Kejadian Aneh tapi Lucu

12 April 2019
Jumat pagi ini, toko saya kedatangan turis Maroko yang tinggal di Perancis. hari ini banyak banget orang Maroko berkeliaran di pasar jumat.
Saya melayani dua ibu Maroko ini. Mereka ga bisa bahasa Inggris, tapi saya tetep berbahasa Inggris dengan mereka. Mengenai harga, saya tunjukan dengan kalkulator di hp. setiap mereka menanyakan harga, saya tunjukkan di hp dan bilang lira. Misal, saya tulis 220 di hp lalu saya bilang lira. Ternyata si turis menyangka itu harganya 22 euro. Aneh sih, untuk apa angka 0 terakhir? Kalau ada koma sih bisa jadi itu euro, 22,0 euro jadinya kan?

Karena mereka berpikirnya seperti itu, jadinya merasa murah harganya dan mereka pun memilih milih dengan kalapnya. Saya pun cape. Akhirnya, masing-masing memilih 6 pcs pakaian untuk dibeli. Ketika akan mentotalkan harga yang akan dibayar oleh masing-masing, di sinilah miskomunikasi terungkap.
Saya tulis setiap item yang dibeli di buku tulis. Masing masing saya tulis harganya kemudian dijumlahkah. Saya tetap menuliskan angka ratusan dan berkata lira. Tapi entah apa yang ada di pikiran mereka sehingga mereka selalu mengabaikan angka 0 terakhir di setiap harga. Yang satu jumlahnya 800 lira dan yang satu 600 lira setelah saya diskon.
Mereka pikir totalnya yang satu 80 euro dan yang satunya lagi 60 euro. Yang 80 menawar jadi 75 dan yang 60 menawar jadi 55. Di sini saya bingung. maksudnya apa?
Ternyata dari awal mereka menganggap yang tadi saya tuliskan itu harga dalam euro dengan mengabaikan angka 0 terakhir dalam setiap harga. Dengan begitu, mereka ga jadi belanja.
"Sorry," katanya.
Ya... apa boleh buat. berarti mereka ga bawa rezeki buat saya.
Tapi, ada yang aneh di sini. Si ibu yang jumlahnya 800 ini, ia mencoba baju setelan celana panjang, kaos tunik, dan jaket panjang. Nah, kaos tuniknya kekecilan untuknya. Celana dan jaketnya ok. Jadi saat itu dia memutuskan untuk membeli. Tapi karena miskom jadinya kan ga jadi belanja tuh. Saya liat si ibu membuka tunik itu tapi entah ditaro di mana. Sampe sekarang kaos tunik itu raib. Kalo misal kaos tunik kebawa si ibu, saya tau pasti itu tidak sengaja. Coz untuk apa si ibu sengaja ngambil, karena kaos itu sempit untuknya. Jaket dan celanannya ada. 
Setelah mereka pergi dari toko saya, datang turis Maroko yang lain (mereka tinggal di Jerman). Yang ini tertarik dengan setelan tunik yang dipakai oleh manekin di depan toko. Si turis ingin membelinya dan ia pun ingin membeli jaket panjang. Saya tunjukkan setelan yang hilang kaos tuniknya. Si turis suka dan ingin beli juga. Saya kasih harga yang murah karena kaos tuniknya ga ada. 

Sampe sekarang saya masih mikir di mana si kaos tunik?



No comments:

Post a Comment

112

dibaca: yuz on iki, ini adalah nomor panggilan darurat di Turki. Kalo di Amrik ada 911, maka di Turki ada 112. Dulu panggilan darurat polisi...