Ingin Menukar Jaket

Tadi setelah duhur, ada ibu (muda) Turki yang datang ke toko dengan maksud menukarkan jaket yang dibelinya. Ketika masuk, dia kaget melihat saya. Karena waktu dia beli jaket di sini, suami saya yang melayani. Dia tunjukkan jaketnya. Sekarang saya yang kaget, karena jaket itu sudah sangat lama terjual. Suami saya aja udah lupa kapan menjualnya. Si customer ini bilang kalo dia belinya beberapa minggu lalu. Tapi di buku penjualan saya tidak ada tuh catatan jaket ini beberapa minggu lalu.

Sejak hari pertama Ramadan tahun ini, saya rajin mencatat penjualan. Jika suami saya yang bagian jaga toko, dia akan bilang telah menjual apa saja dan saya catat. Kalo dia lupa, saya kosongkan hari itu. Nantinya saya periksa stock, apa yang tidak ada, berarti terjual hari itu.

Nah, saya lihat di catatan, ada yang kosong tgl 24 juni (Minggu) dan 5 agustus (sabtu setelah saya pulang). Jadi kemungkinan di dua hari itu atau malah sebelum puasa.

Dia juga bilang bahwa dia sudah lupa dengan jaket ini. Katanya begini, Sewaktu dia memilah baju musim panas dan musim dingin, dia menemukan jaket ini. Terus dia mencobanya, ternyata kekecilan. Saat beli waktu itu, dia tidak mencobanya karena terburu-buru. Waktu itu sudah petang, waktunya makan malam katanya.

Jika ia tidak sempat mencoba di toko, seharusnya ketika datang ke rumah ia langsung mencobanya. Jika kekecilan atau kebesaran, bisa ditukar keesokan harinya. Misalnya seminggu atau dua minggu masih bisa kami ambil dan ditukar dengan yang lain. Atau setidaknya menelpon untuk memberitahukan, nomor telepon tertera di kantong. Saya utarakan seperti itu tadi padanya. Dan dia bertutur bahwa dia lupa dan tidak kepikiran.

Tapi sayang, ini sudah berbulan-bulan. Jaketnya pun sudah kusut. Meskipun belum pernah dipakai dan price tag masih melekat, tapi kalau sudah berbulan-bulan, tetap saja kami tidak bisa menerimanya.

Sewaktu dia datang dan mengutarakan niatnya, saya langsung menelpon suami dan memintanya untuk bicara langsung dengan suami saya.

Dia tidak menerima keputusan kami. Dia pergi dari toko sambil ngedumel. Sebelum keluar dia sempat bersumpah bahwa dia tidak akan pernah kembali ke toko kami dan lewat depan toko pun tidak sudi.

Dalam hati saya, "Terima kasih sudah bersumpah seperti itu. Ngapain punya customer seperti kamu, merugikan."

No comments:

Post a Comment

112

dibaca: yuz on iki, ini adalah nomor panggilan darurat di Turki. Kalo di Amrik ada 911, maka di Turki ada 112. Dulu panggilan darurat polisi...