Jangan Tangkap Menantuku




Suatu hari di April 2011, pihak kepolisian Alanya menelpon saya ke rumah. Saat itu saya sedang di toko bantu suami. Bumer yang jawab telpon ngasih tahu polisi untuk nelpon ke toko. Polisi pun nelpon ke toko dan dijawab oleh suami. Mereka minta suami untuk mengijinkan istrinya membantu polisi. Saat itu ada TKI ilegal yang tertangkap dan mereka membutuhkan penerjemah. Suami memberi ijin dan saya dijemput oleh seorang polisi dengan mobil sipil (butut)
Saya bertugas membantu 4 TKI untuk menjadi penerjemahnya. Lumayan memakan waktu beberapa jam di kantor polisi. Setelah beres dan menandatangani berita acara perkara, kami pun ngobrol ngobrol dengan polwan di bagian yang menangani orang asing, sembari saya menunggu polisi yang mau nganterin saya pulang.
"Suami kamu baik ga? kalo ga baik laporin ya," tanya salah satu polwan pada saya.
"Baik kok," jawab saya sambil senyum.
Pak Polisi kepala bagian nimbrung juga bilang gini, "jangankan suaminya, bumernya juga baik banget. Tadi aja waktu saya nelpon, bumernya panik disangkanya menantunya mau ditangkep: "menantu saya jangan ditangkap". Terus saya bilang kalo kami bukan mau nangkap tapi mau minta bantuan, baru dech bumernya tenang"
Polisi yang mau ngantar saya udah siap. Saya berpisah dengan 4 TKI asal bali dengan cipika cipiki. Mereka pergi ke rs utk pemeriksaan kesehatan, kemudian diantar ke provinsi antalya yang selanjutnya dipulangkan ke Indonesia. Saya pun pulang diantar dua polisi berpakaian sipil dan mobil sipil (butut) lagi.

No comments:

Post a Comment

Hati-hati

Beberapa bulan lalu, ada 2 turis cantik (asal finland) datang ke toko saya. mereka masuk seperti yang terburu-buru. melihat-lihat tunik dan ...