From expensive become friend


Masih ingat kan pasangan turis arab yang saya ceritakan tempo hari? Nah iya, yang waktu H+4 bawa kedua anaknya untuk kenalan.
Mulanya, tahun lalu atau dua tahun lalu, lupa tepatnya. Pokoknya awal ke toko saya saat summer. Saat itu mereka nanya nanya harga pakaian yang dipajang depan toko. Berapa in berapa itu? Ketika diberi tahu harganya, mereka bilang expensive dan pergi. Sepertinya mereka keliling ke toko lain. Dann ternyata mereka balik lagi, lupa apakah masih hari yang sama atau keesokan harinya. Ceritanya mereka balik lagi dan mencoba nawar nawar. Akhirnya mereka sukses belanja di toko saya. Sampe sekarang, jika mereka datang ke alanya (dalam setahun bisa berkali kali), pasti mampir ke toko saya untuk belanja.
"She is my friend," ucap si istri pada suami saya sambil menunjuk saya.
Tapi sayang, kami ga pernah punya waktu khusus untuk ngobrol dengan si istri. Palingan saya membuka percakapan tipis tipis ketika mereka memilih baju. Mereka tuh kalo datang, pilih pilih baju, nawar, beres transaksi langsung pergi.

Kenapa diskon?


Kemaren ada turis swedia yang bertanya kenapa dikasih diskon 😀
Menjelang asar, ada seorang cewe cantik datang ke toko saya dengan maksud membeli longdress harian alias daster ya kalo di indonesia 😊
Setelah saya tanya asalnya, ternyata cewe pirang ini berasal dari swedia. Daster yg disukainya bermotif bunga bunga dengan dua warna dasar yang tersedia yaitu hijau dan hitam. Dia menanyakan harga, saya pun menjawab harganya sekian. Lalu dia meminta keduanya untuk dipantaskan.
"Menurut kamu mana yang lebih cocok dengan warna rambut saya?" tanya nya pada saya sambil memantaskan kedua dasternya.
"Menurut saya sih keduanya bagus buat kamu," jawab saya. Karena dia berkulit putih dan kedua warna itu bagus untuk dia, jadi saya berpendapat demikian. Lalu dia menanyakan letak cermin untuk melihatnya sendiri.
Setelah beres bercermin, dia keluar dengan sebuah keputusan. "Saya mau ngambil uang dulu ya. Saya mau beli keduanya ukuran paling kecil," ujarnya riang.
Tak lama dia kembali dengan membawa uang dua lembar. Seperti anak kecil yang kegirangan, dia tunjukkan uang dua lembar itu pada saya.
Saya menerima uangnya dan melipat dasternya untuk kemudian dimasukan ke kantong. Saya berikan kembalian 20 lira sebagai diskon. "İni diskon untuk kamu," ucap saya sambil memberikan uang 20 lira padanya.
"Kenapa diskon?" tanya nya heran.
Lah dikasih diskon malah heran. "Karena kamu beli dua, jadi saya kasih diskon," jawab saya. İa pun berterima kasih. Tak lupa saya kasih kartu nama sebelum dia pergi.
***
Prinsip saya dalam memberi diskon seperti ini:
* jika customer tidak meminta diskon malah saya lebih senang kasih diskon.
* Jika customer tanya harga terus merasa kemahalan dan tanpa bilang mahal dia bilang gini "nanti kamu kasih diskon ya" atau "give me good price", its ok pasti saya kasih diskon.
Saya ga akan kasih diskon sama customer model gini
* Orang yang nanya harga, pas dikasih tahu langsung bilang MAHAL, padahal belum tau kualitasnya belum nyoba dll. Orang model gini mending go to hell aja
* Orang yang suka ngebandingin dengan toko lain. Ya udah beli aja di toko sana. Ga rugi kok ga dibeliin kamu.

American dream


Asal aja nulis judul ini coz barusan ada turis amrik belanja di sini. Jarang banget alanya kedatangan turis dari amrik. Kalo ada kapal pesiar, suka ada turis amrik yang berkeliaran di castle.
So, bisa dihitung berapa kali toko saya kedatangan turis amrik. Terakhir yang hari ini datang belanja. Mereka orijin dari somalia. Beberapa tahun lalu pernah ada turis amrik asal iran.
Dan sebelum puasa ada pasangan turis amrik, suami keturunan pakistan dan si istri dari ukraina.
"Kamu asal mana? Bahasa inggris kamu bagus?" tanya turis yg cowo.
"İndonesia," jawab saya.
"Pantas saja. Di sini susah nyari orang yg bagus inggrisnya. So far saya ketemu dua orang, yaitu kamu dan dia (nunjuk ke guide nya)" kata turis cowo.
"Oh İndonesia. Saya pernah ke bali," kata si cewe.
"Saya belum pernah ke bali hiks," kata saya.
"Kamu lahir di sini?" tanya si cowo.
"Engga. Saya dari pulau jawa," jawab saya.
Ketika mereka sedang diskusi memilih baju yg cocok utk istri si cowo (istrinya di amrik, ga ikut ke alanya), datang customer lokal. Saya tanya apa yg dicari. Ternyata yg dicari ga ada di toko saya. Saya kasih tahu di toko mana bisa mencarinya. Saya pikir dia akan langsung keluar, ternyata dia diam di pinggir dan memperhatikan kami bercakap.
Setelah transaksi turis amrik beres dan mereka pergi, si cust lokal ini ngobrol ama saya.
Dia terpana melihat kami ngobrol bahasa inggris lancar banget. Dia pengen banget bisa ngomong inggris lancar. Katanya 6 tahun belajar bahasa inggris di sekolah, tapi belum bisa ngomong. Ya memang cara mengajar di sekolah tidak aktif. Kalo kita tidak belajar ngomong sendiri seperti praktek ngomong dengan turis, maka selamanya juga ga akan bisa.
"Kalo kamu mau praktek ngomong english, bisa datang aja ke sini praktek sama saya," ajak saya 😊
Dia pun mengiyakan kalo kapan kapan akan mampir utk praktek english. "Tapi abla jangan lupa sama saya ya," pintanya. Dia pun pamit utk pergi ke toko yang saya tunjukkan.

Bocah cantik


Kemaren menjelang maghrib lagi makan kuaci depan toko, ada bocah cantik sambil minum fruit jus (kemasan kotak) mau masuk ke toko. Ada anak cowo lebih besar yang menunggunya. Saya larang, terus dia nyamperin. Saya kasih kuaci, lalu dia pergi ke toko sepatu di sebelah.
Tak lama kemudian, dia datang lagi nyamperin. Saya suruh duduk di kursi sebelah saya.
"İbu kamu mana?" tanya saya pake bahasa turki.
Si bocah jawabnya pake bahasa yg ga ngerti. İni anak ngomong apa? Ga ngerti saya. Di akhir kalimatnya dia bilang "nieto" yang berarti tidak dalam bahasa rusia. Aduhh ini anak orang rusia.
Si anak anteng aja deket saya walau dia ga ngerti apa yang saya katakan. Kok ortunya ga khawatir ini anak main sendiri di luar. Ya memang tadi ada anak cowo dan cewe lebih gede yang membersamainya, tapi tetep aja mereka masih terlalu kecil untuk menjaga. Dan sekarang bocah ini sendirian di luar.
Di sini jangan sampai lengah menjaga anak. Banyak orang jahat berkeliaran. Banyak kasus penculikan anak, bahkan ketika anak sedang bermain di depan rumah. Sudah banyak kasus yang diberitakan di tv.
Untung bocah ini bisa anteng sama saya. Ketika suami datang, kami pun ngobrol bersama. Hal sama yg suami tanyakan pada bocah ini, "ibu kamu mana?"
Dengan keterbatasan bahasa, kami mencoba bercakap dengan bocah cantik ini. Sampai ketika pasangan arab yg kemaren saya ceritakan datang lagi. Kali ini berdua saja. Anak anak ditinggal di hotel katanya. Kami masuk ke toko, saya ajak si bocah masuk karena khawatir kalo dia di luar sendiri. Tapi rupanya dia lebih memilih pergi ke toko sebelah di mana ortunya sedang sibuk milih sepatu.
Setelah pasangan arab ini beres belanja dan pergi, saya kembali nongkrong depan toko. Tak lama si bocah bersama ortunya yg beres belanja melewati toko untuk kemudian pergi. Kami pun memanggil si bocah dan mengucapkan "paka paka" (bye bye).

We Love You


Baru kali ini ada customer yang menyatakan cintanya pada saya, hehehe.
Customer ini sejak summer tahun lalu belanja di toko saya. Mereka pasangan arab yang berlibur di alanya. Si istri asal irak dan suami asal saudi, mereka tinggal di jordania.
Dalam setahun bisa berkali kali datang ke alanya. Setiap kalinya, mereka selalu mampir ke toko saya untuk belanja. Mereka belanja tidak hanya untuk diri sendiri dan anaknya, tapi juga untuk menghadiahi ART dan pengasuh anak anaknya.
Tahun lalu, terakhir bertemu, si istri bilang kalo ia pengen pindah ke alanya. "Goodbye my love," ucapnya pada pertemuan terakhir tahun lalu.
Awal tahun ini, mereka datang lagi. Terakhir, awal Ramadan. Saat itu, dia bilang akan kembali lebaran.
Ternyata H+4 mereka datang lagi. Menjelang asar, si istri dan anak perempuannya menyapa saya di toko.
"Hello, assalamualaikum," sapa keduanya sambil masuk ke dalam toko.
Saya pun menjawab salamnya dan kami saling berpelukan #bukanteletubiesheheh
Si anak cewe (12 tahun) terlihat exciting bertemu saya. Si ibu memeluk saya erat. Cipika cipiki, mengucapkan selamat lebaran yg telah berlalu 4 hari dan kembali berpelukan.
Si ibu terlihat sangat senang bertemu kembali dengan saya. Saya pun senang bisa bertemu kembali dengannya.
Lalu saya dan anaknya saling menyapa dan berpelukan.
"I will come back," ucap si ibu sambil melangkahkan kakinya keluar.
Saya kembali duduk dan ngobrol dengan anak. Saya ceritakan siapa ibu dan anak barusan.
Tak lama, suaminya dadah dadah di luar. Saya pun keluar menyapanya. Ternyata ada anak lelakinya juga. Si anak (kalo ga salah 14 tahun) tampak malu malu. Saya dan anak lelakinya pun saling menyapa.
Rupanya kedatangan mereka kali ini utk mengajak anak anaknya berkenalan dengan saya. Karena selama mereka bolak balik ke alanya selalu berdua saja, tanpa anak anaknya.
Rupanya saat itu, mereka sedang belanja sepatu di toko sebelah.
"My mom loves you," kata si anak cewe.
"We love you," kata si ibu.
Tentunya saya mengucapkan terima kasih atas rasa cintanya ini.
Aduhh keluarga ini bikin saya tersanjung aja 
Ketika ibu bapanya sibuk di toko sebelah, kedua anaknya sengaja datang ke toko saya.
"My mom always talking about you," kata si anak cewe, yang mana kalimatnya diajarin dulu sama abangnya di luar.
"Yes, my mom always spent one hour to talk about you with her," kata si abang.
Si ibu ngomongin apa aja ya tentang saya ke anak cewenya? Sampe sampe si anak bulak balik datang ke saya terus meluk.
Jadi GR 😊

Ingin ditemani merokok

"Diannn," panggil seorang kenalan dari luar. Kenalan ini cewe turki. Saya bilang kenalan karena cuma kenal dia, ga merasa berteman.
Saya pun segera keluar dan menyapanya.
"Boleh merokok di sini?" tanya dia.
"Boleh aja," jawab saya sambil ngasih kursi buat duduk di luar.
Saya ga bisa melarang untuk merokok di luar, karena di negara ini belum ada larangan untuk merokok di area terbuka. Kalo di dalam toko tentu saja dilarang, plang larangannya pun terpasang.
"Kamu juga duduk di sini," ajaknya.
"Maaf saya lagi puasa dan saya ga suka asap rokok," tolak saya.
Saya pun melengos kembali ke dalam toko dan melanjutkan proof reading yang sebentar lagi DL. Enak aja mau merokok ngajak saya duduk di dekatnya. Kamu merokok terus saya yg menghirup asapnya gituh. Huh semprul 😠
Tak lama, dia pamit pergi sambil ngembalikan kursinya dengan muka yang sedikit kecut. Mukanya jadi kecut karena dia di depan toko duduk sendiri, ga saya temani.

Wow seksi


Kemaren ada ibu rusia bersama beberapa orang datang ke toko, termasuk anak kecil cowok salah satunya. Mereka bermaksud membeli baju big size. Sepertinya mereka melihat tulisan 'bolshoi razmir' (big size) di depan toko saya, jadi mereka memutuskan untuk masuk.
İbu rusia ini yang mau beli bajunya karena dia big size lady. Pertamanya nanya tunik big size. Saya kasih yang paling besar, ternyata ga cukup. Terus mereka lihat lihat blus tangan panjang. Lalu terdengar salah satunya bilang 'futbolka' yang artinya t-shirt. Saya langsung menunjukkan t-shirt big size warna ungu. Dia suka lalu minta ukuran paling besar. Saya kasih nomor 5, it means 5xl. Si ibu mencobanya tanpa membuka bajunya dulu, jadi langsung dirangkap. "Wow seksi," kata si anak cowo. Aduh eta budak geus nyaho seksi sagala hehe.
Saya tunjukkan t-shirt krem model lain dengan ukuran sama. Dia pun mencobanya. Tapi pilihan jatuh ke t-shirt ungu.
"Very nice t-shirt," kata si bocah sambil nenteng kantong isi t-shirt ungu 😁

Bahasa turki logat sunda


H-2, saya meminta salah seorang santri utk datang ke toko karena di saya ada amanat utk disampaikan padanya. Ia datang dengan dua temannya, saya pun memberikan amanat padanya. Mereka tidak langsung pulang, kami ngobrol dulu sebentar. Ketika ngobrol, suami nelpon. Saya bicara dengan suami tentunya berbahasa turki. Bagi orang indonesia yang tahu logat sunda, tentunya akan terpana mendengar saya bicara bahasa turki. Begitu pun dengan para santri tersebut. Setelah menutup telpon, salah satu santri bicara begini, "Ibu tadi bicara bahasa turki tapi tetep ya logatnya sunda." 😁
Yahh begitulah orang asli sunda. Bicara bahasa apapun, logatnya tetep sunda.#udahtikudrat

[New Anthology] Asyiknya Belajar di 5 benua





Bismillah
Berawal dari perkenalan dengan mak Efa Refnita di akhir Februari 2017. Mak Efa mengajak saya untuk berkontribusi dalam proyek menulis antologinya yang bertema Pendidikan dasar di mancanegara. Mak Efa sibuk mencari kontributor penulis di berbagai negara. Kami pun menyamakan visi untuk memberikan manfaat melalui buku yang kami tulis.
Waktu berjalan dan naskah pun terkumpul, 15 negara kala itu. Kami pun mengirimkan naskah tersebut untuk diterbitkan.
Menunggu jawaban atas naskah itu, kami memulai proyek baru. Dan proyek kedua ini malah cepat dapat jodohnya dan terbit lebih dulu, yaitu Ceria Ramadhan di 5 Benua - 25 Negara. Buku Ceria Ramadhan ini diterbitkan oleh Penerbit Ziyad yang alhamdulillah mendapat banyak peminat sehingga menjadi bestseller.
Yah memang naskah pendidikan ini bisa dibilang lama dapat jodohnya. Kami pun memperkaya naskah dengan menambah 3 negara, jadi buku ini mencakup 18 negara di 5 benua.
Berbulan kami lalui, naskah ini sudah keliling beberapa penerbit. Alhamdulillah di bulan Ramadan ini telah bertemu jodoh yang tepat insyaAllah, yaitu penerbit Ziyad Visi Media. Bukunya pun akan segera terbit awal Agustus 2018. Sekarang udah bisa PO 
Inilah buku persembahan 20 emak Indonesia di 18 negara yang menuliskan pengalaman menyekolahkan anak anaknya dalam jenjang pendidikan dasar.
Bagi yang penasaran dengan pendidikan dasar di Luar Negeri, insyaAllah buku ini dapat memberikan informasinya. Buku ini mencakup 18 negara di 5 benua, yaitu Amerika Serikat, Australia, Belanda, Rep. Ceko, Inggris, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Malaysia, Mesir, Singapura, Spanyol, Swedia, Taiwan, Turki, Uni Emirat Arab, dan Finlandia.
ASYIKNYA BELAJAR DI 5 BENUA
PO hanya 89 K (belum termasuk ongkir dari Solo)
5 Juni - 15 Juli 2018
Bagi yang berminat bisa langsung inbox saya.
Terbuka juga bagi yang ingin menjadi reseller.

Yes I am Old


Suatu malam di terminal bus. Saat itu hampir jam 9, sedang menunggu pintu bus dibuka utk tujuan pulang, saya mengobrol dengan seorang ibu bule di halte terminal.
Saya sudah sering melihat ibu bule ini sejak beberapa tahun lalu. Last year pernah ngobrol sekali, tapi sepertinya si ibu sudah lupa. Ibu bule ini temannya (bisa dibilang begitu) seorang ibu turki. Ibu turki ini tetangga saya yg bekerja (bersama suaminya) sbg pembersih toilet di belakang balai kota. Ibu turki ini mengaku kalo ibu bule ini temannya. Ya mereka sering bareng nunggu bus dan suka ngobrol walau dengan bahasa masing masing. Karena ibu turki ga bisa english dan ibu bule ga bisa turkish.
Nah malam itu mereka ngobrol sesuatu tapi sepertinya ibu bule bingung. Saya baru datang ke sana dan berdiri depan mereka. "Kamu bisa english?" tanya ibu bule. Saya pun mengiyakan. Lau saya menerjemahkan utk membantu percakapan mereka. Dari sana mulai nyambung ke percakapan lain. Ibu bule ngomong sesuatu dengan mimik dan gerakan tangan yang seperti sedih, lalu ibu turki bilang gini, "suaminya meninggal."
"Yes I am old," kata si ibu bule pada saya.
"How old are you?" tanya saya.
"Next year I will be 80," jawabnya.
Saya pun menerjemahkan pada ibu turki.
Ibu bule tinggal di sebuah rumah di kaki bukit tempat saya tinggal. Sepertinya blio membeli rumah di sana.
Karena ibu turki bilang kalo suaminya meninggal, saya pun menanyakan ke ibu bule secara tidak langsung.
"And your husband?" tanya saya.
"My husband will come on 13 (kalo ga salah dengar). I have 4 children older than you."
Dia pikir umur saya berapa hehehe
"How old are you?" tanya ibu bule pada saya.
"Next year I will be 40," jawab saya.
Baru dech ibu bule bilang kalo anaknya seumuran saya.
"And this is my daughter," ucap saya sambil menggandeng anak saya.
"Oh, kalian seperti adik kakak," ucapnya 
Kami pun lanjut ngobrol. Saya bilang kalo saya dari Indonesia. Lalu beliau nanya tentang bagaimana saya bisa berada di sini. Saya pun cerita bla bla bla. Lalu ketika beliau mulai cerita tentang asal beliau. "Saya lahir di greenland," ucapnya. Dan supir bus datang membuka pintu bus dan kami pun masuk ke bus lalu ngambil posisi masing masing. Cerita si ibu bule jadinya terputus.
Ya saya ingat, rasanya tahun lalu si ibu bule ini bilang kalo beliau berasal dari denmark. Mudah mudahan lain waktu ketemu lagi utk lanjut ceritanya 

Tarawih di sini ga bagus


"Where are you from?" tanya saya pada turis lelaki yg melihat lihat baju utk ibunya.
"Saya lahir di beirut. Asal dari palestina. Di sini saya tinggal di apartment," jawabnya.
"Kamu tinggal di negara mana?" tanya saya kembali.
"Di sweden. Di sana puasanya lama. Jadi saya datang ke sini aja utk puasa supaya ga terlalu lama," jawabnya sambil memperlihatkan jadwal puasa di smartphone nya. Imsak pukul 2an dan maghrib hampir jam 10 malam. Solat isya jam 23:30-an.
"Tapi taraweh di sini ga bagus," tambahnya.
"Kenapa?"
"Terlalu cepat. Tidak bagus itu. Kami biasanya taraweh 8 rakaat (tanpa witir). Setiap taraweh imam membaca satu juz. Tapi di sini terlalu cepat. Taraweh itu kita harus mendengarkan bacaan quran imam hingga meresap ke hati. Waktu di maroko, masyaallah sangat bagus. Satu juz. Memang lama, tapi meresap ke hati."

Our grand daughter is muslim


Barusan saya kedatangan turis (non muslim sepertinya) yang belanja tunik utk cucunya yg muslim.
"can I help?" tanya saya.
"ya. Our grand daughter is muslim. We want to buy dress for her for Eid," jawab kakek turis.
Sebelumnya saya tanya ukuran badannya agar saya bisa menunjukkan ukuran yang tepat.
"She likes black," tambahnya.
Saya pun menunjukkan tunik hitam beberapa model sesuai ukurannya. Mereka pun memilih salah satunya. Saya tunjukkan lagi yg modelnya polos.
"This is for Eid. It must be nice model," katanya sambil memilih model yang pertama.
Mereka menanyakan harganya, saya pun menyebutkan harga normalnya.
"Untuk sekarang kami beli satu ini dulu," katanya sambil menyerahkan tunik hitam yang dipilihnya.
Sebetulnya mereka masih ingin memilih model lain untuk orang yg lebih dewasa dan lebih kecil tapi sepertina mereka dikejar waktu. Keluarganya menunggu di sebrang toko saya.
Saya bungkus tuniknya. Lalu si kakek mengeluarkan uang dari dompetnya.
"Berapa itu?" tanya si nenek, yang mengingatkan bahwa uangnya masih kurang 10 lira.
Saya mendengarnya, lalu saya bilang, "its ok, thats enough."
Saya pun menyerahkan kantong berisi tunik dan sebuah kartu nama secara terpisah. Siapa tahu balik lagi untuk belanja 
Tidak berapa lama, mereka datang lagi. Namun sayang, yang mereka hendak beli, tidak ada di toko saya. mereka mencari pakaian untuk anak usia 8 tahun. Saya pun menunjukkan toko untuk pakaian anak yang berada di seberang toko.


Hati-hati

Beberapa bulan lalu, ada 2 turis cantik (asal finland) datang ke toko saya. mereka masuk seperti yang terburu-buru. melihat-lihat tunik dan ...