[Lomba Menulis] Jilbab Pertamaku

Kenapa kamu tidak memakai jilbab? Jika kamu seorang muslimah, kamu harusnya memakai jilbab”. Itulah komentar seorang lelaki Turki (yang sekarang menjadi suamiku) ketika melihat fotoku yang belum berjilbab.

****

Saya memang telah berkeinginan untuk memakai jilbab sejak masa SMA, ketika selesai mengikuti pesantren kilat di Daarut Tauhid. Sepuluh hari saya mengikuti pesantren kilat, disana saya memakai jilbab yang panjang. Saya merasa nyaman memakai jillbab tapi saya pun merasa repot jika memakai jilbab yang panjang padahal memang seharusnya jilbab yang panjanglah yang dipakai oleh para muslimah, memang saat itu pengetahuan agamaku masih sangat dangkal. Saat itu tumbuh keinginan untuk memakai jilbab, meskipun saat itu hanya mempunyai beberapa jilbab panjang yang dikenakan saat pesantren kilat. Tapi memang hati ini belum yakin dengan keinginan itu, saya pun takut jika suatu hari nanti jilbabnya akan dibuka lagi. Saya sampaikan keinginan berjilbab itu pada ibu saya. Beliau pun berpendapat sama bahwa berjilbab harus diniatkan dari hati, bukan hanya keinginan dan ikut-ikutan karena baru beres pesantren kilat.


Mungkin hidayah Allah untuk berjilbab belum sampai padaku jadi saat itu saya urungkan keinginan untuk berjilbab. Padahal sahabatku di SMA memakai jilbab. Ia sekelas dan duduk sebangku denganku, bahkan ia sering menginap di rumahku. Tapi ia tidak pernah mencampuriku untuk urusan berjilbab. Ia tidak pernah memaksaku untuk mengenakan jilbab, tapi ia menunjukkan bagaimana menjadi muslimah yang baik yaitu dengan mengenakan jilbab.


Masa SMA berlalu, saya pun masuk bangku perkuliahan. Teman sekelas pun ada yang memakaii jibab. Ada yang memakai jilbab panjang dan ada pula yang memakai jilbab pendek (dalam hal ini seni memakainya ditalikan ke belakang jadinya terlihat praktis). Salah satu sahabat di bangku kuliah yang baru saja mengenakan jilbab mengajakku untuk berjilbab. Saya pun tertarik tapi dasar hati ini belum diketuk oleh Yang Maha Besar.


Saya pun lulus kuliah, dalam masa-masa melamar pekerjaan, saya mulai akrab dengan yang namanya internet. Ketika saya diterima oleh salah satu unit di ITB yang mana disana atasanku memberi kebebasan untuk ber-internet, maka saya pun tenggelam dengan pergaulan di dunia maya yang membawaku berkenalan dengan seorang pria Turki yang sekarang menjadi suamiku.


Ketika saya berkenalan dengan pria Turki itu, ia ingin melihatku dan saya pun mengirimkan foto via email (yang mana saat itu belum juga berjilbab). Komentarnya setelah melihat fotoku adalah: “Kenapa kamu tidak memakai jilbab? Jika kamu seorang muslimah, kamu harusnya memakai jilbab”. Saya merasa malu dengan komentarnya tapi tetap saja hati ini tidak bergeming. Ia pun memintaku untuk mengirim foto asli tapi yang berjilbab ke rumah orangtuanya bukan ke rumah kost-nya yang mana ia sedang menimba ilmu di kota lain, karena ia ingin orangtuanya mengenal calon menantunya :)


Karena saat itu saya memang belum berjilbab tapi saya ingin membahagian sang pacar dengan mengirim foto yang mengenakan jilbab maka saya pun iseng berfoto di photobox dengan mengenakan jilbab dan setelah foto itu jadi, saya pun langsung mengirimkannya via pos.


Setelah itu saya merasa bersalah dan merasa telah menipu orang lain. Karena saya bukan muslimah berjilbab tetapi saya mengirimkan foto yang berjilbab seolah-olah saya muslimah sejati. Saya pun banyak merenung dan rasanya ada yang berontak dalam diri ini bahwa saya harus berjilbab. Saya pun mulai membeli jilbab dan mengumpulkannya satu demi satu. Meskipun saat itu belum banyak jilbab yang saya punya tapi saya sudah niatkan dalam hati bahwa saya akan berjilbab. Alhamdulillah, akhirnya pada bulan Agustus 2002 saya pun resmi berjilbab. Bahagia rasanya hati ini.


Tak lama setelah saya berjilbab, ibu saya pun mulai mengenakan jilbab. Diikuti oleh tante-tanteku. Subhanallah, perbuatanku menjadi inspirasi bagi orang lain. InsyaAllah saya akan tetap istiqomah dalam memakai jilbab. Karena berjilbab bukanlah suatu trend mode yang hanya booming dalam waktu tertentu saja tetapi berjilbab bagi muslimah adalah kewajiban. Seperti tertulis dalam Al Quran sebagai berikut:


An Nuur: 31. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya,.....


Al Ahzab: 59. Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

****************

tulisan ini diikutkan dalam lomba menulis yang di-host oleh uni dian onasis:

http://cambai.multiply.com/journal/item/339/Lomba_Menulis_Tema_Jilbab_Pertama_ku..._

twister di alanya

citizen journalism Tribun Jambi, sabtu 18 September 2010

*******
Twister di Alanya

Rabu (1 September 2010), terlihat sesuatu yang aneh di laut mediterania. Saya melihat sesuatu memanjang dari langit turun ke laut yang kemudian saya sadar bahwa itu adalah angin puting beliung atau twister atau hortum dalam bahasa Turki. Di Alanya sudah sering terjadi twister dan saya hanya melihat di berita tv saja. Tapi kali ini saya dapat melihat dengan mata kepala sendiri fenomena alam ini.


Efek dari lamanya cuaca panas yang kemudian diikuti dengan hujan menyebabkan terjadinya twister di laut Alanya. Cuaca panas yang ekstrim mencapai 55 derajat kemudian turun beberapa derajat dan kemudian drop menjadi 30 derajat dan diikuti hujan menyebabkan terjadinya twister pada hari itu.


Hari itu pagi menjelang siang, ketika saya akan membaca Quran di dekat pintu balkon (karena saat musim panas saya suka membaca Quran disana agar dapat terangin-angin dari luar). Sebelum membuka Quran saya palingkan wajah keluar yang mana dapat terlihat panorama kota Alanya dan laut mediterania, sejenak saya tertegun dengan pemandangan aneh yang baru pertama kali saya lihat. Sedikit berfikir apakah gerangan yang saya lihat ini? Apakah ini yang namanya twister? Karena hanya di berita tv dan di film-film saja saya melihat twister, belum pernah melihat bentuk nyatanya.


Setelah merasa yakin bahwa yang kulihat adalah twister, saya pun berlari menuju kamar tidur untuk mengambil kamera dan saya pun mengabadikan momen fenomena alam tersebut tapi sebelumnya saya simpan dulu Quran di tempat yang aman yang kemudian saya baca setelah momen twister selesai.


Subhanallah dalam satu waktu terdapat dua twister berdampingan. Satu yang nampak jelas dan satu lagi hanya nampak bagian atasnya saja karena bagian bawah tertutup awan tebal. Kedua twister tersebut bergerak menuju barat. Semakin ke barat menjadi kebalikan, yang tadinya nampak jelas menjadi tertutup awan dan yang tadinya tertutup awan menjadi nampak jelas. Ketika kedua twister ini menuju barat, di sebelah timur muncul lagi satu twister baru. Yang baru ini ukurannya lebih kecil dari yang dua pertama dan si kecil ini hanya sebentar saja nampak karena awan tebal datang menghampirinya.


Sembari mengabadikan twister tersebut dengan kamera, untuk lebih meyakinkan diri bahwa yang sedang saya abadikan tersebut benar-benar twister saya pun mendengar tetangga yang sedang mengobrol antar balkon di tengah hujan “gordun mu hortum deniz'e indi?” (lihat tidak twister turun ke laut?) dan tetangga tersebut pun bertanya ke anak saya yang sedang di balkon bersama saya “emine hortum'u gordun mu? Bak annesi hortum'u cekti. (emine lihat twister? lihat ibunya sedang memotret twister)


Alhamdulillah pada hari itu twister hanya bergerak di laut saja tapi di beberapa daerah seperti Konakli, Turkler dan Payallar mendapat efeknya ke daratan yang mana terdapat sedikit kerusakan pada greenhouse dan kaca-kaca gedung. Di Alanya memang sering terjadi fenomena alam ini dan suka menimbulkan kerusakan di darat karena twister yang terjadi di laut bergerak ke daratan.

Lailatul-Qadar di Turki

citizen journalism Tribun Jambi, selasa 7 September 2010

*******

Lailatul-Qadar di Turki


Ramadan adalah bulan ke-9 dalam kalender Hijriyah, pada bulan ini umat muslim di seluruh dunia melaksanakan ibadah puasa begitu pun dengan umat muslim di Turki. Ramadan tahun ini adalah Ramadan ke-6 untuk saya di Turki dan merupakan Ramadan kedua yang bertepatan dengan musim panas. Subhanallah panas terik tahun ini mencapai 55 derajat. Panas terik seperti ini membuat badan lemas tak bertenaga tapi alhamdulillah lapar dan haus tidak terasa. Musim panas dengan waktu siang relatif panjang yang menyebabkan waktu puasa pun menjadi lama. Setengah lima pagi adzan subuh sudah berkumandang sedangkan adzan maghrib baru berkumandang pukul delapan malam (awal Ramadan), makin mendekati akhir Ramadan waktu subuh semakin mundur dan maghrib pun semakin maju beberapa menit. Ada yang unik disini, setelah adzan maghrib berkumandang selalu diiringi dengan dentuman meriam. Dentuman meriam ini merupakan tradisi peninggalan dari zaman kesultanan Ottoman yang mana pada masa itu untuk waktu iftar ditandai dengan dentuman meriam.

Seperti hal nya di Indonesia, pada malam hari mesjid-mesjid akan penuh oleh orang-orang yang melaksanakan salat tarawih. Disinipun demikian kaum muslimin berbondong-bondong memenuhi mesjid-mesjid terdekat untuk melaksanakan salat tarawih.

Pada sepuluh malam terakhir terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Malam itu adalah Lailatul-Qadar yang mana dalam bahasa Turki disebut Kadir gecesi (malam kadir). Pada malam ini dipercaya sebagai permulaan diturunkannya Al Quran. Tidak ada yang tahu kapan Kadir gecesi itu berlangsung tetapi dipercaya akan terjadi pada sepuluh malam terakhir Ramadan.

Dalam al-Quran, Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al-Quran) ini pada Malam Lailatul-Qadar, Dan apa jalannya engkau dapat mengetahui apa dia kebesaran Malam Lailatul-Qadar itu? Malam Lailatul-Qadar lebih baik daripada seribu bulan. Pada Malam itu, turun malaikat dan Jibril dengan izin Tuhan mereka, kerana membawa segala perkara (yang ditakdirkan berlakunya pada tahun yang berikut); Sejahteralah Malam (yang berkat) itu hingga terbit fajar!" (Quran, Al-Qadr 97: 1-5)

Tanda-tanda terjadinya malam mulia tersebut adalah sebagai berikut:

  • Malam itu tenang dan hening, keadaannya tidak dingin dan tidak panas

  • pagi harinya, matahari terbit dengan cahaya yang tidak tajam

  • pada malam kadir tidak akan terdengar suara gonggongan anjing (jika di sekitar terdapat anjing)

  • air laut tidak terasa asin

Malam Kadir tidak diketahui pada malam keberapa akan terjadi tapi dalam beberapa hadits disebutkan bahwa malam Kadir terjadi pada bulan Ramadan yang dipercaya akan terjadi pada malam ganjil di 10 malam terakhir. Ada pula pendapat yang menyatakan bahwa malam Kadir akan terjadi pada malam ke-27.

Sementara menurut jumhur ulama, Lailatul Qadar berlaku pada malam yang sama pada setiap Ramadan yaitu pada malam 27 Ramadan. Ini berdasarkan hadis Rasulullah daripada Ubai bin Ka'ab yang diriwayatkan oleh Tirmizi dan hadis dari Mu'awiyah yang diriwayatkan Abu Dawud. "Saya mendengar Rasulullah bersabda carilah Lailatul Qadar itu pada malam 27."

Malam Kadir di Turki terlihat mengikuti hadits yang merujuk pada malam 27. Ramadan tahun ini, saya lihat pada jadwal imsakiyah sudah ditandai bahwa malam Kadir jatuh pada tanggal 5 september 2010 yang berarti 26 Ramadan (malam 27). Pada malam ini orang-orang akan lebih memperbanyak kuantitas ibadahnya dibandingkan dengan malam-malam yang lain karena malam ini lebih baik dari seribu bulan. Pada malam ini umat muslim Turki merayakan malam yang mulia dan saling mengucapkan selamat seperti halnya pada hari raya. Ucapan selamat sebagai berikut: Kadir gecemiz mubarek olsun (selamat malam kadir mubarak).

Di masjid-masjid setelah salat tarawih tidak langsung bubar melainkan melaksanakan ibadah lainnya seperti salat sunat, bertasbih, berdoa dan ada pula yang membaca Quran. Pelaksanaan salat sunatnya itu berbeda setiap masjid. Ada yang melaksanakan salat kadir gecesi (4 rakaat), ada pula yang melaksanakan salat tasbih dan ada pula yang hanya berdoa (untuk mengganti salat). Intinya pada malam itu kuantitas ibadah di masjid-masjid ditingkatkan.

Meskipun kadir gecesi sudah tentu waktunya, tetap saja tidak semua orang dapat merasakan Lailatul-Qadar karena itu adalah rahasia Allah dan hanya orang-orang yang beriman dan bersungguh-sungguh dalam beribadah yang akan mendapatkannya.


Alanya, 27 Ramadan 1431 H

Dian Akbas


 

[Jual e-book] Aktivitas Seru Ramadan

Ramadan sebentar lagi... Kita sambut Ramadan dengan suka cita :) Ini lo ada ebook aktivitas yang seru untuk Ramadan. *** Aktivitas Seru Rama...