Tantangan Bahasa Asing

 

Bahasa Inggris adalah bahasa internasional. Mungkin karena alasan ini, makanya di sekolah-sekolah di Indonesia diajarkan bahasa Inggris (bener gak ya?). Meskipun ada 5 bahasa utama di PBB, tapi bahasa pengantarnya adalah English.
Melihat kurikulum di Turki, ada juga pelajaran bahasa Inggris seperti halnya di Indonesia.
Tahun 2001 di Bandung, belum banyak turis asing yang berkunjung. Jadi susah juga jika ingin praktik bahasa Inggris dengan bule. Akhirnya saya minta diajarkan ceting oleh tetangga yang kuliah di teknik komputer. Lalu dia mengajarkan saya ceting di mIRC. Di platform inilah saya bertemu dengan suami saya, yang ternyata dia juga sedang praktik bahasa Inggris. Melihat nickname saya saat itu adalah diana007, langsung disambar aja. Disangkanya orang Inggris. Padahal mah orang sunda asli. TERTIPU ceritanya wkwkwk.
Waktu masih sekolah, saya mikirnya semua orang asing pasti bisa bahasa Inggris. Tapi ternyata pikiran itu salah, tidak semua orang asing bisa bahasa Inggris. Ceting di mIRC membuktikannya. Saya ga nyaman kalo ceting sama orang yang tidak bisa English. Mendingan say bye aja. Lagian zaman itu belum ada Google Translate. Jadi pusinglah kalo mau terjemahin kalimat bahasa asing yang ga dimengerti. Ada kamus-kamus online, tapi itu pun terbatas bahasanya. Menterjemahkan kata-kata saja, tidak bisa satu kalimat langsung. Google translate didirikan pada 28 April 2006. Setahun setelah saya menikah.
Dan setelah jadi pedagang di Alanya, mengharuskan saya berkomunikasi dengan turis berbahasa Inggris dan banyak juga turis yang hanya bisa berbahasa negara asalnya saja. Beda halnya dengan ceting, untuk urusan dagang, saya tertantang untuk mempelajari bahasa-bahasa mereka. Karena ini akhirnya ada cuan, patut diperjuangkan toh 😃

No comments:

Post a Comment

Tip dari turis Albania

  sewaktu nongkrong di depan toko ada ibu ot yang nanya harga jaket yang digantung di atas pintu (otomatis menghadap ke toko). pas balik bad...