TOMOKO the inspiration

mungkin ada dari teman-teman yang bertanya kenapa email saya tomoko?? atau kenapa saya memakai nama tomoko (idihh siapa lagi yang nanya geer )
beginilah ceritanya.......................................

**** TOMOKO the isnspiration ****

Tomoko adalah nama perempuan jepang yang saya sukai. Dari sebuah film drama Jepang saya temukan tokoh fiktif yang bernama Tomoko. Tokoh tomoko yang mempunyai nama lengkap Asai Tomoko ini sangat memberikan saya inspirasi.

Dalam film itu dia yang mempunyai kekasih dari negara yang berbeda dan berjuang untuk bersatu dengan cintanya itu dan akhirnya mereka pun dapat bersama. Kisahnya sama seperti yang saya alami, kekasih saya berasal dari negeri seberang. Saya pun terinspirasi dengan perjuangannya untuk tidak patah semangat dalam menggapai harapan. Saya optimis bahwa suatu saat nanti saya pun akan dapat bersama dengan kekasih saya yang nun jauh disana dan akhirnya kami pun dapat menikah dan hidup bersama. 

Karakter Tomoko yang ceria sangat memotivasi saya. Dia tidak begitu pintar tapi dia rajin dan bersemangat untuk mengikuti suatu kursus bahasa yang akhirnya dapat membawanya ke negeri tempat sang kekasih berada. Tomoko memang tokoh fiktif tapi seakan-akan nyata untuk saya. Mulanya dia hanyalah pramuniaga di suatu pusat perbelanjaan tapi dia adalah pekerja keras yang kemudian dengan keikutsertaannya dalam sebuah test untuk bekerja di sebuah travel agent, akhirnya dia dapat menjadi tourist guide di negeri sang kekasih.

Dalam hidup kita haruslah bersemangat untuk menggapai suatu harapan. Semangat itu saya dapatkan dari seorang Asai Tomoko. Nama Tomoko selalu saya pakai untuk setiap nickname <atau user id yang saya buat jika saya register dalam sebuah website.

Wanita jepang yang bermula dari seorang pramuniaga, kemudian menjadi tourist guide dan akhirnya menjadi supervisor di sebuah travel agent inilah yang menjadi inspirasi dalam hidup saya. Ceria, bersemangat, pekerja keras, pantang menyerah, dan selalu optimis itulah karakter asai tomoko yang selalu saya contoh.

Jika saja Asai Tomoko adalah tokoh nyata, ingin sekali saya berjumpa dan menjalin sebuah persahabatan (hehehe). Tapi sayang Asai Tomoko hanyalah tokoh fiktif dari sebuah film drama Jepang. Tapi meskipun begitu dialah inspirasi yang membuat hidup saya penuh semangat dan optimis.

Semangat dan optimis merupakan kunci untuk menggapai cita-cita atau harapan. Jika kita berharap akan sesuatu yang terbaik untuk hidup kita, janganlah kita patah semangat dalam menggapainya. Belum ada kata terlambat untuk memulai sesuatu. Kita bisa memulai sesuatu itu kapan saja dikala kita merasa siap untuk memulainya.

Setelah melihatnya dalam film drama itu, semangat dan rasa optimis dalam diri saya kembali muncul, yang tadinya saya pesimis untuk melakukan hubungan jarak jauh dengan sang kekasih tapi seakan-akan Asai Tomoko menghipnotis saya untuk bersemangat dan optimis. Cinta itu tidak mengenal perbedaan dan lautan yang luas bukanlah halangan untuk sebuah cinta.

Cinta, dengan cinta hidup kita akan penuh warna. Asai Tomoko pun merasakan cinta yang penuh warna itu. Cintanya untuk pria korea membuatnya belajar untuk bekerja keras. Cinta memang tidak selamanya harus memiliki, tapi setidaknya dengan kerja keras kita akan mempunyai kegiatan untuk tidak terlalu memikirkan cinta. Jika saja cinta itu memang tidak dapat dimiliki, tapi kita tidak terlena dalam keputus-asaan dan kita akan mendapatkan hasil dari kerja keras itu. Tomoko melakukan itu, dia memang berharap untuk mendapatkan cintanya tetapi dia juga tidak akan kecewa andai saja memang tidak dapat memiliki cinta itu. 

Saya pun berusaha untuk bekerja keras dan tidak terlalu memikirkan cinta yang terlihat semu. Saya tidak ingin kecewa karena cinta. Di akhir cerita, Asai tomoko berhasil mendapatkan cintanya dan berhasil juga dalam pekerjaannya. Happy ending, saya juga optimis kalau cerita cinta saya akan berakhir seperti kisahnya Asai Tomoko.

Dengan tetap semangat bekerja, optimis dan selalu berdoa kepada Allah, happy ending itu menjadi akhir dari kisah cintaku juga. Kisah cinta dua negara berakhir di pelaminan.

Asai Tomoko, tokoh utama wanita dalam film drama Jepang berjudul FRİENDS benar-benar memberi inspirasi dalam kehidupan saya. Hingga saya tetap optimis dalam melakukan long distance love (İndonesia - Turki).


Menikmati Ankara dari Atakule



Atakule adalah menara yang terdapat di kompleks Atakule shopping center. Berlokasi di distrik Çankaya provinsi Ankara, Turki. Shopping center ini merupakan yang kedua di Turki dan merupakan yang pertama di Ankara. Menara yang tingginya 125 meter dan shopping center-nya yang diresmikan pada tanggal 13 Oktober 1989 diarsiteki oleh Ragıp Buluç. Sama halnya dengan Monas di Jakarta - Indonesia, kita bisa masuk ke Monas dan naik ke teras menara jika sudah membeli tiket. Untuk naik ke Teras Atakule pun seperti itu, kita harus membeli tiket yang mana tiket masuk Atakule saat ini (tahun 2009) adalah 3 TL.

Senin (6 juli 2009), saya diantar suami ke Ankara dengan tujuan ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk memperpanjang paspor. Setelah mengisi formulir untuk perpanjangan paspor dan menyerahkan semua persyaratannya kepada petugas di KBRI, beliau bilang bahwa hari itu sangat sibuk tapi akan diusahakan secepatnya tapi daripada saya menunggu di KBRI mungkin bosan maka beliau menyarankan agar saya jalan-jalan saja dulu dan kembali lagi pukul 2.30 siang. Maka kami pun menuruti sarannya dan jalan-jalan di sekitar KBRI saja. Dan kebetulan Atakule letaknya dekat dengan KBRI jadi kami pun berkunjung ke Atakule. Tujuan utama adalah ke menaranya setelah itu barulah ke shopping centernya. Di puncak menara Atakule terdapat cafe dan bar, teras untuk melihat panorama, dan juga restoran berputar seperti halnya restoran Panyawangan yang terdapat di hotel Panghegar Bandung (the first rooftop revolving restaurant in Indonesia).


Kami pun membeli dua tiket, 3 TL per tiket. Ketika akan membeli tiket, di depan kami ada seorang ibu yang juga sedang membeli tiket untuk naik ke menara. Ibu tersebut berbahasa Inggris yang ternyata beliau adalah orang Kanada yang bekerja di Kedutaan Besar Kanada. Beliau bertanya kepada kami, “are you going to the top?”. Saya pun menjawab “yes”. Lalu beliau bilang, “ok then, I will go with you”. Saat itu terdapat 5 orang pengunjung, kami berdua, ibu kanada, dan dua orang laki-laki lain, dengan dibantu seorang petugas maka elevator pun meluncur menuju teras Atakule. Naik dan turun elevator Atakule harus didampingi oleh petugas. Ketika kami datang ke teras, di sana ada seorang laki-laki memakai setelan jas rapi. Saya pikir seorang turis karena sesekali melihat sesuatu menggunakan alat keker (teropong). Ketika suami mengobrol dengan lelaki itu, barulah diketahui bahwa beliau adalah seorang polisi keamanan Perdana Menteri Turki. Memang ketika dilihat-lihat beliau memakai perlengkapan bak seorang intel. Beliau berada di teras Atakule karena sedang bertugas mengawasi rumah dinas perdana menteri yang berada tidak jauh dari situ. Beliau pun menunjukkan rumah dinas yang dimaksud. Lalu beliaupun menunjukkan tempat-tempat pemerintahan Turki seperti Pembe Köşkü dan tempat pemerintahan lainnya. Seperti halnya seorang guide, beliau sedikit menerangkan tentang tempat-tempat pemerintahan tersebut. Meskipun itu bukanlah tugas beliau tapi karena suami mengobrol dengannya dan bertanya-tanya mengenai itu maka beliau pun dengan senang hati menjelaskan. Kami pun meminta ijin untuk memotret rumah dinas perdana menteri dan beliau pun mengijinkannya.

Dari teras Atakule kita dapat menikmati panorama Ankara. Di sana pun terdapat satu teleskop untuk dapat melihat objek lebih jelas, dengan memasukan uang koin 1 TL kita dapat mengoperasikan teleskop tersebut, tapi sayang pada saat saya kesana teleskop tersebut tidak dapat digunakan karena sudah kepenuhan koin dan petugas belum memeriksanya. Teras tersebut dipagari kaca, jadi kita dapat menikmati dan memotret pemandangan dari balik kaca. Ada beberapa bagian kaca yang dilapisi warna gelap dan ditempeli tanda dilarang memotret. Rupanya dibagian sana terlihat tempat kepresidenan yang mana tidak boleh dipotret. Tidak lupa kami mengabadikan panorama Ankara dengan memotretnya, saya dan ibu Kanada pun berfoto yang nantinya saya kirimkan foto itu via email. Rupanya ibu Kanada tersebut berencana untuk mengunjungi shopping center lain yang letaknya lumayan jauh dari Atakule. Ibu tersebut mengajak kami tapi sayang kami tidak dapat menemani karena kami berkeputusan untuk tidak jauh-jauh dari KBRI, karena jika ada telepon dari KBRI kami dapat cepat datang kesana. Setelah bertukar email, kami dan ibu Kanada pun berpisah di teras menara.
 

Tidak lama dari perpisahan dengan ibu Kanada, setelah puas memandangi panorama ankara dari teras Atakule, kami pun memutuskan untuk turun ke shopping center. Ada bioskop juga disana tapi pagi-pagi belum buka bioskopnya. Kami pun hanya berkeliling saja di dalam shopping center. Membeli minum dan sedikit makanan di supermarket. Karena HP diset tidak bersuara maka ketika ada telepon dari KBRI kami tidak mengetahuinya. Tahu-tahu sudah ada 3 panggilan tidak terjawab dari KBRI. Saya pun langsung menelpon petugas yang menangani paspor saya. Beliau bilang bahwa paspor saya akan selesai setengah jam lagi. Wah ternyata paspor saya cepat kelarnya. Kami pun langsung kembali ke KBRI dan dapat menerima paspor saya yang berlaku hingga 5 tahun mendatang. Setelah saya mendapatkan paspor baru, kami pun bergegas segera kembali pulang ke Alanya.



****
tulisan ini dimuat di tribun jabar edisi online (www.tribunjabar.co.id)

iyi bayramlar

Setelah berpuasa selama bulan Ramadhan, umat muslim seluruh dunia merayakan hari raya Idul Fitri pada 1 Syawal. Begitupun dengan umat muslim di Turki. Aura lebaran sudah terasa beberapa hari sebelumnya. Ditandai dengan semakin ramainya pusat-pusat pertokoan oleh orang-orang yang berbelanja baju lebaran serta kebutuhan-kebutuhan untuk lebaran. Seperti halnya di pusat pertokoan tempat kami berusaha. Tiga hari menjelang lebaran aktifitasnya meningkat hingga trotoar pun digunakan oleh para pemilik toko. Pusat pertokoan yang berkonsep city walk yang mana trotoarnya luas untuk kenyamanan para pejalan kaki maka pada tiga hari menjelang lebaran konsep itu sepertinya hilang.

Area tersebut terlihat seperti kawasan pedagang kaki lima padahal bukan. Dagangan yang terdapat di trotoar tersebut adalah dagangan dari dalam toko yang dikeluarkan oleh para pemilik toko agar dapat menarik pembeli lebih banyak. Jika pada hari biasa melakukan hal seperti itu tidak diperbolehkan oleh pihak pemerintah kota. Pada hari-hari menjelang lebaran pun sebetulnya juga tidak boleh tapi para pemilik toko tetap melakukannya karena sepertinya hal tersebut telah menjadi tradisi yang terselubung.

Biasanya sehari menjelang lebaran saya di rumah saja tidak pergi ke toko tapi tahun ini karena anak juga sudah agak besar jadi suami meminta saya untuk membantunya di toko. Menjelang iftar saya dan anak menuju toko, ketika sampai di area pertokoan saya kaget melihat suasananya yang sangat ramai dan area tersebut sudah seperti area pedagang kaki lima. Dagangan digelar seperti halnya lapak kaki lima.

Malam lebaran kali ini diguyur hujan lebat dan listrik pun beberapa kali mati yang mengakibatkan konsumen enggan masuk ke dalam toko karena toko gelap. Suami pun beberapa kali menelpon ke pengaduan listrik yang akhirnya listrik pun menyala kembali. Semakin malam suasana semakin ramai oleh orang-orang yang akan berlebaran. Di supermarket-supermarket pun tak kalah ramai. Menjelang tengah malam, saya pun ke supermarket untuk membeli beberapa bungkus permen dan coklat untuk persiapan lebaran. Karena tradisi di Turki setiap lebaran haruslah ada pemern atau coklat untuk disuguhkan ke para tamu yang datang ke rumah selain tentunya ada lokum (turkish delight) dan kue-kue manis khas Turki. Dan juga untuk dibagikan kepada anak-anak yang tradisinya berburu permen ke rumah para tetangga selain tentunya tradisi salam tempel alias angpaw dari orang tua dan para kerabatnya.

Indahnya lebaran sangat terasa, saling mengenal atau tidak, saling mengucapkan iyi bayramlar (selamat lebaran). ketika konsumen meninggalkan toko, konsumen dan pemilik toko akan saling mengucapkan iyi bayramlar. Ketika konsumen selesai membayar belanjaannya di kasa supermarket, kasir pun akan mengucapkan iyi bayramlar dan konsumen pun akan mengucapkan hal yang sama. Saya pun mendapat ucapan itu dari kasir ketika selesai membayar belanjaan dan saya pun membalasnya dengan mengucapkan hal yang sama sembari memasukan belanjaan ke kantong plastik dan saya pun berlalu keluar dari supermarket untuk kembali ke toko membantu suami dan pulang ke rumah menjelang subuh. Meskipun tidak saling mengenal tapi hal itu sudah menjadi tradisi disini.

Pada kesempatan ini yang mana masih dalam suasana lebaran Idul Fitri 1430 H, saya dan keluarga di Alanya ingin mengucapkan iyi bayramlar untuk teman2 semuanya, selamat hari raya Idul Fitri mohon maaf lahir dan bathin.


Alanya, 24 September 2009

Dian Akbas

[Jual e-book] Aktivitas Seru Ramadan

Ramadan sebentar lagi... Kita sambut Ramadan dengan suka cita :) Ini lo ada ebook aktivitas yang seru untuk Ramadan. *** Aktivitas Seru Rama...