Rentenir

Di keramaian pasar Jumat, ada seorang bapak tua yang menarik perhatian saya. Ia berpakaian necis, bertopi dan tangan kanannya memegang tasbih. Kala itu, saya sedang nongkrong di lapak si teteh.
"Teh, bapak itu siapa sih?" tanya saya sambil mengarahkan mata ke lelaki tua berpakaian necis.
"Oh, saya tahu bapak itu," jawab si teteh. "Orang itu rentenir. Dan lelaki muda yang di belakangnya itu adalah bodyguardnya," tambah si teteh menjelaskan.
"Wah, rentenir ya. Penampilannya udah kayak karakter rentenir di film-film Turki," ucap saya sambil tertawa. Kami pun tertawa bersama.

Tak lama dari itu, bapak itu menghampiri kami. Tiba-tiba si bapak ada di samping saya. Otomatis saya merasa kaget, tapi saya bisa mengontrol rasa kagetnya.

"Si neng ini ngetawain saya," ucap si bapak pada si teteh.
"Ya, dia mah ga ngetawain. Dia bilang kalau bapak gayanya kayak di film-film Turki jaman dulu," ucap si teteh melindungi saya.
"Kamu kenal di mana sama si neng?" tanya si bapak.
"Eh, ini kan yang punya toko ini," jawab si teteh sambil menunjuk toko saya. "Si neng ini menantunya bapak V," tambah si teteh.
"Saya tahu toko ini, yang punya kan orang dari daerah G," ucap si bapak.
"Iya, saya menantunya," ucap saya.
"Oh, kalo gitu mah, saya kenal semua keluarga kamu," ucap si bapak pada saya.

Alanya ini kota kecil. Ketika kita bertemu orang yang tidak dikenal, terus kita bertanya dia dari keluarga mana, bisa jadi ada ikatan keluarga :D

Hal ini sering terjadi di toko saya. Datang customer yang tidak dikenal. Suami saya membuka percakapan dengan bertanya "kamu asalnya dari mana?" dijawab dari daerah A. Pertanyaan berlanjut, "Kenal sama si anu?" Ternyata masih sodara meskipun jauh hehe.


No comments:

Post a Comment

112

dibaca: yuz on iki, ini adalah nomor panggilan darurat di Turki. Kalo di Amrik ada 911, maka di Turki ada 112. Dulu panggilan darurat polisi...