Back from the Death Part 1

Bagaimana rasanya di ambang kematian? Saya pernah merasakan hal itu. Berada di antara hidup dan mati.

Berjuang 10 hari untuk melawan "para pendemo". Ya, saat itu para trombosit di darahku seperti sedang melakukan protes padaku. Entahlah mungkin selama ini aku kurang perhatian pada mereka. Yang pasti saat itu mereka enggan bercengkrama dalam darahku. Hanya 7000 saja yang mau bermain-main. Biasanya minimal 120ribu memenuhi pembuluh darahku.

Dapat dibayangkan bagaimana keadaan tubuhku saat itu. Sangat lemas tak berdaya. Bila saja aku terjatuh dan kepalaku terbentur atau tidak segera ditranfusi darah putih, maka otakku akan mengalami pendarahan hebat dan bukan tidak mungkin kalau aku tak akan ada untuk menuliskan ini.

Dokter yang menanganiku meminta ibu mertuaku untuk menghubungi kerabat yang bergolongan darah sama denganku agar segera datang untuk mendonorkan darahnya. Tapi sangat mustahil untuk datang secepat kilat, karena mereka harus menempuh perjalanan minimal dua jam. Apakah saya sanggup menunggu dua jam lagi?

Dokter pun tak tinggal diam, ia berhasil mendapatkan 1 labu darah putih yang bergolongan darah sama denganku di bank darah. Saat itu juga transfusi dilakukan.

Dua hari pertama dilakukannya "perundingan", tak ada respon sedikit pun dari "para pendemo". Bahkan hari ketiga, dari 7000 yang ada, 2000nya terpengaruh untuk berdemo. Hanya 5000 yang masih bertahan.

Kenapa ini? Apakah trombositku akan mencapai nol?

Bersambung

Mutlumusun? (Apakah kamu bahagia?)

Di sini, saya sering mendapat pertanyaan seperti ini: "Mutlumusun?" --apakah kamu bahagia?--
Iiiihhh iseng amat ya pertanyataannya. Pengen tau banget kesannya.

Kadang saya menjawab: "mutluyum" --saya bahagia--, kadang saya hanya menjawabnya dengan senyum saja. Dan seringnya saya menggerutu dalam hati saja: "Kalo ga bahagia, mana mungkin saya bertahan di sini. Pastinya sejak lama juga saya udah hengkang."

Diam-diam saya mengamati tentang perkawinan di Alanya yang mana masih banyak perkawinan karena dijodohkan dan perkawinan antar kerabat. Ada yang menjalaninya dengan pikiran cinta akan datang kemudian. Tapi tak sedikit yang berbahagia. Ada pula yang kawin lari karena cinta tak direstui orangtua.

Nah...yang kawin lari ini patut dipertanyakan kebahagiaannya? Toh menikah tanpa restu orangtua, apakah bisa bahagia? Saya pun pernah disangka kawin lari, kabur dari Indonesia dan menikah di sini. Seorang pembeli di tokoku yang tidak mengenalku bertanya seperti ini kepada saya setelah ia tahu kalau saya menikah dengan orang sini: "kamu udah baikan dengan orangtua kamu?" Sedikit kesal dengan pertanyaan ini karena saya tahu apa maksudnya dia, pasti saya disangka kawin lari. Tapi harusnya dia tanya-tanya aja donk ke saya biar ga nyangka kayak gini. Saya pun jawab seperti ini: "Saya ama orangtua saya baik-baik aja kok. Kami menikah di Indonesia, bikin resepsi di sana, Di sini juga resepsi lagi." Dia kaget mendengar jawaban saya, "Oh...saya tidak tahu," jawabnya. Makanya mba, kalau ga tau itu nanya jangan asal nebak hehehe

Lalu pertanyaan itu pun muncul darinya, "mutlumusun?" ...



[Buku Terbaru] Muslimah Mompreneur

Telah TERBIT Buku Terbaruku

ide dan pembaca ahli buku ini adalah Indari Mastuti.


Siapa bilang seorang istri hidupnya hanya berkutat seputar dapur, sumur dan kasur? Ibunda Khadijah adalah contoh teladan seorang mompreneur yang dengan kreatif mampu menyiasati rutinitas rumah tangga—yang oleh sebagian kalangan dinilai sebagai aktivitas—yang ‘monoton’ dengan menjalani aktivitas bisnis dari rumah tanpa mengabaikan tugas-tugas utamanya.

Kuncinya, asalkan Anda mampu berdisiplin waktu dan mensinergikan hak-kewajiban rumah tangga dengan aktivitas bisnis, maka pilihan menjadi seorang mompreneur bukanlah hal mustahil. Membiasakan diri dengan target capaian dan deadline akan membantu menciptakan karakter disiplin dan adil saat berbagi peran. INSPIRATIF !!!


------------------------------------

Harga buku: Rp 25.000 (belum termasuk ongkir)
Penerbit: Pustaka Arafah
Pemesanan barang bisa dilakukan dengan cara :
1. Melalui Telepon (0271) 726452 atau fax : (0271) 7890550
2. Melalui Handphone : 081 2150 8586
3. Melalui e-mail : customerselling@arafahgroup.com

ATAU VIA SMS ORDER :
dengan cara, Ketik : Jumlah/Judul Buku/Nama Pemesan/No Telp;HP/Alamat Pengiriman (konfirmasi total pembayaran dan jasa paket barang melalui SMS balasan)

Kirim ke nomor SMS Center Pustaka Arafah di 081 390 722 937


Atau bisa juga memesan melalui

Dian Akbas di email: tomoko79@gmail.com
subjek email: order buku Muslimah Mompreneur
tuliskan di badan email: nama lengkap, jumlah buku yang dipesan, alamat lengkap dan no telp.
tunggu balasan untuk jumlah yang harus ditransfer dan no rek nya

Atau bisa juga memesan melalui

Ida Ariningsih di Pin BB: 2309A47B
Tuliskan: nama lengkap, jumlah buku yang dipesan, alamat lengkap dan no telp.
tunggu balasan untuk jumlah yang harus ditransfer dan no rek nya

[Jual e-book] Aktivitas Seru Ramadan

Ramadan sebentar lagi... Kita sambut Ramadan dengan suka cita :) Ini lo ada ebook aktivitas yang seru untuk Ramadan. *** Aktivitas Seru Rama...