Scene: 11/08/22, di bus no. 5, sedang nunggu untuk jalan pukul 18.05.
Ibu penumpang langganan (Ibu): Eh kamu tahu ga, kemaren pas kamu udah turun?
Saya: Kenapa? Busnya mogok?
Ibu: Iya. Dekat villa Torus Hill, pas di tanjakannya, ini bus mogok dan hampir mundur lagi. Untung ada salah satu penumpang cowo yang turun dan naro batu di belakang ban.
Emang sih bus kemaren itu udah ada tanda-tanda mau mogok. Sebelum saya turun, bus udah menunjukkan tanda-tandanya. Di halte kedua sebelum saya turun, supir sempat berhenti dan mengecek mesin di belakang. Kemudian maju lagi dengan effort yang cukup besar. Sebelum nyampe di halte itu, di tanjakan, sempat ngegas seperti kekurangan daya. Alhamdulillah bisa nyampe di halte tempat saya turun tanpa ada kendala berarti. Namun, akhirnya mogok juga sebelum nyampe di Tepe (puncak) yang merupakan tujuan akhir.
Si Ibu menambahkan, "Dengan segala daya si supir mengusahakan agar busnya berjalan kembali."
Sepertinya dengan bantuan doa dari semua penumpang, akhirnya bus pun dapat berjalan.
"Pas busnya maju, eh si bapak yang mengganjal ban dengan batu itu ketinggalan. Saya teriak dong ada orang yang ketinggalan," ucap si ibu :D
Akhirnya si ibu dan penumpang lainnya dapat sampe di Tepe dengan selamat. Alhamdulillah.
No comments:
Post a Comment