[Random Snippets-AIR] berenang di pantai alanya

Summer 2009 adalah summer bersejarah untukku. Karena setelah 4 tahun tinggal di Alanya (kota di pesisir Mediterania di selatan Turki), baru summer tahun ini bisa merasakan berenang di pantai nya. Meskipun tinggal di kota pantai, tapi aku tak bisa seenaknya pergi berenang sendiri ke pantai. Suamiku tidak mengijinkan aku pergi sendirian ke pantai apalagi untuk berenang.

Kami sering pergi ke pantai bersama tapi tidak untuk berenang melainkan hanya untuk jalan-jalan sore (JJS). Itu pun tidak berlama-lama karena suamiku harus cepat kembali ke toko, untuk mengurus tokonya. 


Seperti biasa hari minggu sore kami JJS ke daerah pantai. Si anak merengek ingin berenang karena melihat banyak orang yang berenang disana. Karena anak masih kecil, biarin dech berenang cuma pakai celana dalam saja. Saya pun membuka baju si anak dan hanya menyisakan celana dalamnya (karena saat itu memang tidak ada persiapan untuk berenang). lalu suamiku pun menggulung celana panjangnya dan membawa si anak ke air. meskipun tidak sungguh-sungguh berenang, tapi si anak senang bermain air di pantai yang mana membuat celana si ayah menjadi basah. Meskipun celananya jadi basah tapi tak apalah yang penting si anak senang. Sekalian saja suamiku memandikan si anak dengan air laut. Karena keringet buntet suka melanda si anak saat musim panas dan menurut informasi dari tetangga bahwa air laut bisa jadi obat untuk keringet buntet maka kuminta suamiku untuk memandikannya. dan memang betul setelah mandi air laut si anak tidak pernah keringet buntet lagi

Saat itu aku hanya bisa melihat saja mereka bermain air dengan penuh rasa iri tentunya. setelah mereka puas lalu kami pun bergegas pulang. kami pun merencanakan untuk berenang minggu depan. 

Minggu depan yang dinantipun tiba. Aku dan anak pergi ke toko seperti biasa tapi kali ini membawa perlengkapan untuk berenang, sedangkan suami sudah berada di toko. dari toko kami menuju pantai jalan kaki seperti biasa. sampailah di pantai, kami pun ganti pakaian di ruang ganti yang tersedia. Aku tidak memakai pakaian renang tapi memakai pakaian biasa saja. blus lengan panjang, salvar (celana gombrang khas turki yang suka disebut celana aladin, bahan katun motif bunga-bunga untuk wanita dan katun polos warna hitam untuk laki-laki), dan tentunya tetap memakai jilbab praktis.


Kami pun berenang bertiga, aku sedikit-sedikit mengajarkan si anak berenang. sedang asik-asiknya berenang aku merasakan kalau salvarku terbuka. wah ternyata salvarku sobek. mana sobeknya besar lagi (dari mata kaki sampe ke paha). wah gawat nih, bagaimana aku keluar dari air??? aku memanggil suamiku lalu ia pun memintaku untuk cepat-cepat ganti baju. untung salvar ini celana gombrang jadi aku melipat-lipatnya dan jalanku pun kakinya rapat-rapat. akhirnya sampai juga ke tempat ganti. aku pun ganti baju cepat-cepat karena banyak yang ngantri di luar. setelah beres aku memandikan anakku dengan air bersih dan mengganti bajunya. lalu suami pun ganti baju. setelah kami semua beres, kami pun bergegas pulang.

Lumayan dech biar pun tak bisa belama-lama berenang karena tragedi salvar tapi aku senang bisa berenang di pantai Alanya.

*************
tulisan ini diikutkan dalam lomba temenan ama air yang dihost oleh mba vina

***********


[Random Snippets-AIR] bermain di atas air

aku dan anakku dalam balon, pic by ani

Melihat foto salah satu temanku membuat aku penasaran. Dalam fotonya ia dan anaknya berada dalam sebuah balon besar yang mana balon itu berada di atas permukaan air. Aku jadi penasaran, bagaimana rasanya berada di dalam balon itu. 

Ketika mudik ke Bandung, aku dan sahabatku pergi ke sebuah tempat rekreasi ternama di daerah Lembang. De'ranch tempat rekreasi itu. Ternyata di sana terdapat arena "Balon Air", arena yang sama seperti kulihat di foto temanku. Akupun tak mau kehilangan kesempatan, aku membeli dua tiket "Balon Air" untukku dan anakku.

Kami pun masuk ke dalam balon. Balon digelembungkan (diisi oksigen) oleh petugas lalu ditutup lubangnya dan digelindingkan ke dalam kolam. It's very fun, it's more than walking on the water but we can playing on the water tanpa berbasah-basah . Aku senang dan anak pun senang

****

tulisan ini diikutkan dalam lomba temenan ama air yang dihost oleh mba vina

*******



Aku, Turki, dan Keragamannya

Tahun 2005 adalah pertama kalinya untukku pergi keluar negeri dan langsung menetap di sebuah negeri perbatasan benua Eropa dan Asia. Ya, Turki-lah negara perbatasan itu. aku pernah memimpikan untuk berkunjung ke negara ini, sekarang itu telah menjadi kenyataan. pernikahanlah yang membawaku ke negeri ini, karena suamiku seorang Turki.

Sebelumnya aku tidak banyak tahu tentang kehidupan di negara Turki. aku hanya tahu bahwa penduduk Turki mayoritas islam. Aku pun tidak tahu bagaimana pakaian wanita Turki jika melaksanakan salat. Apakah seperti di Indonesia mengenakan mukena? karena aku sudah terbiasa membawa mukena ketika bepergian, maka ketika pergi ke Turki pun aku tak lupa membawa mukena. Ternyata setelah sampai di Turki, barulah aku tahu bahwa wanita Turki tidak mengenakan mukena jika melaksanakan salat tapi mereka hanya mengenakan pakaian yang dipakainya saat itu. Untung saja aku telah persiapkan mukena, karena aku merasa tidak nyaman jika salat tanpa menggunakan mukena.

Ketika aku berkunjung ke rumah kerabat disini, aku bawa mukena untuk persiapan jika waktu salat tiba. Aku bawa mukena berbahan parasut yang dikemas dengan tas kecil jadinya praktis masuk di tas. Ketika aku salat memakai mukena, orang-orang yang ada di sekitarku ingin mengetahui apa yang aku pakai itu. Ingin memegangnya, ingin mencoba memakainya. aku pun memperlihatkan dan memberikan kesempatan kepada mereka yang ingin mencobanya. Jika di antara mereka ada yang sudah pergi haji, mereka tahu mukena. karena jemaah haji Indonesia (wanita) memakai mukena ketika salat. 

Dalam hal jilbab, Turki mempunyai jilbab/kerudung tradisional yang namanya yazma. ketika suamiku dulu datang ke Indonesia (dulu masih calon), ia membawa tiga yazma (dari ibunya) sebagai hadiah untukku. Yang mana itu merupakan tradisi di Turki, mertua memberikan yazma (dengan renda yang drajutnya sendiri) pada menantunya. aku senang dengan hadiah yazma itu. Ketika sampai di Turki, aku mendapatkan yazma lebih banyak lagi pemberian dari kerabat suami. Pertamanya aku suka memakai yazma tapi lama kelamaan bosan juga. daripada yazma-yazma itu tidak terpakai, jadi  kuberikan saja sebagian yang kupunya pada kerabat di kampung halaman. karena aku lebih nyaman memakai jilbab praktis bawaanku dari Indonesia.

Dalam keseharian atau pun bepergian aku selalu memakai jilbab praktis berbagai model. Orang-orang yang melihatku akan otomatis tahu kalau aku adalah orang asing. Selain karena memang wajahku bukan wajah Turki dan juga karena jilbab yang dipakai olehku bukanlah jilbab Turki dan tidak ada dijual disini. Banyak yang suka dengan jilbab praktis ini. Karena memang praktis dan modelnya pun bagus-bagus. 

Sebagai orang Indonesia yang tinggal di Turki, aku ingin mengenalkan apa yang menjadi ciri baik dari Indonesia. Meskipun aku berbaur dengan orang Turki dan beradaptasi dengan tradisi yang ada, tidak berarti aku harus meninggalkan ciri-ciri Indonesia-ku. Aku ingin tetap dikenal sebagai orang Indonesia karena memang aku adalah orang Indonesia.

*****


tulisan ini diiikutsertakan pada writing contest dari pesta blogger 2010


[Jual e-book] Aktivitas Seru Ramadan

Ramadan sebentar lagi... Kita sambut Ramadan dengan suka cita :) Ini lo ada ebook aktivitas yang seru untuk Ramadan. *** Aktivitas Seru Rama...