Ankara the Mission

Jumat (20 des 2019) malam, saya pergi ke Ankara dengan menggunakan bus yang bertolak dari terminal pukul 23:00. Ini pertama kali saya ke luar kota sendirian, di negara orang pula. Di negara sendiri pun saya belum pernah ke luar kota sendirian. Tujuan saya pergi ke Ankara untuk menghadiri rapat koordinasi Satgas (KBRI) Peduli WNI di hotel Büyükhanlı Park Ankara. Satgas PWNI Turki dibentuk sejak 6 bulan lalu. Untuk wilayah Alanya, saya dipilih untuk menjadi koordinator satgasnya.

Sampai di terminal Ankara pukul 7 pagi. Langsung salat subuh di musala terminal. Di dalam musala banyak yang sedang salat, ada juga yang sedang tidur. Ada cewe yang tidak berhijab, dia mau salat. Udah pake kerudung, trus dia berusaha melipatkan syal untuk menjadi rok pendek. Sayang di musala ini ga ada rok nganggur. (Biasanya di masjid atau musala suka ada rok dan kerudung tergantung di dinding, yang bisa digunakan oleh siapa saja). Setelah saya beres salat, saya pinjamkan bawahan mukena ke cewe itu.
"Kamu bisa pakai ini," ucap saya sambil menyodorkan bawahan mukena.

Saya pakai kaos kaki dan beresin tas sambil menunggu si cewe salat. Setelah dia selesai salat, dia balikin ke saya bawahan mukenanya. Langsung saya keluar dari musala menuju toilet.

Kemudian saya menuju ke parkiran minibus shutle gratis yang akan membawa saya menuju daerah Kızılay. Dari Kızılay lanjut bus menuju hotel di daerah Çankaya. Bus yang menuju Çankaya ini ternyata sudah tidak menerima pembayaran berupa uang, melainkan harus membeli kartu bus dulu.

Sewaktu saya akan menunggu bus, saya bertanya ke salah satu cewe di pinggir jalan.

"Bus-bus ini bayarnya bisa pakai uang?" tanya saya. Terakhir ke Ankara sebelum Ramadan tahun ini, pembayaran masih berupa uang. Tapi sebelum berangkat, saya searching di internet sudah diberlakukan kartu bus.

"Tidak bisa, harus pakai kartu," jawab si cewe.

"Di mana beli kartunya," tanya saya lagi.
"Turun aja ke bawah (metro underground), di sana bisa beli kartunya," jawab si cewe sambil tangannya menunjuk tangga ke bawah menuju metro.

Setelah berterima kasih, saya pun segera menuju ke sana dan menuruni tangga.

Loket tiket yang dekat tangga tutup. Terdapat kertas bertuliskan di loket mana bisa membeli tiket atau kartu. Saya berjalan cepat menuju ke sana. Sesampainya di loket yang dimaksud, saya bertanya pada petugas cantik. "Kartu EGO berapa?" tanya saya. EGO adalah nama perusahaan yang mengoperasikan bus-bus di Ankara.
"4 lira," jawabnya.
"Beli 2," ucap saya. Satu akan saya gunakan sekarang, satu lagi untuk hari Minggu selesai rapat. Kembali dari hotel menuju Kızılay.


Kartu EGO sekali pakai


Setelah dapat kartu sekali pakai, saya segera kembali ke atas. Sayangnya saya salah naik eskalator. Saya malah muncul di seberang. Jadinya harus nyeberang lagi pakai jembatan penyeberangan. Padahal turun lagi juga bisa tapi sama aja, kalo turun ga pake eskalator dan di bawah harus melalui pemeriksaan dulu. Repot.

Ceritanya saya naik lagi jembatan penyeberangan. Lalu menunggu bus no 413 yang akan membawa saya menuju hotel di Çankaya. Kaki sudah pegal. Bus datang, tapi penuh. Saya ga jadi naik. Tak berapa lama datang lagi bus nomor yang sama. Saya pun naik tapi ga kebagian tempat duduk. Untungnya menuju hotel hanya beberapa menit saja (kurang dari 20 menit).

Sesampainya di depan hotel, saya menelpon teman sekamar saya (yang sudah sampai di hotel kemarin) untuk menjemput saya di lobi.  Kami pun bertemu untuk pertama kalinya di dunia nyata, setelah sekian tahun berkomunikasi di dunia maya.

Kami langsung sarapan di restoran di dalam hotel. Setelah sarapan, kami ke kamar dulu untuk menyimpan barang saya. Setelah itu kami mengikuti training dengan pembicara bapak Dirjen Dukcapil, Dirjen Perlindungan WNI, dan Ibu Polda NTB. Setelah beres 3 pembicara dari Indonesia, jeda dulu untuk ishoma. Kemudian dilanjutkan dengan 2 pembicara dari Turki, yaitu dari lembaga keimigrasian dan kepolisian. Dan selesailah acara hari pertama.

Setelah salat magrib, saya dan teman sekamar, jalan-jalan ke Nişantaşı Pazarı yang berlokasi di dekat hotel. Muter-muter di situ untuk melihat-lihat baju dan barang lain. Beli midiye dolması dua biji. Terus balik ke hotel yang kemudian dilanjutkan makan malam di restoran Çöp Çöp Kebab yang berlokasi di belakang (seberang) hotel.

Selesai makan malam, acara bebas. Saya dan teman sih pulang ke kamar. Capek, kaki pegal, jadi beristirahat di kamar saja.

to be continue



No comments:

Post a Comment

Tip dari turis Albania

  sewaktu nongkrong di depan toko ada ibu ot yang nanya harga jaket yang digantung di atas pintu (otomatis menghadap ke toko). pas balik bad...