Showing posts with label turis palestina. Show all posts
Showing posts with label turis palestina. Show all posts

"Sultan" Palestina

Kemaren sepulang dari Zuhur di mushola, di depan toko udah ada babang ganteng dua orang. Ternyata mereka dua turis yang dibawa oleh hanut.

Saya langsung mengajak mereka masuk ke toko. Si babang ganteng yang kulitnya putih langsung nunjukkin foto mukena, "Do you have this?"
"Yes," jawab saya sambil nunjukkin barangnya. Saya pun nunjukkin model-model mukena yang lain. Sekarang di Turki sudah tersedia berbagai model mukena ala Turki. Ini jadi mempermudah bagi cewe-cewe OT yang tidak berjilbab jika ingin melaksanakan salat 5 waktu. Dan juga, namaz elbisesi aka prayer dress aka mukena ini banyak dicari oleh turis-turis luar negeri. Jadi kami pun menyediakannya di toko.
"Berapaan?" tanyanya.
Saya jawab dengan menyebutkan angka yang tertulis di tag price.
"Itu sudah last price?" tanyanya lagi.
"Tenang aja bang, nanti ada diskon," jawab saya.
Terus si babang vidio call sama seseorang sambil menunjukkan produk yang ada di toko. Dia ngomongnya pake bluetooth earphone. Sementara babang yang satunya pergi ke luar. Pas balik ke toko, dia bawa air. Oh ternyata dia keluar buat beli air. Padahal mah bilang ih, air mah ada tuh di kulkas 😃
Sementara si babang lagi vidio call untuk milih-milih baju, saya nyalain laptop. Karena siapa tahu perlu internet buat konversi mata uang. Karena biasanya turis suka minta konversi ke usd atau euro. Seperti pagi-pagi dibawain turis rusia sama hanut yang lain. Dan, yes, turis rusia emang suka bayarnya pake usd. Tapi ternyata babang ini bayarnya pake turkish lira.
Nah, sembari tetap ngomong di telepon, si babang juga ngomong sama saya. "Tunik yang itu ada ukuran sekian? Set yang itu ada ukuran sekian?" Babang ini nanya ukuran 38 dan 40. Tunik dan set yang ditanyakannya itu ukuran big size, jadi tidak ada ukuran yang ditanyakan. Terus saya tunjukkan tunik dan set yang ada ukuran 38 dan 40.
"Katanya kalau ukuran Turki itu lebih kecil dari ukuran Eropa," kata si babang.
"Mungkin juga," ucap saya dengan mimik ga yakin.
"Kamu ada meteran?"
"Ada," langsung saya ambil meteran.
"Bentar ini lagi ngukur dulu," katanya orang yang ditelpon lagi ngukur di sana.
"Coba ukurin tunik ini," sambil dia nunjuk yang akan diukur.
Terus saya ukur juga tunik yang dipasang di manekin luar.
"OK, saya mau tunik yang di luar itu," katanya.
"Saya mau set tunik yang di atas ini," tambahnya.
"Yang itu kan ga ada ukurannya," ucap saya.
"No problem."
Ya udah saya turunin ukuran terkecil 44.
"saya juga mau long dress ini," sambil nunjuk long dress pink.
Saya turunkan ukuran 42, long dress ini slim fit jadi bisa pas untuk 40.
"kalau tunik yang ini?" dia nunjuk tunik warna hijau.
"Yang ini paling kecil 46," jawab saya.
OK kalau gitu hitung berapa total yang tadi.
"Mukenanya 1?" tanya saya.
"Saya mau 3," jawabnya.
"Saya cuma punya 2."
"OK berarti 2."
Saya lanjut ngitung total. saya totalin harga normal, kemudian saya totalin harga diskon. terus saya tunjukkin ke dia.
"Ini udah last price?"
"Kalau mau nawar, boleh."
Eh ternyata dia mau nambah lagi.
"Saya mau yang hijau juga," katanya.
"Tapi kan ga ada ukurannya," ucap saya.
"Gpp. Saya kalau lihat yang saya suka, saya harus membelinya," ucap si babang sambil terpana lihat tunik hijau.
euleuh ini babang ternyata sultan ya 😃
Ya udah saya turunin yang ukuran 46.
Saya selalu mencatat dari mana asal turis yang belanja di toko saya. Saya pun nanya asal si babang ini.
"Saya asalnya dari Palestina, tapi saya tinggal di Holland," jawabnya. Meni someah si babang teh, selalu tersenyum kalau ngomong 😃
Saya tambahin harga tunik ini ke totalan yang tadi. Si babang ngeliatin kan tulisan saya. langsung dia ngeluarin uang segepok (seratusan) dan dihitungnya. terus taro di meja.
"Bismillah," saya pun hitung uang segepok itu. Dan jumlah uangnya sesuai dengan totalan yang saya tulis.
Setelah saling mengucapkan terima kasih dan saya serahkan barang borongannya, si babang dan temannya pun keluar dari toko saya. Saya antarkan sampe depan dan say goodbye.
Alhamdulillah transaksi yang lancar tanpa drama dan bisa bagi-bagi persenan gede ke hanut. Seneng kalau dapat customer turis yang dibawa hanut model gini. jadi kan si hanut juga dapet persenannya gede.

Hijab lebih murah

 

Barusan ada sekeluarga turis palestina (yang) tinggal di inggris datang ke toko saya. Ibu bapak dan 3 anak underage (2 cewe dan 1 cowo).
Mereka tertarik untuk membeli hijab instan. Udah saya kasih harga last price. Milih 4 warna, minta diskon lagi. Karena beli 4 jadi merasa pantas untuk dikasih diskon tambahan. Saya ga bisa kasih diskon lagi karena sudah last price.
"Kalo saya beli ini terus nanti ada yang lebih murah di toko lain, apakah bisa saya kembalikan?" Tanya si bapak.
"Lebih baik sekarang kamu lihat-lihat aja dulu di toko lain. Kalo ada yang lebih murah, mendingan beli di sana aja." Jawab saya.
Biasanya suka ada turis yang suka nanya-nanya dulu dan bilang "I will come back". Kadang saya suka ngasih kartu nama sama turis model gini. Tapi dengan si bapak palestina ini, saya ga niat kasih kartu nama. Eh si bapaknya malah minta kartu nama. Ya udah saya kasih.
"Di london harganya lebih murah dari ini," kata si bapak sewaktu saya bilang harga hijabnya.
Banyak turis yang mikir kalo turki ini tempat murah meriah. Iya itu dulu sebelum dolar meroket. Sekarang di turki serba mahal.
Baru beberapa minggu lalu saya beli produk-produk ini harga sekian. Eh minggu kemarin saya beli harganya udah naik lagi. Harusnya sih otomatis harga jual di toko saya juga naik. Tapi untuk sementara saya kasih harga lama dulu.
.
.
.
Few minutes later
Si bapak masuk ke toko sambil bilang, "I will take the hijab, sister."
Alhamdulillah. Kalo sudah rezeki, ga akan ke mana 😊

Diserbu turis palestina


Suatu petang (kamis/jumat lupa) pada musim panas tahun lalu, toko saya diserbu turis palestina.
Saya lagi nonkrong di lapak si teteh, dipanggil anak balik ke toko karena ada dua turis cewe. Saya samperin. Mereka nanya nanya harga, saya pun jawab seperlunya. Sepertinya mereka menunggu seseorang. Ternyata datang serombongan, beuh. Datang beberapa cowo dan cewe beserta anak anak. Entah mereka kerabat atau teman, yang pasti mereka serombongan dengan dua cewe yang pertama datang.
Salah satu cowo jangkung berwajah sangar yang maju untuk menawar. Meskipun wajahnya sangar, ia nawarnya sopan santun.
Tapi karena orangnya banyak dan mereka pun memelas dalam menawar, bikin kepala saya puyeng. Saya mempertahankan harga akhir agar tidak merugi tapi tetap memberi diskon pada mereka. Asli saya sampe gemeteran ngadapin mereka.
Akhirnya mereka nyerah dengan harga yang saya kasih, saya pun masukin baju bajunya ke beberapa kantong sesuai permintaan. Setelah mereka pergi, kepala saya nyut nyutan.

Palestina?


Kemarin petang, seorang bapak pemilik toko di area bazar datang menghampiri. "Abla ada kerudung? Ini orang Arab nyari kerudung. Saya ga ngerti," ujar si bapak yang mengantar perempuan Arab.
"Ada," ucap saya sambil mempersilakan masuk ke toko.
"Speak English?" tanya saya pada si perempuan. Ia pun mengangguk.
Saya tunjukkan kerudung yang ada dan ia memilih yang colorful. Lalu ia melihat lihat baju yang ada di toko. Ia ingin ferace ukuran sekian utk ibunya dan ukuran sekian untuk ibu mertuanya. Kemudian ia menyukai model tunik dan mencobanya. Ketika saya bertanya berasal darimana, ia menjawab Palestina. Sementara ia mencoba tunik di fitting room, saya ngobrol sama si bapak yang mengantar.
"Suaminya orang *sr*el," ucap si bapak. Hah sedikit kaget saya, karena si perempuan kan orang Palestina.
Singkat cerita si perempuan pergi lagi dengan si bapak. Kemudian menjelang maghrib kembali dengan suaminya.
Si suami yang ngomong dengan saya soal harga. Tapi alot banget nawarnya karena mereka sudah terlalu banyak belanja dan uang tersisa sedikit.
Percakapan kami jadi nyambung ke haji.
"Saya belum haji," jawab saya ketika ia bertanya tentang haji.
"Insyaallah secepatnya," tambah saya.
"Insyaallah saya juga," katanya.
"Saya juga ingin ke masjid Aqsa," ucap saya.
"I will go," katanya.
"Kami tidak tinggal di Palestina," tambahnya.
Saya pikir mereka tinggal di eropa. Eh dia bilang gini.
"Kami tinggal di *sr*el dekat tel aviv.
"Eh negara itu kan ga ada. Itu kan Palestina," ucap saya.
"ah sudahlah," katanya tidak mau memperpanjang tentang itu.
Ia sedikit menceritakan tentang kehidupan muslim dan yahudi di sana. Ia coba memperlihatkan paspornya yg menandakan bahwa ia warga negara itu tapi si paspor entah terselip di mana.
Akhirnya transaksi petang itu berakhir dengan membeli dua ferace saja. Yang lain dicancel dulu karena uangnya ga cukup.

Rezeki after prayer


Saya kalau pergi salat, toko saya tinggalkan dengan keadaan pintu seperti di foto. Saya taro kursi di tengah pintu dan tongkat dipalangkan diagonal.
Kali ini waktu pulang ke toko sedikit kaget. Kursi dan tongkat sudah tidak di tempatnya. Kursi sudah di luar dan diduduki seorang bapak arab. Pas ngeliat saya masuk toko, si bapak langsung nyapa "abla abla" terus jarinya nunjuk ke sebrang dan beliau manggil "haji haji". Beberapa menit kemudian datang dua lelaki muda dari arah utara dan nyamperin si bapak. Sepertinya mereka anak anaknya atau yg paling muda cucunya. Nah yang paling muda disuruh ke sebrang. Ternyata buat manggil dua wanita, yg satu tua dan yg satu muda. Ibu dan anak atau menantu.
Lalu dua wanita ini masuk ke toko bersama saya dan mulai pilih pilih baju. Mereka cari baju murah, sepertinya utk oleh oleh. Saya tunjukkan harga yg murah. Si ibu mau ferace big size. Si anak juga beli ferace yg small utk hadiah juga coz bukan ukuran dia. Singkat kata mereka ngeborong. Ternyata mereka dari palestina. Si anak bisa english dikit, lumayan bisa terjemahin emaknya. Si emak ga bisa english dan matanya kurang awas. Jadi ketika saya tulis harga, si emak ga bisa lihat. Sedangkan saya cuman bisa nyebut khamsin, mio, mio khansin. Puyeng saya kalo si anak ga ada. Tawar menawar sangat alot, tapi alhamdulillah kami bisa sepakat.
Akhir kata saya minta mereka untuk mendoakan saya agar bisa berkunjung ke Masjid Al Aqsha, aamiin.
Setelah mereka pergi, saya harus beberes toko yang acak kadut. Lagi beberes, datang pegawe sebelah ngasih tau kalau tadi ada orang arab ke sini. katanya dia bilang ke mereka kalo yg punya lagi salat ke masjid dan disuruhnya si bapak duduk.
Memang sudah rezeki, turis pun rela nunggu untuk belanja di sini.



Apakah di Turki ada tukang urut?

  jawabannya ADA, disebut ÇIKIKÇI (dibaca: ceu-keuk-ceu). profesi ini bukanlah profesi yang formal dimana terdapat tempat praktek dengan pla...