untuk memudahkan para ibu yang mau belajar. Tidak harus keluar rumah, cukup di depan laptop atau smartphone, mereka sudah bisa ikut belajar di SBO. Dan yang paling penting, jam belajarnya malam, menunggu anak tidur dan sangat flexible. Jika tidak bisa ikut diskusi pada jam yg ditentukan (8-10 malam) peserta bisa melihat materi, hasil diskusi dan masih bisa bertanya kapan saja. Grupnya pun tidak akan dihapus selamanya setelah selesai belajar 1 bulan. semua peserta dimasukkan ke grup alumni SBO.”

“Saya senang belajar, ikut pelatihan, seminar, workshop bahkan sampe yang berlokasi di luar kota masih saya kejar. Pernah saya ikut saat saya hamil besar. Wooow luar biasa perjuangan menuntut ilmu. Pernah juga saya ikut pelatihan 1 minggu. Karena saya punya balita, mau ga mau saya harus membawa anak saya ke lokasi pelatihan. Alhasil saya harus merogoh kocek 1,5 juta utk biaya penginapan saya dan anak," tambah lulusan teknik Informatika Universitas Budi Luhur ini ketika menceritakan latar belakang didirikannya SBO pada September 2013.

SBO mempunyai misi: (1) Menularkan virus optimis. (2) Membuka wawasan wirausaha. (3) Menumbuhkan jiwa Pengusaha. (4) Membuka peluang usaha. (5) Menghapus gaptek (gagap teknologi). Dan bertujuan mendidik wanita indonesia untuk mandiri dan sejahtera.

Dengan bergabung di SBO, Anda tidak akan rugi. Malahan Anda akan mempelajari banyak hal, seperti:
1. Service Excellent
2. Branding
3. Sistem Pembayaran
4. Tips dan Trik
5. Optimasi Sosmed: Facebook, Instagram, Twitter.
6. Pemasaran (marketing)
7. Pengiriman
8. Foto cantik
9. Kemasan
10. Waspadai penipuan
11. Penentuan Harga Jual
12. Sistem Keagenan
13. Strategi Target Omset.

Pastinya pada penasaran donk berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk bisa bergabung di SBO. Apakah jutaan rupiah? Dengan berinvestasi 300.000 Rupiah saja, Anda sudah dapat bergabung di SBO dan mendapatkan ilmu-ilmu yang dituliskan di atas.

Jika ingin bertanya lebih banyak tentang SBO, bisa langsung menghubungi Muri Handayani di SBO Fanpage: https://www.facebook.com/profile.php?id=100007662046846. atau bisa langsung mendatangi secara offline di: Jl. Sarijadi Baru 3 No.12 Bandung



[Resensi] Womenpreneur Checklist (Dian Akbas)

“Berpijak di bumi-Nya, berbisnislah untuk mendapakan ridha-Nya.” 
– Dian Akbas-


Peresensi: Ira Marby
Judul: Womenpreneur Checklist
Penulis: Dian Akbas
Editor: Herlina P. Dewi
Cetakan: I, Februari 2014
Penerbit: Stilettobook Book
Tebal: 240 halaman
ISBN: 978-602-7572-24-9


This book is so handy. Tidak seperti kebanyakan buku panduan bisnis lainnya, Womenpreneur Checklist-nya mba Dian Akbas dikemas komunikatif. Pembaca dapat langsung “praktek” dibukunya :D Cocok banget untuk perempuan yang baru memulai bisnis bahkan yang sedang menjalani bisnis. Dari buku ini saya memaksa diri (saking “rajin” nya :p ) checklist ulang 5W bisnis yang sedang saya kembangkan saat ini. Bikin berpikir lagi apa yang kurang dan apa yang perlu ditambah sana-sini.

Duh! Ternyata masih banyak PR! Karena buku ini “ngomong” dengan struktur yang rapi, dari “Bisnis apa yang cocok, gimana harus mulainya, gimana branding, sampai laporan keuangan sederhana juga ada didalamnya, sehingga memudahkan kita untuk mengaplikasikan langkah-langkah awal yang harus kita lakukan. Bagian belakang juga diselipkan mba Dian Business Template Plan. Kalo begini berasa jadi profesional >.< Tapi nyenengin lho menjabarkan bisnis sensiri di atas kertas, membentangkan cita-cita dan merencanakan langkah-langkah yang akan kita lakukan. Muchas Gracias mba Dian! :)

Sinopsis 
Suksesnya para womenprenuer (pengusaha wanita) dalam membangun usaha tertentu membuat para wanita lainnya ingin mengikuti jejaknya. Iming-iming berupa pendapatan besar, bisa fleksibel mengatur waktu, serta aktualisasi tanpa batas, membuat wanita lain pun berniat membangun bisnis untuk menuai sukses. Lalu, dari mana kita harus memulainya? Karena nyatanya membangun bisnis tak cukup hanya bermodal niat. Dalam buku ini, semua persiapan membangun usaha dibahas tuntas. Mulai dari memilih usaha yang cocok, membuat perencanaan (administrasi, keuangan dan pemasaran), mencari modal, membangun branding, mendapatkan pelanggan, bergaul di komunitas, sampai tips dan trik melejitkan bisnis. Buku ini juga dilengkapi dengan checklist-checklist yang bisa Anda isi agar tidak ada yang terlewat ketika sedang mulai mempersiapkan sebuah bisnis. So, are you ready to be a womenpreneur? Buku ini akan menjadi panduan bagi perempuan yang ingin sukses berbisnis dan menciptakan semakin banyak perempuan multitasking Indonesia. (Indari Mastuti – CEO Indscript Corp, Founder Ibu-ibu Doyan Bisnis, dan Pemenang II Wirausaha Muda Mandiri 2011) (http://www.stilettobook.com)

sumber: https://bukudanteh.wordpress.com/2014/11/24/womenpreneur-checklist-dian-akbas/

[Part 5] Approval My-PR

Hari ini suami pergi lagi ke Emniyet bermaksud untuk menanyakan status ikamet saya karena belum datang aja pos nya sampe sekarang.

Karena suami pergi ke Emniyet maka saya yang menunggu toko. "Dian, ikametnya sudah di-approve. Katannya sebulan lagi akan datang kartunya," suami memberitahukan kabar gembira ini via telepon. "Kata petugas yang membantu di sini: altın bulmuş gibi, altın bulmuş bile bu kadar sevemezsin," tambahnya.

Alhamdulillah, akhirnya PR saya di-approve. Tinggal menunggu datangnya si kartu PR.

Ngobrol Sunda di Alanya

Kemarin siang selepas adzan duhur, ada dua orang laki-laki muda melihat-lihat pakaian di luar toko. Kemarin saya kebagian jaga toko dari pagi karena suami pergi ke Antalya untuk ujian melanjutkan S2. Kemudian kedua laki-laki itu masuk ke dalam toko sambil berbicara satu sama lain. Bicaranya setengah berbisik tapi saya dapat mendengarnya meskipun samar-samar.

"Gunaydin..." sapa salah satu dari mereka seraya masuk ke dalam toko. Saya pun membalas sapaannya, "Gunaydin." Lalu mereka melanjutkan "bisik-bisiknya".

"Gede-gede ya..." kata-kata itu yang terdengar oleh saya ketika mereka mengomentari pakaian-pakaian yang digantung di toko. Selain kata-kata itu yang membuat saya yakin, saya pun sudah menduga dari wajah mereka yang familiar. Meskipun dugaan saya suka salah, tapi saya beranikan diri untuk bertanya. "Indonesia?" tanya saya pada mereka. "Ya," jawab mereka. Lalu terjadilah percakapan berikut:

Saya: Saya juga dari Indonesia.
Mereka: Oh... dari mana?
Saya: Bandung.
M1: Ini dari Bandung (sambil menunjuk M2)
M2: Bandungna ti mana Teh?
Saya: Tamansari.
M2: Abdi mah ti Antapani.
Saya: Ini tinggal di mana? (maksud saya mereka sekarang tinggal di mana)
M1: dari Makassar.
Saya: Maksud saya sekarang kalian tinggal di mana? di Turki?
Mereka: Ohhh... kami kerja di kapal pesiar.
Saya: Oohhhh...kerja di kapal yang sedang berlabuh itu ya? (Alanya menjadi salah satu destinasi kapal pesiar seperti salah satunya kapal pesiar tempat mereka kerja)
Mereka: Iya betul.
M2: Kamari tos ti Istanbul.
Saya: Di Istanbul mah seueur orang Indonesia. Aya Warung Nusantara oge di ditu.
M1 langsung mengeluarkan peta Istanbul berharap saya menunjukan letak Warung Nusantara. Tapi sayang, saya lupa alamatnya jadi saya tidak bisa menunjukannya :( dan saya pun tidak bisa konek internet saat itu jadinya tidak bisa lihat fanpage WarNus untuk melihat alamatnya.

Pembicaraan kami pun berlanjut:
Saya: Udah lama kerja di kapal?
M2: aahhh tos lami.
Saya: euleuh geuningan...betah di kapal?
M2: Sanes betah Teh, da kumaha atuh teu aya padamelan nu sanes. Teteh Tamansari-na di palih mana?
Saya: Terang ITB?
M2: Muhun.
Saya: Tah di caket ITB.
M2: Abdi ge apal daerah dinya mah. Istri abdi ge orang jalan Jurang :D

Mereka benar-benar ga nyangka bakal bertemu dengan orang Indonesia dan bahkan ngobrol bahasa Sunda di Alanya. Katanya malam itu kapal akan bertolak ke Cyprus, dilanjut ke Italy dan seterusnya mampir-mampir di semua pelabuhan yang dilalui, kemudian ke Amerika dan keliling dunia.

Ini bukan pertama kalinya pegawe kapal dari Indonesia mampir ke toko kami. Sebelumnya ada juga pegawe kapal asal Jakarta, namun saat itu bertemu dengan suami saya. Suami menceritakannya pada saya. Nanti akan saya tulis ceritanya ya ;)



Hadiah untuk Ibu Guru

Tadi pagi menjelang jam 7 baru ingat kalau hari ini tanggal 24 November yang mana merupakan Hari Guru di Turki. Karena baru ingat, jadinya tidak beli apa-apa untuk dihadiahkan pada wali kelasnya Emine. Tahun yang lalu paling membeli buket bunga atau Emine sendiri membuat origami bunga untuk dihadiahkan.

Saya membangunkan Emine dan memberinya ide untuk hadiah. Emine pun jadi ingat kalau hari ini adalah hari guru. Ia bergegas untuk ganti baju lalu mempersiapkan bahan-bahan. Rupanya ia tidak akan memberi hadiah sebuah gambar seperti ide yang saya sodorkan. Ia membuat prakarya sendiri, saya tidak bisa membantunya karena sedang sibuk membuat sarapan.

Ia sibuk menggunting dan menempelkan bintang di sebuah kertas. Dan ... jadilah prakarya seperti pada foto berikut...



"Semoga saja ibu guru suka dengan hadiah ini," ujar Emine.

Ketika istirahat siang, seperti biasa Emine pulang ke rumah. Saya tanyakan perihal hadiah yang diberikan pada gurunya itu, apakah gurunya menyukai atau tidak. Katanya ibu guru menyukai hadiah darinya.

Kalau sedang kepepet dan butuh hadiah, Emine selalu siap dengan ide-idenya sendiri :)



Channel-ku di Youtube




Tidak pernah terpikir sebelumnya untuk buka lapak di Youtube. Mau post video apa di sana? Sekarang setelah berhasil menulis dan menerbitkan buku (meskipun baru tiga buku), saya memerlukan media untuk mempromosikan buku-buku tersebut. Dan...Youtube pun menjadi salah satu medianya.

Jadinya, saya juga sekarang punya chanel di Youtube donk. Buat yang penasaran dengan chanel saya, silakan mampir ya :D

Ini linknya: www.youtube.com/channel/UCCxTs1pZzJt27w9QqalCFdw






Come Fly with Us? Part 2

Setelah submit form local blogger di web travel keren Irandia, saya dihubungi sang manajer sehubungan salah satu kolom yang tidak berfungsi. Sebelum submit form, ada salah satu kolom yang tidak berfungsi dan saya langsung memberitahukan via email ke manajer. Tapi setelah itu saya langsung submit form.

Kami pun berbalas email membahas kolom yang tidak berfungsi tersebut. Sang manajer dan tim berusaha membetulkan kerusakan yang ada. Setelah dirasa telah dibetulkan, beliau memberitahukan kepada saya agar saya mengisi kembali. Lalu saya pun mencoba untuk mengisi kembali tapi masih belum berfungsi. Bebarapa kali seperti itu, dan sempat membuat saya khawatir kalau kesempatan saya akan hilang. Lalu saya bilang pada beliau apakah mungkin jika saya submit tanpa mengisi kolom tersebut. Namun beliau memberikan jawaban yang membuat hati saya tenang: "I have added you to our LW Locals list so do not worry about that! As soon as we have it working again for you I will let you know and then you can just add your city tips later."

Keesokan harinya terdapat email dari beliau yang memberitahukan bahwa kolom tersebut sudah diperbaiki dan meminta saya untuk mengisinya. Alhamdulillah, ternyata kolom itu sudah dapat diisi. Setelah submit, saya pun memberitahukan pada sang manajer bahwa kolom tersebut sudah sukses diisi dan saya telah submit form-nya.

Beliau pun senang dengan berita tersebut dan beliau menulis seperti ini di emailnya: "We look forward to having you be a part of our community."



Gosong jadi Kinclong



Beberapa minggu lalu di kelas Senin grup IIDN-LN membahas tentang manfaat soda kue. Dalam komen-komen yang dilontarkan teman-teman terdapat komen yang menarik perhatian saya bahwa soda kue bisa juga untuk membersihkan sisa gosong pada panci. Wah pas banget dengan yang saya butuhkan. Saat itu salah satu panci saya yang ada bekas gosong bagian dalamnya. Langsung saja saya praktekkan tips yang diberikan tersebut.

Yang diperlukan untuk membersihkan sisa gosong pada panci adalah soda kue, cuka dapur, dan air. Karena saya tidak punya cuka dapur maka saya ganti dengan jeruk lemon.

Sisa gosong terdapat pada panci bagian dalam, jadi masukan air dan soda kue ke dalam panci lalu didihkan. Setelah mendidih angkat dari kompor. Anginkan sampai air menjadi hangat lalu gosok bagian gosongnya dengan potongan lemon.

Hasilnya menjadi kinclong clong clong :D


Come Fly with Us?

Kemaren sore sekitar jam 5-an, mau off...eh ada email masuk di gmail dengan subjek "come fly with us" dari seorang wanita dengan nama asing. Saya pikir itu adalah spam yang tidak terfilter jadi masuk ke inbox. Penasaran juga jadi saya buka aja untuk dibaca.

Eng...ing...eng... ternyata bukan spam saudara-saudara sekalian. Saya jadi senyum-senyum baca emailnya, senyum-senyum senang maksudnya :D

Pasti pada penasaran kan kenapa saya jadi kesenengan baca emailnya? Tentu saja, karena di email itu saya mendapat tawaran untuk menjadi kontributor di sebuah web travel keren Irlandia. Apa yang membuat saya ditawari seperti ini? jawabannya karena blog saya tentang Alanya.

Jadi begini, orang yang mengirimi saya email tersebut adalah manajer komunitas di web travel. Beliau tak sengaja mampir di blog saya (http://alanya-turkiye.blogspot.com) dan tertarik dengan postingan saya di sana. Menurutnya, "You seem to enjoy getting out and exploring your city."

Dengan pengamatannya itu, beliau menawari saya opportunity untuk menjadi kontributor atau sebagai local blogger.

Wahhh saya merasa tersanjung dengan penawarannya. Apalagi ini adalah untuk website berbahasa Inggris. Akan menjadi pengalaman baru bagi saya. 

Saya langsung meluncur ke link yang diberikan untuk melihat seperti apa web travelnya tersebut. Ternyata tidak kalah menarik dari tripadvisor atau lonely planet. Karena mau salat maghrib, tapi saya tak mau kehilangan kesempatan ini, Saya pun membalas email sang manajer. Saya jawab pendek saja karena mau off. Saya bilang bahwa penawarannya menarik dan akan saya surf dulu tentang detailnya, kemungkinan akan join dengan komunitasnya sebelum tanggal yang diberikan. Saya pun berlalu off dan mematikan komputer.

Malam-malam karena ada keperluan saya online di gmail. Sang manajer membalas email saya yang isinya bahwa beliau menunggu kehadiran saya di komunitasnya. Semakin tersanjung saja saya dengan balasan email tersebut.

Hari ini, saya pun membaca-baca informasi yang ada di web travel itu. Lalu saya mengisi form untuk join dengan komunitas. Di form tersebut ada kolom yang tidak berfungsi. Saya menuliskan sesuatu tapi yang saya tulis tidak muncul di box nya. Saya pun memberi tahukan hal tersebut kepada sang manajer via email. Meskipun box tersebut tidak terisi, saya tetap menekan tombol submit. Muncullah pesan seperti pada foto berikut.



Sekarang saya dag dig dug menunggu keputusan reviewnya. 

.
.
.
.

Kekuatan Doa

Menjelang hari raya (lupa Idul Fitri atau Idul Adha), datang seorang ibu yang hendak membeli baju untuk hadiah. Namun ibu tersebut tidak tahu pasti ukuran orang yang akan dihadiahinya. Suami saya menyarankan agar orang yang akan dihadiahinya itu datang ke toko untuk mencobanya langsung, itu pun kalau memang orangnya ada di daerah sekitar toko. Ternyata memang dekat dan si ibu langsung menelponnya.

Tak lama kemudian --sebut saja Reyhan-- datang ke toko. Reyhan memanggil ibu tersebut "anne" --dalam bahasa Turki berarti ibu (kandung)--. Kami pikir mereka ibu dan anak kandung. Tapi sikap Reyhan terlihat agak canggung.

Untuk membuka percakapan, suami saya bertanya apakah Reyhan anaknya. Ternyata ia adalah menantunya, tepatnya mantan menantu. Kenapa mantan? Karena anak si ibu alias suaminya Reyhan telah meninggal. Saya terharu melihat hubungan mereka. Meskipun anaknya telah meninggal, tapi si ibu masih memperhatikan menantunya tersebut.

Hari berlalu, Reyhan menjadi pelanggan kami. Suatu hari Reyhan bercerita pada suami saya tentang kematian suaminya. Semuanya bermula ketika batinnya tersakiti. Suaminya berselingkuh dan menikah lagi dengan istri adiknya Reyhan.

Atas perlakuan suaminya tersebut, Reyhan berdoa kepada Allah bahwa ia tidak rido dengan tindakan suaminya tersebut. Dan ia meminta pada Allah agar pernikahannya itu tidak akan lebih dari 5 bulan.

Kita tahu bahwa doa orang yang teraniaya pasti dikabulkan Allah, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah berikut: “Tiga orang yang doanya pasti dikabulkan adalah doa orang yang teraniaya, doa orang dalam perjalanan dan doa orangtua untuk anaknya.” (HR. Bukhari, Abu Dawud, dan Tirmidzi)

Belum berlalu 5 bulan, Reyhan sudah mantap untuk menggugat cerai suaminya. Sebelum gugatan cerai diajukan, datang kabar bahwa suaminya meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Saat kecelakaan itu, suaminya bersama istri barunya yang mana si istri hanya mengalami luka-luka. Karena si suami meninggal maka si istri baru ingin kembali pada suami pertamanya alias adiknya Reyhan (yang mana mereka belum bercerai). Namun sudah pasti tidak diterima keinginan kembalinya itu.

Terakhir datang ke toko, Reyhan telah bertunangan dengan kekasih barunya. Semoga Reyhan mendapatkan kebahagiaan. Aamiin




Ilustrasi Buku



Jika saya menulis buku dan buku tersebut memerlukan gambar untuk ilustrasinya, maka saya akan menggambar sendiri untuk gambar-gambar yang diperlukan. Seperti gambar di atas yang saya buat untuk salah satu ilustrasi dalam buku Muslimah Mompreneur.

Saya menggambarnya menggunakan Corel. Saya melihat contoh-contoh gambar yang ada di internet. Lalu saya membuat gambar versi sendiri.

Jika ada yang membutuhkan ilustrator untuk buku yang sedang ditulisnya, silakan jangan malu-malu untuk menghubungi saya :D




Hamam 5 TL

Akhir Desember 2013, sahabatku yang bernama Imas berkunjung ke sini. Katanya mumpung lagi di sini, ingin mencoba ke hamam (Turkish bath). Saya ga tahu berapa bayarnya jika mandi di hamam, jadi ga bisa rekomendasiin hamam mana yang terbilang murah. Tapi saya ingat kalau salah satu sahabat suami punya usaha hamam, jadi saya bilang aja ke Imas untuk pergi ke hamam tersebut.

Ketika kami sedang di toko, sahabat suami yang punya hamam itu datang ke toko. Jadi kami pun membicarakan rencana Imas untuk pergi ke hamamnya. Tapi sayang sekali, setiap musim dingin hamamnya tutup dan saat itu pun sedang dilakukan renovasi.

Suami saya menyarankan untuk pergi ke hamam yang lain saja. Salah satu pelanggan toko kami ada yang bekerja di hamam wanita jadi suami menyarankan untuk ke hamam yang itu saja. Namun suami juga ga tahu berapa harganya di hamam tersebut.

Lalu terjadilah pembicaraan di antara kami yang membahas tentang harga hamam. Ternyata mahal juga biaya untuk mandi di hamam, kata sahabat suami sih mulai dari 30 TL ...weeewww

"Mahal bangettttt!!!" seru kami (saya dan Imas)
"Memangnya kamu pikir berapa bayar ke hamam?" tanya sahabat suami.
"5 TL" jawab kami.
"Hah... Kalo 5 TL sih cuman masuk buat lihat-lihat aja kayak di museum :P" jawabnya dengan penuh canda.

Ternyata memang benar saudara-saudara sekalian, saya pernah lihat spanduk di pintu masuk hamam yang menuliskan seperti ini: "Turkish Hamam 10 €".

Sekarang 1 Euro = 2,8 TL. Kemungkinan spanduk tersebut dibuat pada saat beberapa bulan lalu yang mana 1 Euro = 3 TL.



Kartuş Bank

Seperti biasa kalau saya jaga toko dan waktu salat tiba, saya salat di masjid ya ada di area bazar. Suatu hari abis salat, ada wanita muda Turki yang bertanya pada saya. Sejak saat itu kalau bertemu, kami saling bertegur sapa. Tapi sampai saat ini, kami tidak tahu nama satu sama lain. Lupa kenalan gitu :D Yang saya tahu, suaminya bekerja di salah satu resto dekat sini.

Awalnya ia bertanya apakah saya kerja di sini. Saya jawab "tidak, tapi kami punya toko baju di sini," sambil menjelaskan letak toko saya dan ia pun tahu lokasi yang saya jelaskan itu. Saya pun bertanya balik pertanyaan yang sama. Jawabnya seperti ini: "Suami saya kerja di resto (lupa namanya) dan saya ikut membantu." Resto itu di mana ya?" tanya saya kembali. "Itu di jalan sebelah sana, tahu Kartuş Bank?" ungkapnya sambil bertanya. Saya pura-pura tahu letak Kartuş Bank seraya mengiyakan pertanyaannya. Sambil mikir yang mana Kartuş Bank, perasaan di jalan itu tidak ada bank. Yang terpikir oleh saya saat itu Kartuş Bank adalah bank tempat menabung.

Saya pulang ke toko dengan penuh tanda tanya tentang Kartuş Bank dan berpikir keras tentang jalan yang sering saya lalu itu. Lalu saya tanya ke suami tentang Kartuş Bank yang ada di jalan itu. Sebelum dijawabnya, saya mengungkapkan tentang ingatan saya kalau di jalan itu tidak ada bank. "Itu yang di sebelah internet cafe bukannya Kartuş Bank?" jawab suami dengan nadanya yang bertanya pada saya.

Ooohhh ternyata yang dimaksud Kartuş Bank ini adalah tempat untuk membeli atau isi ulang tinta / toner printer :D

Dalam bahasa Turki "kartuş" = "cartridge"


Mari belajar Bahasa Turki murah meriah ;)


Nulis Diary

Siapa yang suka nulis diary? 
Dulu waktu masih sekolah, saya suka nulis diary meskipun tidak konsisten. Terkadang saya bikin sendiri buku diary-nya. Saya gunakan puluhan lembar kertas A4, 1 lembar dibagi dua. Saya plot buku itu untuk setahun. Setiap lembarnya saya design agar menarik. Lalu dijilid ring atau hardcover di percetakan dekat rumah.
Tadi di berita pagi (saya nontonnya 1de sabah di TRT 1), diberitakan ada seorang kakek berumur 81 tahun yang konsisten menulis diary sejak 62 tahun yang lalu. sudah terdapat 8 buku diary yang tebal-tebal. Semuanya jika dijumlahkan menghasilkan 8ribu lebih halaman.
Meskipun sekarang sudah jaman BLOG, jadi terpikir untuk menulis diary lagi  siapa tahu bisa konsisten seperti kakek itu ^^


Tips Menulis agar Tidak COPAS

Menulis buku, artikel, atau apapun pasti memerlukan referensi untuk bahan pengayaannya. Hal ini bertujuan agar hasil tulisan kita "kaya" dan tidak membosankan.

Saya pribadi lebih menyukai untuk mencari referensi berbahasa asing, baik itu artikel, buku maupun video. Saya menguasai bahasa Inggris dan Turki. Jadi referensinya saya cari yang menggunakan dua bahasa tersebut. Dari referensi yang telah didapatkan, tidak mentah-mentah menuliskan terjemahannya melainkan saya ambil intisarinya.

Mungkin ada yang bertanya, kenapa sih cari referensi yang bahasa asing? Tentunya ini bukan untuk gaya-gayaan, tapi hal ini saya lakukan untuk menghindari COPAS.

Foto di bawah adalah hasil karya saya yang bebas dari COPAS :)

yang belum punya, AYO segera diburu sebelum kehabisan!

#MuslimahMompreneur
#WomenpreneurChekclist
#BestofTurki


Pernah Terima Telegraf?

Beberapa malam lalu di berita malam diulas sedikit tentang telegraf. Ceritanya si anchor baru saja menerima telegraf yang dikirim oleh rekan kerjanya. Diceritakan bagaimana seandainya kita ingin mengirim telegraf serta proses pengirimannya. Saya pun jadi teringat dengan telegraf yang diterima saat resepsi pernikahan di sini 23 April 2005 lalu. Saat itu, salah satu teman keluarga tidak dapat hadir di acara resepsi pernikahan kami karena sedang bertugas di kota lain. Beliau mengirim telegraf untuk mengucapkan selamat pada kami.

Rupanya ucapan selamat dengan menggunakan telegraf adalah salah satu cara yang on time dan cukup trend di Turki.


Karides jadi Karagöz

Pagi-pagi menjelang jam 8, saya meluncur ke toko dengan menaiki bus yang beroperasi jam 7:45. Suami akan pergi ke rumah sakit jadinya saya yang bertugas jaga toko.

Sepulangnya dari rumah sakit, suami menyuruh saya segera pulang ke rumah. Tapi saya ingat bahwa beberapa hari lalu suami janji akan membeli ikan pada hari selasa. Tadi saya pun mengingatkannya untuk membeli ikan di supermarket. Ia lalu segera ke supermarket untuk membeli ikan. Saya berpesan kalau ada palamut (ikan tongkol) beli palamut, kalau ga ada beli yang lain aja.

Beberapa menit kemudian suami nelpon dan memberi tahu ikan yang dibelinya. Yang terdengar oleh saya begini, "ada karagöz, saya beli," katanya --karagöz adalah nama salah satu jenis ikan--. Saat itu saya sedang menonton sinetron yang mana terdapat pertunjukan Karagöz dan Hacivat --pertunjukan tradisional Turki--. Maka saya pun hanya berkomentar seperti ini, "apa karagöz? ya its ok."

Selang beberapa menit, suami datang lalu menunjukkan ikan yang dibelinya. Ketika dibuka kantong plastik ternyata yang dikeluarkan adalah udang --bahasa Turkinya "karides"--.

Saya terkejut, heran, dan senang tentunya. "Neeeee, bu karides?" (apaaa, ini udang?) respon saya. "Eh tadi kan di telpon saya udah bilang kalo beli karides," timpalnya. "Tadi kedengaran sama saya karagöz bukan karides," jawab saya sambil tertawa.

Aahhh baiknya suamiku, inget aja kalau istrinya suka udang. Çok teşekkür edrim kocaciğim

























[Jual e-book] Aktivitas Seru Ramadan

Ramadan sebentar lagi... Kita sambut Ramadan dengan suka cita :) Ini lo ada ebook aktivitas yang seru untuk Ramadan. *** Aktivitas Seru Rama...