Seorang ibu melihat lihat pardesu yang digantung di pintu, saya pun meninggalkan laptop dan menghampirinya.
Rupanya ibu ini pernah belanja di sini waktu musim panas yang baru lalu. Ibu ini orang Turki yang tinggal di Jerman. Di Alanya juga punya rumah.
"Saya waktu itu pernah datang ke sini, kamu masih ingat? apa kabar?" ucapnya.
"Baik," jawab saya.
Lalu ia pun masuk.
"Waktu itu saya beli beberapa baju, tapi kamu ga ada. Yang ada suami kamu," sambungnya.
"Iya suami saya bilang," ucap saya.
Si ibu melihat-lihat baju yang digantung di atas.
"Aduh saya pusing," ucap si ibu sambil memegang kepalanya.
"Sini duduk dulu," ucap saya sambil menyodorkan kursi.
"Saya punya vertigo, jadi kalo melihat ke atas lama itu suka pusing," ucapnya sambil duduk.
"Aduh saya pusing," ucap si ibu sambil memegang kepalanya.
"Sini duduk dulu," ucap saya sambil menyodorkan kursi.
"Saya punya vertigo, jadi kalo melihat ke atas lama itu suka pusing," ucapnya sambil duduk.
Kami jadi ngobrol asik ngalor ngidul. Cerita pengalamannya di tanah suci yang banyak bertemu jemaah Indonesia dan mendapatkan pertolongan dari salah satu jemaah Indonesia. Cerita tentang menantu cewenya yang keturunan irak-maroko. Nanya-nanya saya bagaimana adaptasi bahasa turki dan cerita lainnya.
"Waktu itu kamu bilang kalau baju yang saya coba kependekan (sedikit di atas mata kaki), kamu memang jujur. Dan kamu ga menyarankan untuk membelinya. Kalau di toko lain pasti ga akan peduli, Tapi karena kamu jujur, saya malah membelinya," ucapnya.
Hari ini si ibu ingin mencoba jeans dress.
Saya turunkan dressnya dari gantungan, lalu saya menyalakan lampu fitting room.
"Ini coklat hitam, pahit banget. Diemut aja, jangan dikunyah ya. Saya punya penyakit (apa lupa tadi), jadi saya selalu sedia ini di tas," katanya sambil memberikan coklat (yang ada di foto) pada saya.
"Terima kasih," ucap saya.
Si ibu mencoba dressnya dan ternyata pas. Si ibu pun membelinya. Si ibu ga mau dikasih kantong.
"Kantongnya ga usah, bajunya dimasukin ke tas saya aja. Biasanya saya bawa tas belanja, tapi tadi lupa. Lagian mau jalan kaki, repot bawa-bawa tas," katanya sambil memasukkan dress yang dibelinya ke tas selempangnya.
"Kantongnya ga usah, bajunya dimasukin ke tas saya aja. Biasanya saya bawa tas belanja, tapi tadi lupa. Lagian mau jalan kaki, repot bawa-bawa tas," katanya sambil memasukkan dress yang dibelinya ke tas selempangnya.
Sebelum keluar, si ibu nanyain apakah ada celana gombrang?
Saya tunjukkan celana jeans yang gombrang.
Saya tunjukkan celana jeans yang gombrang.
"Nanti insyaallah di lain hari, saya ingin mencobanya," ucap si ibu.
Saya antar ke luar dan sedikit ngobrol di luar.
"Sampai jumpa lagi," ucapnya sambil berlalu pergi.
"Sampai jumpa lagi," ucapnya sambil berlalu pergi.
Setelah si ibu pergi, saya duduk di pintu sambil menikmati coklat pemberian si ibu. Pahit banget coklatnya. Saya emut coklatnya sambil membayangkan yang manis-manis seperti gemblong misalnya.
*noted: kata temen, ini dark coklat 90%
No comments:
Post a Comment