Kisah Nabi Musa dan Nabi Harun dalam Quran

Kisah Nabi Musa dan Nabi Harun dalam Quran tertulis dalam surat-surat berikut:

Surat Al-Baqarah ayat 49-61

Dan [ingatlah] ketika Kami selamatkan kamu dari [Fir’aun] dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. Dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu. (49) 

Dan [ingatlah], ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan [Fir’aun] dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan. (50) 

Dan [ingatlah], ketika Kami berjanji kepada Musa [memberikan Taurat, sesudah] empat puluh malam, lalu kamu menjadikan anak lembu [sembahanmu] sepeninggalnya dan kamu adalah orang-orang yang zalim. (51) 

Kemudian sesudah itu Kami ma’afkan kesalahanmu, agar kamu bersyukur. (52) 

Dan [ingatlah], ketika Kami berikan kepada Musa Al Kitab [Taurat] dan keterangan yang membedakan antara yang benar dan yang salah, agar kamu mendapat petunjuk. (53) 

Dan [ingatlah], ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu [sembahanmu], maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu; maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (54) 

Dan [ingatlah], ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang", karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya. (55) 

Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur. (56) 

Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu "manna" dan "salwa". Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu. Dan tidaklah mereka menganiaya Kami, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (57) 

Dan [ingatlah], ketika Kami berfirman: "Masuklah kamu ke negeri ini [Baitul Maqdis], dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak di mana yang kamu sukai, dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud, dan katakanlah: "Bebaskanlah kami dari dosa", niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu. Dan kelak Kami akan menambah [pemberian Kami] kepada orang-orang yang berbuat baik". (58) 

Lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan [mengerjakan] yang tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu siksa dari langit, karena mereka berbuat fasik. (59) 

Dan [ingatlah] ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya [masing-masing]. Makan dan minumlah rezki [yang diberikan] Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan. (60) 

Dan [ingatlah], ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak bisa sabar [tahan] dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu: sayur-mayur, ketimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merahnya". Musa berkata: "Maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta". Lalu ditimpakanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu [terjadi] karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu [terjadi] karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas. (61)

Surat Al-A'raaf ayat 142

Dan telah Kami janjikan kepada Musa [memberikan Taurat] sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh [malam lagi], maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun: "Gantikanlah aku dalam [memimpin] kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan." (142)

Surat Thaha ayat 9-12, 17-50, 59-73, 85-95

Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa? (9) 

Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya: "Tinggallah kamu [di sini], sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu". (10) 

Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: "Hai Musa! (11) 

Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa. (12)

Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa? (17) 

Berkata Musa: "Ini adalah tongkatku, aku bertelekan padanya, dan aku pukul [daun] dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya". (18) 

Allah berfirman: "Lemparkanlah ia, hai Musa!" (19) 

Lalu dilemparkannyalah tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. (20) 

Allah berfirman: "Peganglah ia dan jangan takut, Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula, (21) 

dan kepitkanlah tanganmu ke ketiakmu niscaya ia keluar menjadi putih cemerlang tanpa cacad, sebagai mu’jizat yang lain [pula], (22) 

untuk Kami perlihatkan kepadamu sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Kami yang sangat besar, (23) 

Pergilah kepada Fir’aun; sesungguhnya ia telah melampaui batas". (24)

Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, (25) 

dan mudahkanlah untukku urusanku, (26) 

dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, (27) 

supaya mereka mengerti perkataanku, (28) 

dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (29)

[yaitu] Harun, saudaraku, (30) 

teguhkanlah dengan dia kekuatanku, (31) 

dan jadikanlah dia sekutu dalam urusanku, (32) 

supaya kami banyak bertasbih kepada Engkau, (33) 

dan banyak mengingat Engkau. (34) 

Sesungguhnya Engkau adalah Maha Melihat [keadaan] kami". (35) 

Allah berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenankan permintaanmu, hai Musa." (36) 

Dan sesungguhnya Kami telah memberi ni’mat kepadamu pada kali yang lain. (37) 

yaitu ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu suatu yang diilhamkan, (38) 

Yaitu: "Letakkanlah ia [Musa] di dalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai [Nil], maka pasti sungai itu membawanya ke tepi, supaya diambil oleh [Fir’aun] musuh-Ku dan musuhnya". Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku. (39) 

[Yaitu] ketika saudaramu yang perempuan berjalan, lalu ia berkata kepada [keluarga Fir’aun]: "Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?" Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak berduka cita. Dan kamu pernah membunuh seorang manusia, lalu Kami selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan; maka kamu tinggal beberapa tahun di antara penduduk Mad-yan, kemudian kamu datang menurut waktu yang ditetapkan hai Musa, (40) 

dan Aku telah memilihmu untuk diri-Ku. (41) 

Pergilah kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingat-Ku; (42) 

Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; (43) 

maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut. (44) 

Berkatalah mereka berdua: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas". (45) 

Allah berfirman: "Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat". (46) 

Maka datanglah kamu berdua kepadanya [Fir’aun] dan katakanlah: "Sesungguhnya kami berdua adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan janganlah kamu menyiksa mereka. Sesungguhnya kami telah datang kepadamu dengan membawa bukti [atas kerasulan kami] dari Tuhanmu. Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk. (47) 

Sesungguhnya telah diwahyukan kepada kami bahwa siksa itu [ditimpakan] atas orang-orang yang mendustakan dan berpaling". (48) 

Berkata Fir’aun: "Maka siapakah Tuhanmu berdua, hai Musa?" (49) 

Musa berkata: "Tuhan kami ialah [Tuhan] yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk." (50)

Berkata Musa: "Waktu untuk pertemuan [kami dengan] kamu itu ialah di hari raya dan hendaklah dikumpulkan manusia pada waktu matahari sepenggalahan naik". (59) 

Maka Fir’aun meninggalkan [tempat itu], lalu mengatur tipu dayanya, kemudian dia datang. (60) 

Berkata Musa kepada mereka: "Celakalah kamu, janganlah kamu mengada-adakan kedustaan terhadap Allah, maka Dia membinasakan kamu dengan siksa". Dan sesungguhnya telah merugi orang yang mengada-adakan kedustaan. (61) 

Maka mereka berbantah-bantahan tentang urusan mereka di antara mereka, dan mereka merahasiakan percakapan [mereka]. (62) 

Mereka berkata: "Sesungguhnya dua orang ini adalah benar-benar ahli sihir yang hendak mengusir kamu dari negeri kamu dengan sihirnya dan hendak melenyapkan kedudukan kamu yang utama.(63) 

Maka himpunkanlah segala daya [sihir] kamu sekalian, kemudian datanglah dengan berbaris, dan sesungguhnya beruntunglah orang yang menang pada hari ini." (64) 

[Setelah mereka berkumpul] mereka berkata: "Hai Musa [pilihlah], apakah kamu yang melemparkan [dahulu] atau kamikah orang yang mula-mula melemparkan?" (65) 

Berkata Musa: "Silakan kamu sekalian melemparkan". Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka. (66) 

Maka Musa merasa takut dalam hatinya. (67) 

Kami berkata: "Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul [menang]. (68) 

Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir [belaka]. Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang". (69) 

Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud, seraya berkata: "Kami telah percaya kepada Tuhan Harun dan Musa". (70) 

Berkata Fir’aun: "Apakah kamu telah beriman kepadanya [Musa] sebelum aku memberi izin kepadamu sekalian. Sesungguhnya ia adalah pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu sekalian. Maka sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kaki kamu sekalian dengan bersilang secara bertimbal balik, dan sesungguhnya aku akan menyalib kamu sekalian pada pangkal pohon kurma dan sesungguhnya kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya". (71) 

Mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak akan mengutamakan kamu daripada bukti-bukti yang nyata [mu’jizat], yang telah datang kepada kami dan daripada Tuhan yang telah menciptakan kami; maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan. Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini saja. (72) 

Sesungguhnya kami telah beriman kepada Tuhan kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami dan sihir yang telah kamu paksakan kepada kami melakukannya. Dan Allah lebih baik [pahala-Nya] dan lebih kekal [azab-Nya]" (73)

Allah berfirman: "Maka sesungguhnya kami telah menguji kaummu sesudah kamu tinggalkan, dan mereka telah disesatkan oleh Samiri." (85) 

Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. Berkata Musa: "Hai kaumku, bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu suatu janji yang baik? Maka apakah terasa lama masa yang berlalu itu bagimu atau kamu menghendaki agar kemurkaan dari Tuhanmu menimpamu, lalu kamu melanggar perjanjianmu dengan aku?" (86) 

Mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak melanggar perjanjianmu dengan kemauan kami sendiri, tetapi kami disuruh membawa beban-beban dari perhiasan kaum itu, maka kami telah melemparkannya, dan demikian pula Samiri melemparkannya". (87) 

kemudian Samiri mengeluarkan untuk mereka [dari lobang itu] anak lembu yang bertubuh dan bersuara, maka mereka berkata: "Inilah Tuhanmu dan Tuhan Musa, tetapi Musa telah lupa". (88) 

Maka apakah mereka tidak memperhatikan bahwa patung anak lembu itu tidak dapat memberi jawaban kepada mereka, dan tidak dapat memberi kemudharatan kepada mereka dan tidak [pula] kemanfa’atan? (89) 

Dan sesungguhnya Harun telah berkata kepada mereka sebelumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu hanya diberi cobaan dengan anak lembu itu dan sesungguhnya Tuhanmu ialah [Tuhan] Yang Maha Pemurah, maka ikutilah aku dan ta’atilah perintahku". (90) 

Mereka menjawab: "Kami akan tetap menyembah patung anak lembu ini, hingga Musa kembali kepada kami." (91) 

Berkata Musa: "Hai Harun, apa yang menghalangi kamu ketika kamu melihat mereka telah sesat, (92) 

[sehingga] kamu tidak mengikuti aku? Maka apakah kamu telah [sengaja] mendurhakai perintahku?" (93) 

Harun menjawab: "Hai putera ibuku janganlah kamu pegang janggutku dan jangan [pula] kepalaku; sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata [kepadaku]: "Kamu telah memecah antara Bani Israil dan kamu tidak memelihara amanatku." (94) 

Berkata Musa: "Apakah yang mendorongmu [berbuat demikian] hai Samiri?" (95)

Surat Al-Qasas ayat 19-37

Maka tatkala Musa hendak memegang dengan keras orang yang menjadi musuh keduanya, musuhnya berkata: "Hai Musa, apakah kamu bermaksud hendak membunuhku, sebagaimana kamu kemarin telah membunuh seorang manusia? Kamu tidak bermaksud melainkan hendak menjadi orang yang berbuat sewenang-wenang di negeri [ini], dan tiadalah kamu hendak menjadi salah seorang dari orang-orang yang mengadakan perdamaian". (19) 

Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota bergegas-gegas seraya berkata: "Hai Musa, sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah [dari kota ini] sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasehat kepadamu". (20) 

Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdo’a: "Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu". (21) 

Dan tatkala ia menghadap ke jurusan negeri Mad-yan ia berdo’a [lagi]: "Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar". (22) 

Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan [ternaknya], dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat [ternaknya]. Musa berkata: "Apakah maksudmu [dengan berbuat begitu]?" Kedua wanita itu menjawab: "Kami tidak dapat meminumkan [ternak kami], sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan [ternaknya], sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya". (23) 

Maka Musa memberi minum ternak itu untuk [menolong] keduanya, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdo’a: "Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku". (24) 

Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata: "Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberi balasan terhadap [kebaikan]mu memberi minum [ternak] kami". Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya [Syu’aib] dan menceritakan kepadanya cerita [mengenai dirinya]. Syu’aib berkata: "Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu". (25) 

Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja [pada kita], karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja [pada kita] ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya". (26) 

Berkatalah dia [Syu’aib]: "Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah [suatu kebaikan] dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik". (27) 

Dia [Musa] berkata: "Itulah [perjanjian] antara aku dan kamu. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku [lagi]. Dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan". (28) 

Maka tatkala Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan dan dia berangkat dengan keluarganya, dilihatnyalah api di lereng gunung ia berkata kepada keluarganya: "Tunggulah [di sini], sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari [tempat] api itu atau [membawa] sesuluh api, agar kamu dapat menghangatkan badan". (29) 

Maka tatkala Musa sampai ke [tempat] api itu, diserulah dia dari [arah] pinggir lembah yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu: "Ya Musa, sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta alam. (30) 

dan lemparkanlah tongkatmu. Maka tatkala [tongkat itu menjadi ular dan] Musa melihatnya bergerak-gerak seolah-olah dia seekor ular yang gesit, larilah ia berbalik ke belakang tanpa menoleh. [Kemudian Musa diseru]: "Hai Musa, datanglah kepada-Ku dan janganlah kamu takut. Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang aman. (31) 

Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia keluar putih tidak bercacat bukan karena penyakit, dan dekapkanlah kedua tanganmu [ke dada]mu bila ketakutan, maka yang demikian itu adalah dua mu’jizat dari Tuhanmu [yang akan kamu hadapkan kepada Fir’aun dan pembesar-pembesarnya]. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang fasik". (32) 

Musa berkata: "Ya Tuhanku sesungguhnya aku, telah membunuh seorang manusia dari golongan mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku. (33) 

Dan saudaraku Harun dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan [perkataan] ku; sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku". (34) 

Allah berfirman: "Kami akan membantumu dengan saudaramu, dan Kami berikan kepadamu berdua kekuasaan yang besar, maka mereka tidak dapat mencapaimu; [berangkatlah kamu berdua] dengan membawa mu’jizat Kami, kamu berdua dan orang yang mengikuti kamulah yang menang". (35) 

Maka tatkala Musa datang kepada mereka dengan [membawa] mu’jizat-mu’jizat Kami yang nyata, mereka berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang dibuat-buat dan kami belum pernah mendengar [seruan yang seperti] ini pada nenek moyang kami dahulu". (36) 

Musa menjawab: "Tuhanku lebih mengetahui orang yang [patut] membawa petunjuk dari sisi-Nya dan siapa yang akan mendapat kesudahan [yang baik] di negeri akhirat. Sesungguhnya tidaklah akan mendapat kemenangan orang-orang yang zalim". (37)


#KisahNabi

#KisahQuran

#Quran

#KisahMusa

#KisahHarun

#KisahNabidalamQuran

#SejarahNabi

#NabiMusa

#NabiHarun



No comments:

Post a Comment

Belajar Bahasa Turki Online

  Bagi teman-teman yang ingin belajar bahasa Turki,  ini ada kursus singkat sebulan saja. per batch hanya 10 orang. Investasinya murah aja k...