Kemaren ada dua customer cewe datang barengan. Sepertinya mereka temenan, atau mungkin juga kerabatan. Cewe yang 1 kurus (sebut saja si K), dan yang satunya gemuk (sebut saja si G). Si G ini langganan saya. Kalau si K, baru kali ini datang ke toko saya. Mungkin dia ke sini juga diajakin oleh si G.
“Baju ini harganya berapa?” tanya si K sambil menunjuk baju A yang sedang saya gantung.
“100,” jawab saya.
“100,” jawab saya.
Kemudian si K bilang gini, “lihat, ini bagus, cuma 100,” sambil memegang baju B yang saya taro di atas etalase. Baju A dan B mirip. Materialnya sama, modelnya beda bagian atasnya. Dan baju A tanpa furing sedangkan baju B memakai furing.
“Yang itu beda harganya. Itu 150,” sanggah saya.
“Tadi katanya 100,” ucap si K.
“Kamu tadi nanya yang ini,” ucap saya sambil nunjukin baju A yang udah saya gantung.
“Kamu tahu harga ga sih? Mana pemilik tokonya?” tanya si K songong.
“Toko ini punya saya,” jawab saya. (ape lo ape lo).
Si K mukanya langsung shock. Si G yang dari tadi udah mencoba memberi tahu bahwa saya adalah pemilik toko, ga digubris oleh si K.
“Mba ini pemilik tokonya. Udah bertahun-tahun di sini sama suaminya,” ucap si G.
Sudah beberapa kali saya ketemu orang turki yang songong model begini. Lagaknya kayak sosialita tapi duitnya ga ada.
No comments:
Post a Comment