Marah marah pada ibu



Beberapa tahun lalu, ada customer lokal (seorang ibu datang bersama anak cewenya) ke toko. Bermaksud membeli baju untuk ibunya. Si ibu pendiam dan sepertinya manut saja sama si anak. Si anak terlihat sok (karena dia yang akan membayarkan baju ibu karena dia kerja).

Ibu kelihatannya bingung mau pilih baju yang mana. Biasanya yang seperti ini suka dibelikan baju dan tinggal pake saja, maksudnya si ibu ga pernah diajak ke toko. Begitu perkiraan saya.
Melihat ibu yang bingung dan cendetung diam, si anak malah marah. Ngata ngatai ibunya di depan kami. Tapi si ibu diam aja.
Saya ingin negor dan marah ke anak itu. Tapi suami saya yang langsung bergerak cepat. Dia marahi si cewe itu.

Suami: kamu ga berhak memarahi ibu kamu. Tambah di depan orang lain pula. Nanti kamu akan ngerasa kalo udah punya anak.

Cewe: apa hubungannya dengan punya anak?

Suami: hubungannya nanti akan kamu rasakan. Anak kamu akan memperlakukan kamu seperti kamu memperlakukan ibu kamu sekarang.


No comments:

Post a Comment

Sebuah Pelajaran

Sebelum Ramadan, suami cerita tentang seorang abla teman kami. sebut saja abla A. Katanya si abla cerita kalau suaminya selingkuh. udah 2 ta...