Showing posts with label indonesian. Show all posts
Showing posts with label indonesian. Show all posts

Turis Swedia jadi Langganan

 "Hi, do you remember me?" sapa ibu turis sambil tersenyum riang.

"Hi, yes I remember you," ucap saya. Dan kami pun berpelukan.

Saya bilang yes sambil otak ini dengan cepat mengorek memori. Ini turis yang mana? Kapan datang ke sini? Asalnya dari mana? Saya harus berusaha secepat mungkin mengingatnya. Dan ya, saya pun dapat mengeluarkan memori tentang turis ini.

"Kamu datang ke sini tahun lalu kan?" tanya saya memastikan.

"Yes," jawabnya riang.

"Kamu orang Swedia kan?" tanya saya memastikan lagi.

"Yes," jawabnya tetap riang.

Lalu kami pun mengobrol lebih lanjut sambil memilih-milih baju yang akan dibelinya. Ketika turis ini datang, saya sedang melayani turis dari Kazakstan. Turis Swedia ngomong English, yang kazakstan ngomong Rusia campur Turkish. Kalau udah bahasa campur begini, otak saya kadang nge-hang.

Turis Swedia ini sepasang lansia non muslim yang membeli baju untuk anak cewenya yang beragama Islam. Tahun lalu, mereka datang ke toko saya diantar oleh seseorang yang kami sangka dia itu hanut. Jadi kami kasih deh tuh 10%. Padahal dia bukan hanut :D

Nah, tahun ini, mereka datang lagi ke sini sendiri (ga diantar siapa-siapa). Katanya mereka sempat bingung cari toko saya, karena di samping sini sedang ada pembangunan gedung besar. Jadinya bikin orang-orang susah nyari alamat.

"Next year I will come here again," begitu katanya setelah selesai transaksi. InsyaAllah ada umur, kita bisa ketemu lagi. aamiin.

Turis sok akrab?


"Salam sister, how are you?" tanya abang turis yang masuk ke toko.
"Waalaikumsalam. fine, thx. how about you?" saya ngejawab sambil mikir ini abang turis siapa ya. perasaan saya ga pernah ketemu.
"Waktu kami ke sini ketemu sama suami kamu," ucapnya, seperti membaca pikiran saya.
Ohhh pantes aja, paling suami cerita kalo istrinya orang Indonesia.
Lalu istri si turis nanyain suatu produk tapi di toko saya ga ada. Dia pun milih-milih pashmina dan fix mau beli dua warna. nawar dikit, oklah, langsung bungkus.
Sambil memasukkan pashmina ke kantong, saya tanya asal mereka. "Eritrea," jawabnya. hmmm ternyata ini turis yang diceritakan suami.
Setelah beres transaksi dan saling berterima kasih, saya ngasih tahu tempat yang menjual produk yang tadi ditanyakan. Saya keluar dan kasih tunjuk tempatnya. Tinggal lurus aja dari toko saya. Mereka pun menuju ke sana.
Pas saya masuk ke toko, eh ada topi mba turis ketinggalan. Saya pikir pasti lah mereka balik ke sini lagi. Saya nulis dulu penjualan yang baru terjadi. Ditunggu-tunggu kok ga ada datang si turis. Saya liat ke arah toko yang tadi ditunjukkin, ternyata mereka baru keluar dan menuju ke jalan utama. sepertinya ga nyadar kalo topinya ketinggalan.
Saya kejar deh mereka sambil bawa topi. Eh ternyata mereka balik dan rupanya si mba sadar topinya ga ada di kepalanya tapi dia bingung ketinggalan di mana. apakah di toko yang barusan? Posisi saya udah cukup dekat tapi saya ada di seberang. Saya lambaikan topinya dan mereka melihat. untung deh ga usah ngejar ke jalan utama. Pas saya kasih topinya, ternyata ada yg hilang dari topinya. aksesori tali dan kewuk/kerang yang melingkarnya lepas. Saya temukan juga itu aksesori tergeletak di seberang jalan. rupanya tadi pas saya bawa, si tali itu terlepas. mba turis ga berenti bilang terima kasih ke saya. "thank you super sister," katanya 😃

Meninggalnya Seorang Dermawan

 

Kemaren sore terdengar pengumuman kematian seseorang tapi saya tidak begitu memperhatikan.

"Apa? Cenaze toreni (upacara pemakaman) di sekolah Dr. Şahin-Birsel Biçer?" kata anak menggerutu. Sekolah ini adalah tempat dia bersekolah waktu SD dan SMP. Meskipun lulus SMPnya ga di sana, karena waktu kelas 8 pindah.

"Apa sih?" tanya saya.

"Dengerin deh," pintanya.

Pengumumannya diulang, seperti biasa kalau ada pengumuman kematian atau apapun pasti diulang dua kali. Saya pun mendengarkan dengan saksama.

Ternyata ibu Birsel Biçer meninggal. Beliau dan abangnya adalah dermawan yang menyumbangkan hartanya (tanah) untuk mendirikan sekolah tersebut. Abangnya (dr. Şahin Biçer) telah meninggal lebih dulu, jauh sebelum sekolah itu didirikan. Semua sekolah negeri di Alanya merupakan sumbangan dari para dermawan. Oleh karena itu, nama sekolahnya diberi nama para dermawan tersebut.

Saya pernah beberapa kali bertemu beliau. Setiap ada acara di sekolah, beliau pasti hadir. Waktu saya menjuarai dua kali perlombaan membaca antar wali murid di sekolah itu, beliau yang memberikan plakatnya.

Beliau ini selain seorang dermawan, juga seorang akademisi. Pada tahun 90-an beliau terkenal sebagai kepala sekolah di salah satu SMK di Alanya. Beliau pensiun pada tahun 2006.

Hari ini saya search tentang berita ini, ternyata sudah tertulis di berbagai website media online lokal dan nasional. Di berita-berita dituliskan bahwa beliau meninggal karena tua, setelah sebelumnya dirawat di rumah sakit di Antalya, usianya 78 tahun. 

Nanti pukul 10 akan dilaksanakan upacara pemakaman di sekolah yang didirikannya. Setelah itu akan dimakamkan di pemakaman Bektaş yang terletak di bukit Bektaş, di sebelah bukit Kütürüp tempat sekolah (dan rumahku) berada. Tadi pagi, seperti biasa bus melewati sekolah itu. Di halaman sekolah sudah dipasang tenda dan tersedia kursi-kursi untuk keperluan upacara pemakamannya.

Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT, aamiin.

Bus Mogok Berbuah Teman Baru


Firdevs namanya teman baruku ini. Cewe cantik yang sering bareng satu bus denganku.
Awalnya kami tidak pernah bertegur sapa, saling senyum pun ga pernah. Sehingga suatu sore, di dalam bus yang belum melaju itu terasa panas. Semua jendela tertutup, tapi pintu-pintunya terbuka.
"Boleh saya buka jendela ini?" tanya Firdevs, karena bukaan jendela ada di dekat saya.
"Oh ya, silakan buka aja," jawab saya.
Sejak saat itu, kami saling senyum dan menyapa di dalam bus. Setiap saya naik bus, dia sudah ada di dalam, karena dia naik bus di 2 halte sebelum saya. Pulangnya pun, dia yang turun duluan.
Dan tadi pagi, bus yang kami tumpangi mogok di dekat rumah sakit Anadolu di kaki bukit. Dari sana, kami pun jalan kaki bareng. Lumayan deh olah raga pagi jalan santai 2 km.
Kami memang jalan bareng berdampingan, tapi setengah perjalanan kami tidak mengobrol karena ga saling kenal 😃
"kamu kerja di mana?" akhirnya saya memulai percakapan setelah lebih dari setengah perjalanan kami jalan bersama.
"Saya kerja di balai kota, bagian çözüm masası (meja solusi)," jawabnya.
Dari situ mulailah mengalir percakapan kami. Katanya dia sebenarnya udah tahu tentang saya... bahwa saya orang Indonesia, menantunya bapak A, punya toko baju, dsb. wesssss ternyata 😃
Terakhir saya tanya nama dia. Namanya Firdevs (Firdaus dalam bahasa Indonesia). Dia pun balik menanyakan nama saya.
"Memnun oldum (senang bertemu/berkenalan denganmu)," katanya.
"Bende memnun oldum (saya juga)," ucap saya.

Kami pun berpisah di depan toko. Dia masih harus berjalan menuju balai kota sekitar 500 meter lagi. 

Fokus untuk menjual


Barusan ada abang turis rusia datang ke toko saya. Keliatannya si abang ini bingung. Si abang ngomong bahasa Rusia dengan sedikit bahasa tubuh yang menandakan kalau dia ingin membeli hijab. Langsung saya tunjukkan hijab yang ada. Karena dia nunjuk kepala saya, berarti saya tunjukkan hijab instan. Pas dia liat paketnya, ternyata bukan yang dicari. Terus saya tunjukkin kerudung segi empat, ternyata bukan juga. Terakhir saya tunjukkin pashmina. Dia nanya bagaimana cara makenya. Saya jadi model pashmina deh sebentaran hehe 😃 Kayaknya dia suka sama pashmina.
Terus dia nanya, "Bisa bahasa Rusia?"
"Sedikit," jawab saya.
Dia ngomong aja dalam bahasa Rusia. Kebanyakan saya ga ngerti yang diomonginnya. Tapi saya suruh aja dia milih warna pashmina yang ada di etalase. Saya fokus untuk menjual pashmina ini sama dia. Alhamdulillah bisa closing 5 pashmina pagi-pagi 🙂

Kelilipan


"Abla kenapa? Sakit?" tanya hanut yang mengantar turis.
Tadi setelah waktu asar, saya baca baca memories status fb hari ini. 10 tahun yang lalu hari ini, ayah saya berpulang kepadaNya. Saya baca status saya tentang itu. Tak terasa air mata saya mengalir deras, sampai saya ga bisa membendungnya.
Tiba-tiba datang hanut membawa turis (2 muslimah) dari bosnia yang tinggal di swiss.
"Abla, ini saya bawa customer," ucapnya saat masuk ke toko.
Aduhh... ini mata saya gimana. "Ya, silakan," jawab saya sambil menunduk sambil ngelapin air mata pake tisu.
Si hanut ngeliat mata saya berair terus nanya, "abla kenapa? Sakit?"
"Engga, ini kelilipan," jawab saya sambil terus ngelapin air mata.
Setelah si turis beres belanja dan pergi, saya ke musola untuk salat asar.
Lanjut ke pasar bareng pegawe sebelah.
Pulang dari pasar, nongkrong depan toko. Si hanut datang untuk ngambil persenan. Eh, dia nanya lagi ada apa dengan mata saya. "Abla, tadi matanya kenapa. Sakit ga?"
"Engga kok, tadi kelilipan," jawab saya keukeuh.

Cerita aksi hari ini


Tadi waktunya salat jumat, saya lagi minum teh bersama seorang customer di depan toko, tiba-tiba terdengar suara ledakan.
Saya pikir petasan. Kami tidak terlalu menghiraukan. Tapi terdengar lagi dan turis-turis berlarian keluar pasar. Kami jadi penasaran ada apa gerangan. Kemudian terdengar lagi suara yang sama. Dan orang orang yang berlarian keluar dari pasar semakin banyak. Kami semakin penasaran tapi tidak berani mendekat.
Kami hanya bertanya tanya satu sama lain, suara apa gerangan.
Tak berapa lama, seorang pedagang pasar melewati kami. Ibu customer dan ibu lain beserta tukang teh bertanya pada pedagang tersebut apa yang terjadi di pasar.
Ternyata ada yang berantem dan satu orang di antaranya membawa senapan lalu menembak sebanyak tiga kali. Tapi tembakan tidak mengenai sasaran. Si penembak langsung melarikan diri.
Selang beberapa menit, beberapa polisi dan investigasi tkp datang ke tkp. Juga terdengar ada suara helikopter. Entah ini helikopter ada hubungannya atau tidak dengan proses pencarian si penembak.
Yah, begitulah cerita aksinya. Saya jadi ragu ragu mau ke pasar hari ini. Mana belum belanja mingguan. Saya ngasih tahu kejadian ini ke suami. "Awas jangan ke pasar dulu. Nanti aja sorean ke pasarnya," pesan suami.

Istanbul?


Semalem hampir jam 7, lagi nungguin pintu bus dibuka, ada turis nanya, "Excuse me."
"Yes," jawab saya.
"Di mana beli tiket?" tanya si turis.
"Tiket apa?" jawab saya balik bertanya.
"Tiket bus ini," jawabnya sambil menunjuk bus yang ada di depan kami.
"Ga perlu tiket. Nanti bayar di dalam," jelas saya.
Udah, saya menghadap ke bus. Si turis di belakang saya ntah ngomong apa sama temannya. Tapi saya penasaran. Ini turis mau ke mana. Biasanya turis mau ke castle naik bus no. 4. Sedangkan bus yang depan kami ini no.7, tujuan ke daerah rumah saya di bukit.
Saya balik lagi ngehadap si turis dan bertanya, "Where do you want to go?"
"Istanbul," jawabnya.
Glek... unpredictable answer.
Waduhhh ini turis salah terminal. Terminal kecil ini hanya untuk bus-bus dalam kota. Terminal bus antarkota jauh dari sini.
"You must go to bus station," ucap saya.
Si turis bengong.
Euhh saya juga bingung ya. Wong sekarang juga lagi di bus station hehe.
"Gini, untuk ke istanbul, kamu harus pergi ke bus station yang lain. bukan di sini," jelas saya.
"Di mana?" tanyanya sambil memperlihatkan aplikasi peta di hpnya.
Aduh saya ga bisa cepat nunjukin di map sekarang. Coz udah mau naik bus.
Saya tunjukkan manual aja coz dekat kurleb 2 menit jalan kaki.
"Begini. Lihat. Ke sana, nanti belok kanan terus belok kiri. Ada LCW, nah tunggu depan situ. nanti naik bus no 1 or 101. bilang aja otogar."
Si turis sih bilang OK dan langsung jalan menuju arah yang saya tunjukkan. Semoga aja ga nyasar.

Cowok Turki yang Tebar Pesona


Barusan ada turis norwegia belanja di sini. seorang ibu yang sudah berumur. setelah beres transaksi, kami mengobrol singkat tentang cowo turki yang tebar pesona di media sosial.
Beliau cerita bahwa ada lelaki turki yang tidak sopan padanya di facebook.
"Hello prenses (princess)!" sapa lelaki turki yang lebih muda darinya.
"I am not prenses. call me abla (mbak) because I am older than you," ucap beliau.
"Tapi kamu kan turis. saya ingin memanggilmu princess," ucap si cowok turki.
"Ya saya turis, tapi saya tidak mau kamu memanggil saya prenses," ucapnya lagi.
Dan kata beliau si cowo turki ini mengirim emoticon kiss seperti ini 😘
Turis norwegia ini merasa tidak dihormati dengan dipanggil prenses dan dikirimi emoticon 😘
Si cowok turki ini merasa pesonanya akan membuat turis kelepek kelepek. tapi rupanya pesonanya tak mempan untuk turis norwegia ini, malah dia kena damprat 😁
"Bye bye," ucap si cowo turki mengakhiri percakapan.
Tapi kalo nyapanya ke turkish hunter kayaknya bakal kelepek kelepek nih dipanggil prenses 😁

Musim Asker, Ramai Konvoy dan Bising Klakson

Asker dalam bahasa Turki berarti militer atau wajib militer atau tentara. Laki-laki warga negara Turki yang sudah berumur 20 tahun ke atas wajib mengikuti asker (wajib militer) untuk beberapa bulan. Jika seorang pemuda sudah lulus sma dan tidak akan meneruskan kuliah dan sudah cukup umur untuk asker, maka pemuda tersebut dapat langsung mendaftarkan diri untuk wajib militer pada saat musim asker tiba. Jika ingin kuliah dulu, maka sesudah lulus kuliah diwajibkan untuk mengikuti asker, atau mungkin ingin bekerja dulu maka nanti pasti ada surat panggilan untuk mengikuti asker.

Di setiap kota, jadwal pendaftaran dan pemberangkatan wajib militer berbeda-beda dan biasanya terdapat beberapa tahap dalam setahun. Seperti halnya di Alanya tempat saya tinggal ini, menurut suami bahwa di Alanya setiap empat bulan terdapat jadwal untuk pendaftaran dan pemberangkatan asker. Seperti sekarang ini akhir Mei dapat disebut musim asker, karena banyak pemuda Alanya yang pergi asker ditandai dengan ramainya jalan oleh mobil-mobil yang konvoy membunyikan klakson sepanjang jalan mengantarkan pemuda yang akan pergi asker sampai ke terminal bus. Dari terminal bus, si pemuda yang akan melanjutkan perjalanannya sendiri dengan menggunakan bus sampai ke kota di mana dia akan melaksanakan wajib militernya.

Di Turki sudah menjadi kebiasaan atau tradisi, jika ada pemuda yang akan pergi asker maka keluarga, kerabat, teman dan tetangga akan mengantarnya hingga ke terminal bus sambil berkonvoy dan membunyikan klakson sepanjang jalan. Dalam sehari bisa saja siang malam ada yang pergi asker, pernah dalam sehari ada tiga kali terdengar ribut klakson di jalan depan rumah. Saya pikir ada yang nikah, karena jika selesai resepsi pernikahan, sudah tradisi konvoy keliling kota menuju pulang ke rumah. Ternyata ketika saya tanya suami, suami bilang itu bukan yang konvoy nikahan tapi konvoy mengantar asker karena bulan ini bulannya pemberangkatan asker di Alanya.

Sewaktu saya akan mudik di akhir November 2007, saya satu bus dengan pemuda yang akan pergi asker. Dari Alanya, saya menggunakan bus sampai ke Istanbul, yang mana bus akan berhenti di terminal-terminal bus di setiap kota yang dilewati. Salah satunya di terminal bus Antalya. Rupanya bulan itu di Antalya sedang musim asker. Ketika itu di terminal bus Antalya banyak pemuda yang akan pergi asker, banyak pengantarnya dan mereka akan menunggu bus yang digunakannya meninggalkan terminal. Sambil menunggu biasanya teman-teman pemuda akan bernyanyi-nyanyi atau bahkan menari-nari. Pokoknya keadaan terminal bus sangat ramai.

Di terminal bus Antalya, bus kami istriahat selama setengah jam, maka kami pun keluar bus untuk ke toilet dan membeli makanan. Ketika akan masuk bus lagi, bus kami sedang dikerumuni banyak orang dan kami pun susah untuk masuk ke dalam bus. Ternyata orang-orang tersebut adalah para pengantar pemuda yang akan pergi asker yang satu bus dengan kami. Mereka berteriak-teriak mengeluk-elukan si pemuda asker tersebut.

Ketika bus yang kami naiki meninggalkan terminal bus Antalya, saya melihat ada sebuah mobil sedan yang mengikuti bus kami. Tiba-tiba tidak jauh dari terminal, bus kami dihadang oleh mobil tersebut. Bus kami pun berhenti mendadak. Supir bus dan crew (supir cadangan dan pramugara bus, dalam bus antar kota di Turki terdapat pramugara atau pelayan yang mana tugasnya melayani para penumpang seperti halnya memberikan minuman), mereka turun untuk menghadapi orang-orang yang terdapat di dalam mobil yang menghadang bus kami. Ternyata di dalam mobil itu adalah teman-teman pemuda yang akan pergi asker yang ada di bus kami. Si pemuda yang akan pergi asker pun turun dari bus untuk menemui teman-temannya dan naik bus kembali. Rupanya mereka belum puas untuk mengucapkan selamat jalan, dan entah mungkin perihal ini sudah direncanakan mereka untuk mencari sensasi.

Supir bus dan crew pun kembali ke bus. Supir bus marah-marah, marah terhadap mereka yang menghadang bus dan pemuda asker pun kena marah juga karena yang menghadang adalah teman si pemuda. Si pemuda yang akan pergi asker pun bilang pada supir bahwa dia tidak mengetahui hal ini akan terjadi. Supir bus pantas untuk marah, karena tindakan mereka sangat berbahaya. Bagaimana kalau supir bus tidak sempat mengerem bus maka bus kami akan mengalami kecelakaan dan mereka pun akan celaka. Tapi alhamdulillah Allah masih melindungi kami yang mana supir bus cepat tanggap dalam hal itu.

Begitulah musim asker, tak peduli siang atau malam, kebisingan akan terjadi. Jika malam hari, maka siap-siap saja waktu tidur kita akan terganggu.


******

dimuat di web tribun jabar (www.tribunjabar.co.id) kolom mancanegara



Apakah di Turki ada tukang urut?

  jawabannya ADA, disebut ÇIKIKÇI (dibaca: ceu-keuk-ceu). profesi ini bukanlah profesi yang formal dimana terdapat tempat praktek dengan pla...