Iri pada teman (bag1)


Kata iri biasanya berkonotasi negatif ya? Tapi bagi saya, iri bisa menjadi sesuatu yang positif. Rasa iri pada teman penulis, memberikan semangat membara. "Kalau teman saya bisa, saya pun harus bisa", begitu gumam hati saya.
Sewaktu Multiply (MP) masih ada, di sana saya belajar menulis. Saya rajin ngeblog di sana dan berteman dengan teman teman blogger juga penulis yang keren keren. Sekarang pun kami tetap berteman di Facebook ini.
Ketika salah satu teman MP memposting foto tulisannya yang tampil di salah satu majalah ternama di Indonesia, saya pun ingin tulisan saya tampil di media. Saat itu saya tidak memikirkan bayaran. Yang penting tulisan saya tampil dan keluarga saya di Bandung bisa membacanya. Itu yang ada di pikiran saya saat itu. Saya searching media di Bandung yang bisa menerima tema tulisan saya yang mana saya menulis tentang Turki dan pengalaman hidup di Turki.
Kemudian saya menemukan Tribun Jabar, di sana ada kolom Surat dari Mancanegara dan bisa upload tulisan di websitenya. Saya pun mengirim tulisan pertama tentang sepak terjang kesebelasan Turki di Piala Eropa 2008 dan keadaan kota Alanya saat pertandingan. Ternyata tulisan saya menarik perhatian editor dan saya dihubungi via email bahwa tulisan saya ini akan tampil di edisi cetak minggu pagi. Alhamdulillah, saya girang sangat. Ini tulisan pertama yang tembus media. Sejak saat itu, saya rajin kirim tulisan ke Surat dari Mancanegara Tribun Jabar. Rentang waktu 2008-2011, tulisan saya suka mejeng di sana.
Bersambung

No comments:

Post a Comment

Hati-hati

Beberapa bulan lalu, ada 2 turis cantik (asal finland) datang ke toko saya. mereka masuk seperti yang terburu-buru. melihat-lihat tunik dan ...