Jadi perempuan itu harus pintar. Pintar dalam segala hal.
Pintar ilmu pengetahuan
pintar bekerja
pintar berbisnis
pintar bela diri (seperti karate, silat, dll)
pintar olahraga
pintar mengurus rumah tangga (bagi yang sudah menikah)
pintar ibadah
pintar memasak
dan pintar lainnya dalam hal kebaikan.
jadi perempuan jangan gaptek. kita harus melek teknologi dan selalu meng-upgrade-nya.
Kita harus meng-upgrade semua kepintaran tersebut.
minimal ngerti komputer dan bisa mengoperasikan program ms office. sekarang sudah zaman smartphone. kita juga harus melek smartphone. melek sosial media, minimal fb. jangan bilang "maaf saya gaptek".
bagi yang sudah menikah
kita tidak tahu bagaimana nasib ke depan. perceraian dan kematian itu nyata. mungkin suami mati duluan. atau mungkin juga perceraian memisahkan. (Alhamdulillah jika langgeng sampe ke surga, aamiin) Kalau kemungkinan buruk itu terjadi, kita bisa menggunakan kepintaran kita untuk mencari uang. kita bisa menafkahi diri sendiri dan anak (jika ada).
banyak dari korban kdrt itu (di sini) merasa tidak punya skill apa-apa, jadi kalo cerai mau makan apa. ga bisa kerja. jadi mereka terima kdrt demi ada yg kasih nafkah dan demi anak. (meski ada juga cewe berpendidikan tinggi yg ngalamin kdrt)
padahal di pemkot-pemkot itu (di turki) ada kursus segala rupa dan gratis. kursus komputer, kursus bahasa, dll. bahkan pernah tetangga di sini ikut kursus komputer gratis, malah peserta dibayar.
meskipun sekarang berperan sebagai ibu rt yang kerja di rumah seharian, tetaplah belajar. pergunakan internet untuk belajar apa pun.
Suami saya selalu mewanti-wanti anak untuk terus belajar supaya di kemudian hari dia bisa meyelamatkan dirinya sendiri. dalam artian bisa bekerja dan tidak tergantung pada laki-laki meskipun sudah menikah.
Selain memberi nasihat pada anaknya, suami saya itu suka kasih nasihat dan saran pada customer-customer yang punya anak cewe atau pada customer muda. "Itu anaknya harus lanjutkan sekolah supaya bisa bekerja bla bla bla" atau "Kamu harus lanjutkan sekolah begini begini". Pokoknya kalo jadi pejuang perempuan melanjutkan sekolah cocok deh.
Ada customer yang mendengarkan nasihatnya, sampe sekarang kami berteman. Dulu pertama datang ke sini, dia lulusan SMP dan akan dinikahkah. Tapi anak ini pengen lanjut sekolah. Di kampung tidak ada SMA. Jadi harus sekolah di kota kalo mau lanjut SMA. Orang tuanya tidak mengerti masalah begini. Suami saya menunjukkan agar dia daftar SMA terbuka. Dia nurut. sekarang udah Universitas Terbuka tingkat 3.
Anehnya, suami saya ga pernah ngasih saran atau nasihat pada saya. "Kok kamu sama orang lain suka kasih saran ini itu, nasihat ini itu. harus sekolah harus bekerja. Tapi ke saya ga pernah. kenapa?" tanya saya penasaran.
"Saya mau ngasih saran apa lagi sama kamu? Kamu kan penulis. udah tau banyak hal," jawabnya.
Hmmmm
No comments:
Post a Comment