Menjelang mudik tahun 2016 lalu, suami saya mencari orang untuk menjaga toko kami selama saya mudik. Dapet deh seorang cewe namanya B, kami kenal keluarganya. Sebulan sebelum saya mudik, dia harus sudah mulai kerja, agar saya bisa memberitahu dari a sampe z.
Beberapa hari sebelum dia mulai kerja, datang kerabatnya (sebut saja H) ke toko saya. Mba H ini pernah kerja di toko saya beberapa tahun yang lalu.
"Si B mau kerja di sini ya?"
"iya, ntar senin mulainya."
"Hati-hati ya sama dia."
"kenapa gitu?"
"pengalaman di tempat kerjanya yg terdahulu, dia suka mencuri."
Saya kaget dong denger berita ini.
"yah pokoknya dia harus diawasin."
Iya sebulan sebelum mudik bisa diawasin. Lah nanti dua bulan saya mudik, siapa yang awasin dia. Ga mungkin juga dibatalkan. Susah nyari orang sekarang ini.
Sebulan semasa kami kerja bareng, ga ada kelakuan aneh dari si B. Ketika saya sedang berada di Indonesia, beberapa hari menjelang kepulangan saya, suami ngasih kabar buruk.
Beneran deh kejadian si B maling di toko kami.
Hari minggu, suami saya sedang di toko. Datang turis yang ingin menukarkan longdress yang dibelinya di toko kami. Si B tidak menuliskan penjualan longdress tersebut di buku penjualan dan uangnya diambil.
Jika saja turis tidak datang untuk menukarkan longdress tersebut, maka suami tidak akan pernah tahu kalo si B sudah maling di toko kami. Suami saya emang ga pernah ngecek stok sih. Jadi dia tergantung sama apa yg ditulis di buku penjualan aja. Kalo saya pasti cek satu-satu. kalo ada yang hilang pasti ketauan.
Keesokan harinya, suami tanyakan tentang longdress yang dibeli si turis, kenapa dia tidak mencatatnya. Dia coba berkelit. Untung saja uangnya masih ada dan dikembalikan oleh si B. Suami pun langsung memberhentikannya. Ia dibayar sesuai dengan perjanjian.
No comments:
Post a Comment