Saling Mengirim Makanan





"Tok...tok..." pintu rumah ada yang ngetok.

"Kim o (siapa)?" tanya saya setengah berteriak.

Yang ngetuk pintu menjawab pertanyaan saya, tapi suaranya kurang jelas. Saya pikir ponakan saya balik lagi.

Sambil ngedumel saya membuka pintu, "euh bulak balik aja."

Pas dibuka...eehh ternyata ibu yang ngontrak di bawah bawa sepiring makanan.

"Terima kasih," ucap saya sambil senyum dan mengambil kirimannya.

"Selamat berbuka," ucap si ibu sambil tersenyum dan berlalu pergi.

Hmmm, saya suka bingung kalau dikirimi makanan kayak gini. Menurut tradisi Turki, kalau dikirimi makanan, maka piring dikembalikan dalam keadaan penuh. Artinya kita ngirim balik pada si pengirim. Gak wajib sih, tapi malu aja kalo balikin piringnya kosong.

Piringnya tidak harus dikembalikan hari itu juga. Saya suka mikir mau masak apa supaya bisa dikirim ke mereka sambil balikin piring.

Tadi, saya lagi bikin chicken katsu. Untung saya bikinnya lebih, jadi lebihnya saya kirim pada mereka.

Minggu lalu, si ibu ngirim makanan juga. Saya balikin piringnya dengan isian bala bala. Sebelumnya juga si ibu ngirim sesuatu. Saya balikin piringnya kosong. Di lain waktu, saya masak borek dan mengirim beberapa potong pada mereka.

Saya pikir tradisi ini sama juga dengan di Indonesia. Saling mengirim makanan sesama tetangga. Piring kiriman tidak pernah kembali kosong ðŸ’–

No comments:

Post a Comment

Apakah di Turki ada tukang urut?

  jawabannya ADA, disebut ÇIKIKÇI (dibaca: ceu-keuk-ceu). profesi ini bukanlah profesi yang formal dimana terdapat tempat praktek dengan pla...