Showing posts with label Bus. Show all posts
Showing posts with label Bus. Show all posts

Kejadian Unik

 Semalam ada kejadian unik di bus. Begini ceritanya…

Posisi bus masih di terminal, masih menunggu waktu untuk beroperasi yaitu pukul 7 teng. Di dalam bus sudah ada beberapa penumpang termasuk saya. Kemudian masuk seorang ibu yang sepertinya orang asing. Si ibu duduk di bangku berseberangan dengan saya. Tak lama kemudian si ibu berdiri dan menuju ke depan. Si ibu mengeluarkan botol kecil (sepertinya berisi minyak gosok), dan meneteskan isi botol ke tangannya. Lalu sekonyong-konyong si ibu memijat kepala pak supir tanpa meminta izin terlebih dahulu. Pak supir sepertinya merasa kaget tapi rupanya menikmati pijatan si ibu. Kami para penumpang yang menyaksikan jadi bengong dan bertanya-tanya, “si ibu teh ngapain?”


Setelah beres memijat kepala, dilanjutkan dengan memijat kedua tangannya sampe ke bahu dan punggung. Lalu menarik-narik ke atas tangan pak supir. Setelah selesai si ibu bertepuk tangan dan para penumpang pun ikut bertepuk tangan. 


“Ayo kita pergi, bismillah,” ucap si ibu sambil berlalu duduk.

“Sebentar, 1-2 menit lagi,” kata pak supir.


Eh si ibu berdiri lagi, “Eh bentar denk,” kata si ibu sambil berlalu keluar bus. Lalu si ibu menempelkan kedua tangannya ke sebuah pohon untuk beberapa detik. Entah apa yang sedang dilakukannya di pohon itu. Seperti yang sedang mentransfer energi saja.


Kemudian si ibu kembali masuk ke dalam bus. Pas ngelewat pak supir, si bapak memberi sesuatu (sepertinya kacang-kacangan) kepada si ibu sambil bertanya sesuatu.

“Saya tidak bekerja di spa,” jawab si ibu. “Saya physiotherapist, saya mendapakan pendidikan tentang ini. Dan saya juga guru matematika,” sambungnya.

Si ibu pun duduk kembali di kursinya dan menikmati kacang-kacangan pemberian pak supir.


Waktu sudah menunjukkan pukul 7 dan bus pun mulai beroperasi. Alhamdulillah kami selamat sampai tujuan. Ternyata si ibu tetangga saya, kami turun di halte yang sama. Tapi baru pertama kali melihat ibu ini di sini dan malam tadi pun pertama kalinya si ibu naik bus jam segitu.


Bus Mogok Lagi

Scene: 11/08/22, di bus no. 5, sedang nunggu untuk jalan pukul 18.05.

Ibu penumpang langganan (Ibu): Eh kamu tahu ga, kemaren pas kamu udah turun?

Saya: Kenapa? Busnya mogok?

Ibu: Iya. Dekat villa Torus Hill, pas di tanjakannya, ini bus mogok dan hampir mundur lagi. Untung ada salah satu penumpang cowo yang turun dan naro batu di belakang ban. 

Emang sih bus kemaren itu udah ada tanda-tanda mau mogok. Sebelum saya turun, bus udah menunjukkan tanda-tandanya. Di halte kedua sebelum saya turun, supir sempat berhenti dan mengecek mesin di belakang. Kemudian maju lagi dengan effort yang cukup besar. Sebelum nyampe di halte itu, di tanjakan, sempat ngegas seperti kekurangan daya. Alhamdulillah bisa nyampe di halte tempat saya turun tanpa ada kendala berarti. Namun, akhirnya mogok juga sebelum nyampe di Tepe (puncak) yang merupakan tujuan akhir.

Si Ibu menambahkan, "Dengan segala daya si supir mengusahakan agar busnya berjalan kembali."

Sepertinya dengan bantuan doa dari semua penumpang, akhirnya bus pun dapat berjalan. 

"Pas busnya maju, eh si bapak yang mengganjal ban dengan batu itu ketinggalan. Saya teriak dong ada orang yang ketinggalan," ucap si ibu :D

Akhirnya si ibu dan penumpang lainnya dapat sampe di Tepe dengan selamat. Alhamdulillah.



Bus Mogok Berbuah Teman Baru


Firdevs namanya teman baruku ini. Cewe cantik yang sering bareng satu bus denganku.
Awalnya kami tidak pernah bertegur sapa, saling senyum pun ga pernah. Sehingga suatu sore, di dalam bus yang belum melaju itu terasa panas. Semua jendela tertutup, tapi pintu-pintunya terbuka.
"Boleh saya buka jendela ini?" tanya Firdevs, karena bukaan jendela ada di dekat saya.
"Oh ya, silakan buka aja," jawab saya.
Sejak saat itu, kami saling senyum dan menyapa di dalam bus. Setiap saya naik bus, dia sudah ada di dalam, karena dia naik bus di 2 halte sebelum saya. Pulangnya pun, dia yang turun duluan.
Dan tadi pagi, bus yang kami tumpangi mogok di dekat rumah sakit Anadolu di kaki bukit. Dari sana, kami pun jalan kaki bareng. Lumayan deh olah raga pagi jalan santai 2 km.
Kami memang jalan bareng berdampingan, tapi setengah perjalanan kami tidak mengobrol karena ga saling kenal 😃
"kamu kerja di mana?" akhirnya saya memulai percakapan setelah lebih dari setengah perjalanan kami jalan bersama.
"Saya kerja di balai kota, bagian çözüm masası (meja solusi)," jawabnya.
Dari situ mulailah mengalir percakapan kami. Katanya dia sebenarnya udah tahu tentang saya... bahwa saya orang Indonesia, menantunya bapak A, punya toko baju, dsb. wesssss ternyata 😃
Terakhir saya tanya nama dia. Namanya Firdevs (Firdaus dalam bahasa Indonesia). Dia pun balik menanyakan nama saya.
"Memnun oldum (senang bertemu/berkenalan denganmu)," katanya.
"Bende memnun oldum (saya juga)," ucap saya.

Kami pun berpisah di depan toko. Dia masih harus berjalan menuju balai kota sekitar 500 meter lagi. 

Bus mogok

Semalam seperti biasa pulang naik bus yang pukul 20. Busnya termasuk bus yang baru. Tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan. Bus keluar dari terminal normal-normal saja. Berjalan lancar tanpa ada kekurangan suatu apapun.

Naik ke bukit juga lancar. Pas depan rumah saya (masih di bukit), ini bus ujug-ujug berhenti. Saya biasa turun di halte depan masjid, jadi bus melewati rumah saya dulu.
Supir berusaha menstater bus kembali sambil menggerutu, "Bensinnya masih ada kok. Kenapa ini?" Distater terus tapi ga bisa nyala.
Saat Pa supir sedang menstater bus, saya beranjak dan mendekati supir. "Saya boleh turun di sini?" tanya saya.
"Boleh," jawab pa supir.
Turunlah saya dan segera masuk ke dalam rumah. Di dalam bus masih ada sekitar 6 penumpang. Beberapa akan turun di halte depan masjid dan beberapa lagi turunnya masih jauh. Saya ga merhatiin apakah mereka pada turun atau engga. Karena waktu saya turun, penumpang lain masih duduk manis di dalam bus.
Bus mundur ke jalanan yang rata, karena mogok pas di jalanan yang sedikit menanjak. Sekitar 30 menitan atau lebih bus berada di sana. Entah apa kerusakannya. Tapi akhirnya bisa melaju kembali.

Pulang dari toko tadi sore



Seperti biasa (sejak senin), saya tutup toko pukul 15:40, untuk naik bus yang pukul 16:00. Pergi dari toko pukul 15:50, jalan kaki ke terminal 2-3 menit. Ketika nyampe terminal, ternyata ada jadwal baru jam operasi bus yang ke daerah rumah.

"Mba, harus nunggu bus yang pukul 5," ucap seorang bapak yang saya kenal.
"Pukul 4 ga ada," tambahnya.

"Apa? Jadi 2 jam sekali?" tanya saya kaget.

"Ga tau deh. Liat aja di situ," jawab si bapak sambil nunjuk jadwal yang ditempel di halte.

Saya menuju halte sebelah dan melihat jadwal yang ada di sana tanpa melihat tanggalnya. Di sana masih tertulis jadwal pukul 16:00.

Kemudian datang mba tetangga depan rumah yang sama sama akan naik bus. Dia kaget dengan jadwal baru ini. Sedangkan saya masih bingung dengan jadwal pukul 4 yang kata si bapa ga ada tapi ada tertulis di halte ini.

Si mba tetangga nanya nanya ke si bapa dan melihat jadwal di halte itu. Lalu saya pun ke halte itu dan melihat jadwalnya. Ternyata di jadwal itu tertulis tanggal hari ini. Seperti yang terlihat di foto, jadwal bus ke daerah rumah saya adalah yang tengah, yaitu 2 jam sekali. Yang di kanan kiri lebih parah, cuma sehari 2 kali.

Saya dan mba tetangga memutuskan untuk pergi ke halte pertama setelah terminal. Saya bertujuan ke minimarket yang ada di sana. Sewaktu di terminal, si mba nelpon suaminya untuk menjemput di halte ini. Saya pun diajaknya untuk pulang bareng. Alhamdulillah bisa pulang cepat tanpa harus menunggu bus pukul 5.

Ga tau deh besok besok ada perubahan jadwal lagi atau tetap seperti ini.

Semoga wabah covid19 segera berlalu, aamiin.

Stay safe everyone 

Bus charteran


Back to work after 2 days free.
Waktu naik bus di halte dekat rumah, ada 1 penumpang cewe di dalam.
Di halte kedua setelahnya, si penumpang itu turun. Sampe terminal, ga ada penumpang lain yang naik.


Mola vs Kola

"Mola", dalam bahasa Turki berarti "istirahat". Sedangkan "kola" = cola.

Nah, jika melakukan perjalanan antar kota di Turki dengan menggunakan bus antar kota, maka kedua kata ini akan sering didengar oleh kita. Ketika bus akan melakukan istirahat di pombensin atau di terminal, maka pramugara bus akan mengumumkannya. "Mola 30 dakika" (istirahat 30 menit) misalnya si pramugara mengumumkan dengan mikrofon.

Begitu pun ketika akan membagikan minuman, si penumpang akan ditanya seperti ini, "Çay, Kola, Meyve Suyu, Kahve, Su?" (Teh, Cola, Jus buah, Kopi, Air).

Suatu waktu, kami melakukan perjalanan antar kota menggunakan bus. Saat itu si pramugara mengumumkan bahwa akan dilakukan mola. Saya yang kupingnya agak siwer, terdengarnya "kola". Otomatis saya nunggu-nunggu akan dikasih kola, tapi si kola tak kunjung dibagikan.

"Tadi katanya mau dikasih kola, tapi kok ga ada?" tanya saya pada suami.

"Bukan kola, tapi mola," jawab suami.

wkwkwkw :D

Mendorong bus


Beberapa tahun lalu, supir bus sempat meminta para penumpang untuk mendorong busnya. Kami para penumpang sudah duduk manis di dalam bus.
Mohon keluar dulu semua. Bisa tolong dorong busnya sebentar? Pinta pa supir. Aduh gila, ngedorong bus?
Kami semua penumpang yang hanya beberapa orang ini keluar bus. Saya dan anak adalah dua orang penumpang perempuan yanga ada. Sisanya beberapa orang bapa semuanya berusaha mendorong bus membantu pa supir. Sedangkan saya dan anak menonton saja 
Alhamdulillah berkat kerja sama ini, bus pun dapat melaju dan mengantarkan para penumpang ke tujuannya dengan selamat.

Apakah di Turki ada tukang urut?

  jawabannya ADA, disebut ÇIKIKÇI (dibaca: ceu-keuk-ceu). profesi ini bukanlah profesi yang formal dimana terdapat tempat praktek dengan pla...