Beberapa hari lalu, teman saya (cewek OT) gagal menikah. Selasa siang, dia datang ke toko saya dengan wajah yang sumringah. Iya, dia happy karena saat itu dia baru saja resmi jadi seorang istri. "Saya baru beres nikah di nikah dairesi (KUA kalo di Indonesia)." Catat ya, mereka sudah menikah secara resmi otomatis sudah jadi suami istri menurut hukum negara.
Saya ikut bahagia, namun ada yang ga sreg di hati saya tentang suaminya itu. Ga tau deh pokoknya ada yang ngeganjel aja.
Ternyata Selasa sore terjadi pertengkaran antara kedua keluarga mempelai. Pertengkaran yang tidak mungkin selesai dengan kata maaf. Dari pertengkaran ini terlihat bibit-bibit KDRT dari si suami. Tanpa memikirkan rasa malu atau apa kata orang, dia dan keluarga sepakat untuk dilakukannya gugatan cerai ke pengadilan esok hari.
Jika sudah melihat ada gelagat atau bibi-bibit KDRT, sebaiknya lepaskan saja. LET IT GO. Memang sih, pasti ada rasa malu. Dan tidak bisa dipungkiri mungkin akan menjadi bahan gosip tetangga. Biasa deh itu mah bisik-bisik tetangga. Ya, karena semua hal untuk resepsi sudah siap. Gedung, makanan, gaun pengantin sudah siap. Undangan pun sudah tersebar. Rumah (dan segala isinya) sudah siap untuk ditinggali. Tapi apa mau dikata. Semoga temanku ini mendapatkan ganti yang lebih baik dari Allah, aamiin.
No comments:
Post a Comment